•
•
•
•
•
•
•
•Dinda berjalan seraya membaca buku osis, tugas apa lagi yang harus ia lakukan.
Helaan nafas kasar keluar dari mulut Dinda setelah dirinya duduk bersama HARPY.
Segelas jus mangga Senja sodorkan untuk Dinda, agar gadis itu dapat mengurangi rasa capeknya.
Dua minggu ini Dinda akan sangat disibukkan untuk pelaksanaan lomba antar sekolah, karna SMA Bintang Biru, kali ini akan menjadi tuan rumah. Dan lagi, Dinda juga seorang wakil ketua osis.
"Duh, Bu Wakil sibuk banget," ujar Maura menggoda. Dinda memutar bola matanya, menyenderkan tubuhnya.
"Kalo bisa pengen gue oper ke lo, Ra." ujar Dinda.
Maura menggeleng cepat. "Nggak Din makasih banyak."
"Kalo masuk osis ditanya-tanya dulu, ya?" tanya Syenia.
"Iya."
"Ditanya apa aja?" kali ini Mawar yang bertanya.
"Alasan masuk osis, visi-misi." jawab Dinda, lalu menyeruput jus.
"Kalo gue ditanya alasan masuk osis jawaban nya adalah, 'untuk mencari kesibukan karna hidup gue terlalu nolep'." Ujar Mawar. "Tapi nggak minat deh masuk osis, hehe."lanjutnya dengan menunjukkan gigi gingsulnya.
"Visi-misi nya?" tanya Senja.
"Visi foya misi foya, visi-misi foya-foya, don't play-play bosquaaahh." balas Maura sambil tertawa.
"Annyeong mantan kesayangan," seruan dari Ragil menyapa Maura membuat senyum gadis itu luntur.
"Apa lo?!" tanya Maura garang.
"Bawa santuy, dong Ra." ujar Elang.
Maura mendelik pada Elang.
"Ebuset tu mata tajem bener." cibir Ata. "Ehh, kalian ada liat Gavan nggak? Ngilang tuh si Bos."
Syenia mengangkat bahunya tanda tidak tahu. ia juga sedang kebingungan mencari kemana perginya Alea sejak tadi. "Terakhir gue liat Gavan tadi pagi, dia bilang mau temuin Alea. Barusan gue nyari Alea ke ruang musik nggak ada." jelas Syenia.
"Gue curiga." celetuk Deon membuat semua pasang mata teralih padanya. Merasa jadi sasaran utama membuat Deon menjadi gugup sendiri. "Dari kemaren si Bos nempel mulu sama Alea. Terus sekarang, dua orang itu ilang bersamaan. Aneh nggak?"
"Mungkin kebetulan," ucap Dinda tidak mau salah sangka.
"Bener tuh kata Dinda. Kita nggak boleh asal menyimpulkan sesuatu tanpa bukti." ujar Maura.
Ragil menyubit lengan Maura pelan, sangat tak tertahan jika melihat mantannya itu berbicara hal seperti itu. "Sok bijak lo!"
"Ragil!! Sakit tau." ekspresi marah yang Maura perlihatkan justru membuat Ragil gemas dan gencar menggodanya.
"Sakit? Maaf ya sayang," dengan hati berbunga-bunga Ragil mengusapi lengan Maura yang baru ia cubit. Tapi, Maura langsung menepisnya kasar.
"Nggak usah modus!!"
"Gavan ada dirumah nya." kini semua pandangan beralih tertuju pada Elgath yang baru saja mengeluarkan suara. Cowok itu kini sudah duduk santay dengan tangan yang memegang es teh manis dan ponselnya.
"Balik nggak ngajak-ngajak." Rafael merasa sebal.
"Kerumah Gavan sekarang yuk, sekalian gue ikut wi-fi-an." ajak Ata.
"Nggak modal banget." cibir Mawar.
"Kalo ada yang gratis kenapa ngga." balas Ata, sambil menaik turunkan kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVAN [On Going]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca!!] [Tiktok: @buttersweet47] Alea adalah gadis cantik beramput sepinggang yang mempunyai prestasi baik dikelasnya. "Jadi pacar pura-pura gue selama tiga bulan." "WHAT??!!! Lo gila? Gue gamau lah!" "gaada yang nyuruh lo nolak...