"Anggun mata lo kenapa?" Tanya Denis ketika Anggun baru tiba di sekolah.
"Iya kantung mata lo juga item banget?" Tambah Cinta.
Terlihat mata Anggun sayu sekali seperti orang mengantuk. Dia ingat seklai semalam dia hanya tidur dua jam karena belajar semalam. Namun bukan sistem kebut semalam yang dia pakai. Sebenarnya dia sudah belajar mati-matian dari sebulan yang lalu dengan Reino, tapi dia hanya ingin mengulang untuk memastikan kemampuan belajarnya.
"Gakpapa gue semalem maraton drakor makanya gak tidur," Alibinya.
"Pantes mukanya sayu bener," Cinta menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ternyata bukan cuma gue yang gak belajar, hehehe.""Ini tuh Hari H ujian, bisa-bisanya kalian gak belajar."
"Emang lu belajar Nis?" Tanya Cinta.
"Kagak," cengir Denis.
"Yaelah, gue juga gak belajar. Tapi gue gak bodoh kaya kalian. Nih liat!" Cinta memperlihatkan pahanya dengan banyak tulisan kosa kata bahasa Jepang yang menurutnya sangat susah di ingat. hingga Anggun dan Denis kaget hingga sontak menutup paha Cinta dengan tubuh mereka.
"Gila ide cemerlang lu Cin."
"Kalo lo bikin contekan gak Nis?"
"Kagak, semalem gue keluar sama Brian."
"Ngapain?" Tanya Anggun dan Cinta.
"Eum ya maen doang di taman," jawab Denis malu-malu.
"Udah jadian?"
"Belum." Denis mengerucutkan bibirnya sedih.
"Huft, sabar ya Cin! Brian emang orangnya gak pekaan."
"Kalo lo sih Nggun? Bikin contekan kagak?" Tanya Denis.
"Bikin dooong," dengan sangat percaya dirinya Anggun menjawab.
"Mana?" Tanya mereka berdua.
"DISINI NIH!" Jawab Anggun sambil menunjuk otaknya sendiri.
Pletak
Denis dan Cinta sontak menjitak kepala Anggun dengan sangat keras hingga gadis itu memekik kesakitan.
"Dasar anak setan kalian berdua!" Umpatnya.
"Kalo bisa gue nyimpen contekan di otak udah dari jaman dulu kali gue lakuin itu." Ujar Cinta.
"Lagian masukin contekan di otak gak bisa semalem, butuh berabad-abad tahun bagi otak gue. Di tambah otak gue juga udah eror, baru aja gue masukin tuh contekan, paginya udah ilang aja." Tambah Denis.
"Woy ngapain kalian gibah di sini?" Tiba-tiba Brian sudah ada aja di lorong sepi ini. Padahal anak-anak yang lain udah pada masuk ke ruangan ujian masing-masing makanya sepi.
"Bukan gibah Yan, lagi meeting buat tempur. Bentar lagi kan di mulai." Jawab Cinta.
"Udah deh jangan di dengerin omongan temen gue, kita ke ruangan Ujian aja yu!" Ucap Denis yang langsung menarik Brian menjauh untuk menuju ruangan ujian yang ternyata mereka samaan.
Kemudian Anggun-pun mencari ruangan Ujian yang ternyata satu ruangan dengan Cinta. Di sana juga ternyata ada Satrio yang satu ruangan dengan Anggun dan Cinta.
Satriopun buru-buru memalingkan mukanya dari arah Anggun dengan wajah sedih. Dia masih tidak sanggup menatap Anggun, karena Satrio takut Cintanya akan semakin sulit di lupakan.
"Eh Sat lu seruangan sama kita?" Sapa Cinta namun tak di di hiraukan Satrio.
"Napa tuh anak? Kenapa ngacangin gue?" Gerutu Cinta. Dipun segera duduk di tempat duduknya yang sesuai dengan nomor ujiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Teacher
RomanceReino seorang pebisnis sukses di usia 28 tahunan ternyata mengidap Impoten karena trauma di masa lalu. Namun apa jadinya jika satu-satunya perempuan yang mampu membuat dirinya Turn On adalah Anggun, Gadis remaja pecicilan, yang ternyata tetangga bar...