11 : Hukuman yang Romantis

40.6K 2K 170
                                    

Jangan lupa like sebelum membaca 🙏

Amazing. Satu kata yang ada di pikiran semua cowok. Tatkala Anggun lewat sambil mengibaskan Rambutnya seperti model iklan sampo di Televisi.

Gadis itu berdadah-dadah manja saat anak-anak cowok kelas 10 menyapanya di sisi jendela. Anggun memberikan senyum mautnya hingga mereka kelepek-kelepek sambil bersorak-sorai. Sungguh Aura kecantikan Anggun patut di acungkan jempol, karena tak ada satupun orang yang menyangkal jika Anggun ini jelek.

Langkah gadis itu berhenti pada sebuah Toilet Guru di pojok lorong kelas 10. Masih ingat kan jika Anggun ini di hukum pak Darmanto untuk membersihkan WC? Tapi bukannya Anggun sedih mendapatkan hukuman. Malah gadis itu Senangnya bukan main. Karena kalo Guru cowok ke kamar mandi, ya pasti ketemu Anggun. Termasuk pak Rei-nya itu.

Menatap WC Guru di depannya, tiba-tiba Anggun terkikik geli saat mengingat kejadian kemarin di kamar mandi ruang Guru. Hingga kini tangannya memukul-mukul tembok karena Gemas.

"Kamu waras?"

Pertanyaan itu meluncur dari mulut seorang Guru laki-laki di belakangnya. Kakinya menegang, dadanya dek-dekan. Pucuk di cinta ulampun tiba Dia sangat hafal dengan suara itu.

"MASSS REI—mmmmm"

Anggun berteriak, namun segera Reino tutup mulutnya menggunakan tangan. Bisa bikin orang curiga kalo sampe orang lain dengar. Namun saat Reino membekap mulut Anggun, gadis itu malah kegirangan.

"Ngapain kamu di sini?"

"Pengen ngulang kejadian kemarin Mas"

"Dasar Gila!! "

"Hehehe bercanda Mas. Anggun mau bersihin WC Guru. Sekalian nungguin Mas Rei ke kamar mandi. Eh belum juga mulai, Mas Rei udah muncul aja. Apa jangan-jangan Mas Rei sengaja kesini biar bisa ketemu Anggun ya... hayo ngaku?"

"Enak aja! Saya mau ke kamar mandi"

"Kan ada kamar mandi tempat kita kemarin ehm-ehm di kantor"

Buset apaan tuh ehm-ehm? Masih inget aja tuh bocah. Tapi iya sih, siapa yang bakalan lupa sama kejadian kemarin. Bahkan Reino aja semalam terbayang terus kejadian di kamar mandi kantor.

"Kamar mandi kemarin slot kuncinya rusak. Sekarang lagi di benerin"

"Rusak?" Anggun membulatkan mata. "Mas Rei sih mainnya bringas banget. Sampe bikin slot pintunya rusak."

"Enak aja. Pintunya emang udah rusak Anggun"

"Masa sih? Nggak ah Mas Rei bohong!"

"Serius, saya gak bohong" Reino maju ke hadapan Anggun.

"Bohong! Buktinya kemarin pintunya ketutup"

Reino tanpa sadar makin maju, hingga Anggun ikutan mundur dan punggungnya menyentuh tembok.

"Itu kan tubuh kamu yang nyender pintu. Makanya ketutup"

"Tapi kan Mas Rei yang mojokin Anggun ke pintu. Mana bikin paha sama punggung Anggun sakit lagi. Kayak Mas Reino belum ehm-ehm aja, napsuan banget! Biasanya yang baru pertama itu napsuan"

Reino melotot. Waaahhh bocil jaman sekarang emang beda ya. Pengalaman Reino bahkan kalah sama ni anak.

Dia memajukan wajahnya tepat di depan wajah Anggun. Rasanya Reino terasa terhina sekali di sangka belum pernah melakukan adegan dua satu ples ples. Yaaah meski emang bener juga. Tapi kok ini jadi kesannya Reino merasa di ledek sama anak kecil ya. Seolah-olah anak kecil itu lebih berpengalaman di banding dirinya yang sudah bau tanah.

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang