8 : tanggung jawab!

41.1K 2.2K 156
                                    

Warning!!
Asli aku malu sendiri baca nya. Tapi kalo di Skip.... Gimana ya?

Pokoknya kalo gak kuat baca, atau mual. JANGAN BACA!!

Ini untuk menemani malam jum'at kalian wkwkwkwk
***

Reino kembali menelan salivanya saat rasa itu datang kembali. Rasa panas, dan desiran hebat dari darahnya yang berkumpul menjadi satu di bagian tubuh bawahnya. Setetes peluh menetes di dahi Reino karena menahan gejolak itu. Dadanya juga berdetak tak menentu hingga Reino kelu tak bisa berkata apapun.

"M-maaf mas Rei" ucap Anggun.

Betapa gilanya lagi, bocah itu malah diam saja. Tak beranjak sedikitpun dari posisi duduknya di paha Reino. Menyadari sesuatu yang mengganjal dan semakin membesar di pantatnya, kini Anggun sadar akibat dari kesalahannya.

Namun saat Anggun hendak berdiri, tangan Reino segera menariknya kembali untuk duduk di pangkuannya. Hingga gerakan berdiri dan duduk secara tiba-tiba membuat adik Reino di tekan dan semakin mengeras saja.

Reino sudah pasrah. Dia menelungkupkan wajahnya di pundak Anggun yang masih terbungkus seragam SMA nya.

"Kamu harus tanggung jawab" lirih Reino karena tidak mungkin dia harus mengeluarkannya di kamar mandi sekolah. Gimana kalo ada yang lihat atau yang nguping desahan Reino. Bisa di Cap cabul Reino.

Anggun jadi ketar ketir. Gimana caranya dia harus tanggung jawab? Ini masih di sekolah loh. Masa Anggun harus melakukan.... Aduh Anggun saja tidak tahu apa namanya. Tapi melakukan hal itu di kantor Guru, apakah gak akan ketahuan? Seketika mata Anggun melirik pojok kanan dan kiri. Takut terlihat CCTV ketika dia sedang melakukan itu.

"M-mmas Rei..." Lirih Anggun.

"Maafin Anggun. Anggun siap buat tanggung jawab. Tapi Anggun gak siap kalo pake mulut. Tangan Anggun juga masih pegel karena tadi habis bersihin WC cowok. Kalo gak puas Maaf ya Mas Rei"

Mata Reino membulat. Dia menegakan kepalanya. Apa yang di katakan gadis itu sekarang? Apa jangan-jangan Anggun mikir kalo Reino ingin di....

Ya ampun Reino harus gimana jelasinnya. Dia malah tidak sedikitpun terpikirkan untuk menuntut Anggun melakukan itu. Dia hanya ingin Anggun tanggung jawab sampai adik Reino kembali tertidur dengan sendirinya. Bukan menyuruhnya memijat adiknya itu.

"Kamu bicara apa sih Anggun?"

Entah kenapa suara Reino jadi malah serak. Dia benar-benar sedang menahan orentasi seksualnya agar tidak menerkam gadis itu.

"Anggun mau tanggung jawab Mas Rei. Biar adik Mas Rei kembali tidur"

"Terus cara biar adik saya tidur lagi gimana cara kamu nidurinnya?"

"Ya... M-mmijitin adik Mas Rei" Anggun malah jadi gugup

"Emang kamu mau?"

Anggun mengangguk malu-malu. Dengan wajah sangat memerah. Karena adik Reino benar-benar menusuknya saat ini. Kalo bukan di kantor Guru, mungkin sekarang Anggun sudah melempar semua pakaiannya ke lantai. Dan mempersilahkan Reino untuk menerkamnya saat ini juga.

"Tapi Maaf kalo nanti pijitan Anggun gak enak" ucapnya sambil menunduk malu.

Namun tiba-tiba sebuah suara mengagetkan mereka berdua. Suara mang Ujang yang nampaknya akan berpatroli mengelilingi setiap ruangan. Kini Anggun dan Reino saling berpandangan. Mereka tidak mungkin ketahuan sedang pangku-pangkuan begini kan. Dan Reino juga tidak mungkin keluar dengan keadaan adiknya yang masih berdiri. Dengan segera Reino menarik Anggun kedalam kamar mandi kantor Guru.

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang