14 : Super Hero

27.9K 2K 194
                                    

Aku saranin buat liat dulu MV ini biar emosinya dapet ya 🙏 tapi nggak juga gapapa. Sambil dengerin lagu sedih juga boleh. 🤣 soalnya gue aja dengerin lagu sedih tetep aja ngakak mulu bikin ceritanya. Sumpah gue gak bisa bikin scene sedih.
****

Hujan gerimis turun begitu saja di malam yang tanpa bintang ini. Seperti Anggun saat ini, tanpa Reino di sisinya. Di memandang sepasang kekasih yang berjalan beriringan sambil menggunakan payung. Tidak seperti Anggun, sudah jomblo gak punya payung lagi. Lengkap banget penderitaannya. Mana si Doi lagi sama calon istrinya. Rasanya Anggun ingin memutar lagu Iwan Fals yang judulnya harusnya kau pilih aku.

"Kau... Harusnya memilih aku. Yang lebih mampu menyayangimu berada di sampingmuu..."

Anggun bersenandung sambil menendang botol bekas. Dia tidak peduli lagi dengan baju seragamnya yang sudah basah. Dia harus tetap berjalan agar segera sampai ke rumahnya.

"Kau... Harusnya memilih aku tinggalkan dia! Lupakan dia! Datanglah kepadaku"

Mata Anggun memicing saat melihat mobil Mercedes Banz merah dari kejauhan. Masa itu mobilnya mas Reino? Gak mungkin kan Mas Reino datang untuk menjemput Anggun? Dia menggeleng-geleng. Barang kali ini hanyalah khayalannya saja.

Mobil itu semakin dekat saja berjalan ke arahnya. Dia mengedip-ngedipkan matanya. Barang kali ini masih khayalannya. Namun Anggun salah, mobil itu benar-benar berhenti di depannya.

Tak lama kemudian Reino keluar dari dalam mobil sambil mengeluarkan payung untuk di bukanya.

Anggun membeku di tempat. Ini benar-benar Reino? Dia tidak percaya laki-laki itu datang menjemputnya.

"Bisa gak sih gak bikin orang khawatir?" Bentak Reino ketika baru sampai di depan Anggun berdiri.

Reino memajukan tubuhnya agar Anggun tidak kehujanan. Payungnya hanya satu, jadi Reino terpaksa harus berbagi dengan Anggun.

Anggun tersenyum ceria melihat Reino ada di depannya. Tanpa menunggu lama lagi Anggun langsung memeluk Reino dengan erat hingga payung yang Reino pegang jatuh dari tangan kanannya. Dia membeku di tempat. Keduanya berpelukan di tengah hujan yang tadinya hanya gerimis menjadi deras.

"Makasih Mas Reino udah mau jemput Anggun. Anggun seneng"

Anggun melepaskan pelukannya. Lalu memandang Reino yang masih diam tanpa bergeming. Respon tubuhnya berbeda dibanding tadi bersama Intan. Reino merasa ingin terus memeluk tubuh Anggun ketimbang melepaskannya.

"Mas?" Ucap Anggun sambil berjinjit untuk membuat Reino tidak kehujanan menggunakan tangannya.

"Saya khawatir" lirih Reino.

Anggun tertegun mendengar ucapan Reino. Laki-laki itu menatapnya lekat-lekat. Tak berapa lama kemudian Reino menarik tangan gadis itu kedalam pelukannya kembali. Memeluk gadis itu dengan erat tanpa memedulikan mereka berdua yang kini di bawah guyuran hujan yang semakin deras.

Kini giliran Anggun yang kaget. Dia membulatkan matanya. Pipi sebelah kanannya menyentuh baju kemeja Reino yang basah karena hujan. Dia menyentuh dadanya sendiri yang berdetak sangat cepat. Lalu kembali menyentuh Dada Reino. Memastikan jika ritme dada mereka sama bergetar hebat. Namun kekecewaan kini hinggap di balik kenyataan. Jika Reino tidak merasakan apa yang di rasakannya.

Sedih memang. Tapi Anggun yakin, Reino akan mencintainya suatu saat nanti. Dia menangis di balik hujan yang mengguyur. Menempelkan wajahnya di dada bidang Reino. Lalu memeluk laki-laki itu dengan erat.

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang