•
•
•
•
•Saat ini suasana ruang tamu sangat menyengat. Dikelilingi orang-orang dengan tatapan curiga sangat menusuk. Alea berdehem singkat. Suasana ini yang sangat Alea benci, kenapa? Karna mereka mengira Alea dan Gavan pacaran. Padahal aslinya....
"Berapa lama pacaran?" tanya Ata sudah memakai kacamata ala guru yang sedang memarahi muridnya.
"Kenapa nggak ngasih tau? Jadi nggak dapet makan-makan." Deon berujar lesuh, Ragil menoyor kepalanya.
"Makanan mulu otak lo!"
"Dari pada isi otak gue VCS," balas Deon.
"VCS apa?" tanya Senja.
Ragil dan Deon saling memandang, kemudian Ragil menjawab,"Video Call Sholat."
Maura mendongakkan kepalanya, karna hanya dirinya yang duduk dilantai tanpa beralasan. "Kegiatan yang positif." Maura tersenyum simpul. "Gue juga mau lakuin VCS."
"NGGAK BOLEH!" Pekik para inti LEONOIR, membuat alis Maura berkerut heran.
"Kenapa nggak boleh? Tapi bener lho kata Maura, itu hal yang positif." ujar Mawar.
"Pokonya nggak boleh." jawab Gavan finish.
"Aneh banget orang mau tobat masa nggak boleh." cibir Alea.
"Arti VCS sebenernya adalah...." Gavan dan yang lainnya kecuali para cewek kompak melototkan matanya pada Rafael.
"Vidio Call santuy," Gavan melempar barang terdekat seperti tutup toples contohnya, pada Rafael yang tercengir tak berdosa. "Mati lo!"
"Satu pertanyaan belum terjawab." sialan, Syenia kenapa dibahas lagi, padahal keliatannya udah pada lupa tuh.
Elang merangkul Syenia. "Daya ingat lo bagus juga." pujinya.
Syenia melepas kasar tangan Elang dari bahunya. "Berat! Tangan lo banyak dosanya."
"Bukan tangan doang, seluruh badan juga banyak dosanya tuh." sahut Rafael.
"Dosa terlalu banyak mainin hati cewek." sindir Ata. Masalahnya yang tersindir bukan hanya Elang, tapi Rafael juga.
"Sekarang kasih tau yang sejujur-jujur -nya sama kita bos." ucap Deon meminta penjelasan. Di angguki lainnya, hanya Elgath yang tidak. Baginya jika Alea dan Gavan berpacaran itu hak mereka, karna mereka punya privasi masing-masing yang mungkin nggak bisa dikasih tau orang lain.
"Kita nggak pacaran," ucap Gavan.
"Iyakan sayang?" timpalnya bertanya pada Alea. Alea langsung menoleh, memandang Gavan dengan tatapan mematikan.
"OMO! Kalian pacaran!" Maura yang langsung bangkit dari duduknya, menutup mulut dengan kedua tangannya.
Alea menginjak kaki Gavan. Sebenarnya tidak ada apa-apanya bagi Gavan, namun Alea kesal saja hawanya pengen tonjokin orang didepannya ini.
"Apa sih, sayang?" Gavan mengaduh.
"Cungur lo ya Van minta di jait!" Alea menatap tajam orang didepannya yang membuatmu terjebak seperti ini.
Gavan memukul pelan bibir Alea. "Mulut lo yang perlu dijait! Ngomong kasar."
"Jait aja pake bor." Ata mengompori. Wah, minta di gorok nih sama Alea.
"Jadi kalian beneran pacaran apa nggak?" tanya Elang ingin memastikan jawaban keduanya yang berbeda.
"Nggak!" jawab Alea cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVAN [On Going]
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca!!] [Tiktok: @buttersweet47] Alea adalah gadis cantik beramput sepinggang yang mempunyai prestasi baik dikelasnya. "Jadi pacar pura-pura gue selama tiga bulan." "WHAT??!!! Lo gila? Gue gamau lah!" "gaada yang nyuruh lo nolak...