27 : Flash Back (trauma)

22.7K 1.6K 459
                                    

Disarankan untuk mendengar lagu sedih, kalo aku dengernya lagu Thailand Jannine Waigel yg judulnya gue sendiri gak tau 🤣 gak bisa baca tulisan Thai sih. *ok jangan di tiru!
Pokoknya lagu sedih lah. Kalo mau denger coba buka link youtube di atas 🖕 siapin korek buat ganjel mata biar gak ngantuk, part ini sampe 2000+ kata jadi sangat panjang menurut gue
***

Flash Back 11 tahun yang lalu....

"Hallo"

.....

"Makan malam? Sama Papa juga?"

....

"Oh iya mbak lagi di sekolah. Ini baru selesai turnamen Basket. Nanti Reino langsung ke Apartment mbak Tia kalo gitu"

......

"Ulang tahun? Waaah, Happy Birthday mbak Tia . Kalo gitu Reino beli kado dulu buat mbak Tia, paling-paling Reino nyampe abis magrib ke Apartment"

......

"Iya mbak. Bye."

Reino mematikan panggilan dari Sintia, Manager Restourant papanya. Bagi Reino mbak Sintia sudah seperti Kaka perempuannya sendiri. Dia baik, cantik, sopan, dan yang paling Reino suka, Mbak Sintia sering mengajak Reino jalan-jalan bersama Papanya juga. Umurnya 25 tahun saat Reino berusia 17 tahun. Meski begitu, kalo Reino dan Mbak Sintia jalan berdua, pasti orang menyangka mereka itu pacaran. Meski wajah mereka kentara sekali, jika Reino adalah Brondong.

"Mau Kemana Rei kok buru-buru?"

Salah satu teman Reino bertanya, saat Reino sudah pamit pada pelatih basket untuk segera pulang. Padahal Reino adalah kapten basket di SMA-nya kenapa malah buru-buru pulang? Bahkan acara pembagian piala saja belum.

"Mau pulang, titip piala Bro! Gue buru-buru ada janji penting"

Teman Reino mengangguk. Setelah pamit pada semua anak-anak basket, Reino segera bergegas mengambil tasnya lalu pergi ke Mall untuk membeli kado buat Mbak Sintia. Wajahnya berseri-seri karena sangat bahagia.

***

Reino menekuri sebuah bangunan Apartment di depannya. Tangannya membawa sebuah kado besar yang isinya adalah boneka. Reino tahu, Mbak Sintia tidak menyukai boneka. Karena karakternya yang tegas dan Hobby taekwondo membuatnya tidak suka hal yang berbau Feminim. Tapi Reino ingin jika mbak Sintia lebih merubah dirinya menjadi seperti wanita pada umumnya.

Saat masuk kedalam Apartment, kaki Reino menuju Lipt namun sayang liptnya mati karena rusak. Reino mendengus sebal, bagaimana ia kuat menaiki tangga sampai lantai 18? Mana tadi Reino habis turnamen, badannya remuk karena kelelahan. Namun itu tidak apa-apa, demi Mbak Sintia Reino rela meski kakinya sakit sekalipun. Dengan semangat yang membara akhirnya Reino naik tangga.

Akhirnya setelah melalui berbagai hal dan keringat membanjiri badan, Reino sampai di lantai 18. Namun senyumnya tidak pernah luntur, Reino masih saja tersenyum bahagia. Karena sebentar lagi akan menemui wanita yang sepesial di hatinya.

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang