26 : Datang Bulan

20.1K 1.7K 272
                                    

Aku kadang lupa buat Update, kalian boleh komen/ nulis di papan profile aku (eh apa sih namanya?) Buat nagih ceritaku. Sungguh aku suka kalo ada yang nagih, "ayo thor di next!, ayo thor di lanjut semangat!, thor belum up ya? Gue nungguin nih, thor lagi gak ada kuota ya? Gue nungguin mulu ceritamu ☹️"

Asli aku suka banget ada readers kek begini 😁 🤣 berasa alarm yang ngingetin aku buat nulis.

***

Reino masuk kedalam Apartment miliknya sambil menenteng keresek besar berisikan berbagai macam pembalut dari beberapa merek dan Varian. Kakinya melangkah masuk naik ke lantai dua untuk memberikan pembalut itu pada Anggun. Dilihatnya gadis itu yang kini tengah berbaring lesu di tempat tidur.

"Maaf Anggun, saya beli pembalutnya lama"

Anggun membuka matanya. Lalu melihat kantung kresek besar yang di bawa Reino.

"Pantesan lama. Mas masih sempet-sempetnya belanja di Supermarket"

"Saya cuma beli pembalut doang kok. Gak belanja apa-apa"

Anggun memutar bola matanya. "Gak belanja apaan? Itu kresek segede gaban apaan coba? Masa semuanya pembalut?"

"Emang semuanya pembalut" jawab Reino masih dengan wajah kesalnya. Gara-gara di sangka mau jualan pembalut.

Anggun tertawa ngakak, gila aja kalo Reino sampai beneran beli pembalut satu kresek besar? Namun tawa Anggun kian terhenti, saat Reino membuka isi kreseknya dan menaruh semuanya tepat di depan wajah Anggun. Gadis itu langsung diam dengan Ekspresi sulit di artikan.

"Mas beli pembalut segini banyaknya buat apaan? Emangnya Anggun keguguran?"

"Saya gak tau kamu pake pembalut yang kayak gimana. Makanya saya beli semua"

"Iya tapi gak gini juga mas" Anggun menepuk jidatnya. Ternyata Reino itu bego juga kalo masalah tentang perempuan. Polos banget.

"Lagian Anggun itu kalo pake pembalut yang gimanapun juga di pake. Kenapa harus pemilih?"

"Kenapa gak ngomong?" Reino mulai kesal.

"Ya... Anggun kan lupa" jawab Anggun sambil menahan senyumnya.

"Gak tau ah saya kesel"

Reino langsung meninggalkan Anggun yang kini masih terbengong di kamarnya. Kenapa respon Reino begitu marah? Kan Reino orang kaya, masa beli pembalut segini aja bisa bikin miskin, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Ngambeknya Reino bikin Anggun pengen ketawa, lucu banget. Anggun buru-buru mengambil pembalutnya untuk ia pakai.

***

Reino masih kesal, gara-gara kejadian di Alay Mart tadi. Sudah beberapa jam dia diam di depan Televisi. Di luar juga sudah mulai gelap, jam sudah menunjukan pukul 6 malam. Reino belum mandi sama sekali karena sekarang dia sedang tidak ingin melihat Anggun. Kan kalo mau mandi harus masuk ke kamar dulu, yang udah di pastikan bakal berpapasan.

Tapi badannya sudah tidak enak. Masa harus disini terus? Akhirnya Reino bangkit berdiri untuk menuju kamarnya. Saat pintu kamar terbuka, Anggun sedang meringkuk sambil memegangi perutnya.

Masih sakit ya? Seketika Reino jadi merasa bersalah.

Reino mendekati Anggun. Gadis itu tampak sangat pucat. Badannya lemas sekali. Anggun juga belum makan. Reino jadi merasa bersalah karena tadi marah-marah dan malah meninggalkan Anggun yang kesakitan.

"Anggun kamu gakpapa?"

Anggun membuka matanya dengan lesu. "Masih sakit mas"

"Saya antar kerumah sakit aja ya"

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang