22. SURAT TANPA PENGIRIM

1.2K 126 19
                                    


Hay, aku resmi ganti nama tiktok ya @buttersweet47

-Sehebat apapun orang, pasti butuh support system-

Jar of hearts by christina perri

•••

"Duduk disitu aja, Al." Gavan menunjukkan meja dengan kursi untuk dua orang.

Setelah beberapa menit diperjalanan menuju mall, mereka telah sampai ditujuan. Saat ini mereka sedang menunggu pesanan mereka datang, karna Alea merengek laper. Roti saja tidak cukup mengganjal perutnya.

Kedua nya menunggu dengan kesibukkan masing-masing, hingga makanan pun datang. Pelayan itu meletakkan baso yang dipesan bersama es coklat, jus strawberry dan kemudian disusul ice cream.

Gavan menyauk mangkok sambel dari genggaman Alea, gadis itu sudah menghabiskan hampir setengah bagian. Alea berdecak kesal. Lalu, Gavan menuangkan banyak kecap pada mangkok Alea hingga warnanya kehitaman.

Umpatan dan sumpah serapah terus Alea lontarkan pada lelaki yang menjabat sebagai pasangan pura-puranya ini, lantaran Alea tidak suka mencampur kecap dengan makanan. Menurutnya rasanya akan menjadi aneh dan tidak jelas.

Mood-nya sudah hancur untuk memakan makanan ini. Menatap malas, dan memainkan kuah bakso. Gavan dalam suapnya sesekali melirik, lelaki itu kemudian menyenderkan diri dan bersedekap dada.

"Kenapa gak dimakan?" tanya Gavan seperti seorang ayah yang memarahi putrinya yang sedang mogok makan.

Alea yang semula sedikit menunduk kini mengangkat kepalanya, pandangannya langsung bertemu dengan Gavan. "Gamau gasuka gelay,"

"Yaudah pesen lagi," kata Gavan sambil malahap sayuran dari baksonya.

Alea menghembuskan nafas kasar membuat Gavan kembali manatap padanya.

"Kenapa lagi cantik, hm?" tanya Gavan.

"Makasih, gue emang cantik." balas Alea. Gavan tertawa mendengar jawaban gadis yang menggunakan jaketnya itu.

"Gue pese-" perkataan Gavan terhenti karna pergerakkan Alea yang menukar mangkok bakso mereka.

"Lama kalo pesen lagi, gue laper parah." Alea langsung melahap bakso yang seharusnya milik Gavan. Gavan mengukir senyuman tipis sembari memandang gadis cantik didepannya.

"Kaya gak pernah dikasih makan lo," kekeh Gavan.

"Iya, gue belum makan dari pagi. Roti dari lo aja gak cukup buat anak-anak gue,"

Sebelah alis Gavan terangkat. "Bunda emang kemana?"

Alea menelan susah payah bakso yang berukuran besar itu, kemudian menjawab, "nginep dirumah nenek soalnya lagi sakit,"

"Durhaka lo jadi cucu nggak jenguk nenek lo," cerca Gavan.

Eeerrgghhh

Alea bersendawa setelah menghabiskan makanan nya dan hal itu membuat suara yang lumayan besar, sehingga para pasang mata menatap ke arahnya. Dengan malu Alea mesam-mesem.

"Al, foto-in gue," titah Gavan namun suara lebih kecil dari biasanya.

"Serius pose lo gitu?" tanya Alea dengan tawaan tertahan.

GAVAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang