34 : rahasia besar

15.9K 1.3K 155
                                    

Aku Update......

Gak ada yang nungguin ya?? Hahaha gak papa lah, aku cuma mau Update aja.

Berita perihal undangan pernikahan Reino dengan Intan tiba-tiba bagaikan bom atom yang meledak di sekolahan. Semua siswa juga mendadak gempar dengan Profile Reino yang tiba-tiba terekspos.

"Pantes Reino Sensei damagenya beda, orang tajir ternyata."

"Calon istrinya aja tajir melintir, apa atuh aku mah cuma butiran upil."

"Masih gak nyangka aja Reino Sensei pengusaha sukses, kalo tahu gitu minta pecingin duit."

Bukan hanya para Siswa yang shok, guru-guru juga sama kagetnya dengan latar belakang Reino dan Rika. Jika saja mereka tahu Reino bukan Guru pengganti biasa, mungkin mereka akan memperlakukan Reino dengan Spesial. Karena mereka tahu Reino adalah salah satu orang berpengaruh dengan yayasan. Seperti sekarang, saat Reino kembali ke dalam kantor Guru, semua Guru langsung menatapnya dengan sungkan.

"Silahkan pak Reino!" Ujar pak Darmanto sambil mempersilahkan Reino duduk bak raja.

"Minum dulu Sei!" Bahkan bu Sepia juga memberikan air putih pada Reino.

"Barang kali mau makan pak," guru lain tak mau kalah, entah datang dari mana mereka tiba-tiba menyerahkan satu mangkuk soto pada Reino.

Reino mendongak, menatap semua Guru yang mengerubunginya.

"Makasih bu, pak."

Reino jadi merasa tidak enak. Dia tersenyum miring pada semuanya. Lalu mengembalikan makanan dan minuman itu pada mereka lagi.

"Saya sedang tidak nafsu makan," ujar Reino.

"Pak Reino mau apa? Biar saya belikan," tawar pak Darmanto.

"Nggak! Nggak! Gak usah pak Dar."

Karena Reino yang mulai risih, dia memutuskan untuk keluar dari kantor guru untuk menenangkan diri. Kejadian seminggu yang lalu saat Intan datang ke sini, benar-benar mengubah segalanya. Kini semua orang menjadi mendadak canggung bila berhadapan dengan Reino. Dan itu sungguh tidak nyaman.

Kaki Reino melangkah pada sebuah atap sekolah yang sepi orang. Dia butuh menenangkan diri disana. Semua murid masih di dalam kelas mereka masing-masing.

"Aaaakkkkkhhh" teriak Reino sambil memijat pelipisnya.

Namun saat dia mengedarkan pandangannya ke arah lain, Reino melihat seorang siswi perempuan yang sedang menatapnya dingin.

"Anggun?" Lirihnya.

Gadis itu tidak masuk di jam pelajaran setelah istirahat.

Menyadari akan kehadirannya, Anggun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Namun buru-buru di cegah oleh Reino.

"Mau kemana kamu?" Reino menarik tangan Anggun.

Anggun memutar bola matanya malas, "kalo mau laporin ya laporin aja."

"Siapa bilang saya mau laporin kamu?"

Anggun langsung menepis tangan Reino yang mencekal pergelangan tangannya, dan memutuskan untuk meninggalkan lelaki itu.

"Tunggu Anggun!" Teriak Reino.

Anggun menghentikan langkahnya, namun membelakangi Reino.

"Gomen," lirih Reino. *maaf

Suara Reino terdengar begitu Prustasi, dan Anggun juga mengetahui hal itu. Tapi, Anggun jauh lebih merasakan sakit di banding Reino.

"Saya memang lelaki pengecut Anggun. Saya gak bisa jujur dengan keadaan saya sama keluarga saya, tapi percayalah, saya punya alasan untuk melakuan itu semua."

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang