第41章

110 29 0
                                    


Kondisi Lize benar-benar tidak terlihat baik.

Marie terus berkata 'Untungnya itu masih belum terlalu serius.' 

Kamu mengatakan 'masih' ? Raytan tertawa mengejek. 

Dia bisa merasakan bahwa Lize yang sedang berbaring tak berdaya di tempat tidur saat ini, terlihat seperti hampir sekarat. Lize tertidur atau pingsan tanpa kesadaran, dia tidak bisa memastikannya.

Raytan dengan hati-hati membawa tangan Lize ke depan hidung dan bibirnya. Dia mengingat kata-kata Marie yang mendefinisikan kondisi Lize dengan 'diam', merasa lega karena melihat dia masih bernapas dengan tenang. Raytan membuka bibirnya.

"Berapa lama lagi ibu ingin hidup seperti ini?"

Yang berarti ... Berapa lama ibu ingin menahannya?

Raytan tahu namun juga tidak tahu pada saat yang sama. Ibunya melakukan apa pun yang diperlukan dan hanya bertahan, bertahan dan bertahan untuk semua hal. Lize hanya hidup untuk satu tujuan. Dia tidak akan pernah mati sampai tujuan itu tercapai. Bukannya Raytan tidak bisa memahami perasaan ibunya.

Namun, Raytan dulu merasa semuanya terasa sia-sia. Terkadang, itu terasa sesak. Penampilan Lize, yang berjuang dengan namanya, dan segalanya. Dia melihat itu semua, tetapi tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkan ibunya

Raytan mengarahkan pandangannya ke Lize lagi untuk sementara dan segera setelah itu dia berdiri dan meninggalkan ruangan. Sebelum dia benar-benar pergi, dia memerintahkan Marie.

"Jika ibuku akhirnya bangun, hubungi aku. Kapanpun itu."

Raytan melangkahkan kakinya kedalam perpustakaan. Setelah itu, dia mengambil buku yang diminta Sezh sebelumnya, 'The Wizards of Delhender'. Raytan tidak bisa mengira-ngira mengapa Sezh tiba-tiba ingin membaca buku ini. Itu karena buku ini benar-benar cukup aneh baginya.

Jelas, dia juga membaca ini bukan karena dia menemukan sesuatu di buku itu yang membangkitkan minatnya. Selain itu, dia tidak bisa mendapatkan informasi apa pun yang dia butuhkan dari buku ini. Namun, dia sudah selesai membaca buku itu, jadi bukan masalah besar untuk meminjamkannya pada Sezh.


Ketika Raytan datang dengan pikiran ringan keluar dari istana dan melihat sekeliling untuk mencari seseorang.

"Kenapa kami harus mati? Kami tidak melakukan kesalahan apa pun!"

Sebuah jeritan pecah menghantam gendang telinganya. Raytan  sekarang sudah terbiasa dengan suara itu. Raytan tahu hanya ada satu orang yang memiliki suara itu di Istana Kekaisaran. Akhirnya, Raytan melihat Lillian yang bersenang-senang menghajar Sezh di depannya.

"Perempuan menyebalkan ini!"

Sepertinya Lillian ingin memangsa Sezh sampai mati lagi hari ini. Hujan umpatan dan hinaan, juga telapak tangan yang selalu ditampar dengan kejam, sungguh pemandangan yang sangat familiar. Tak terhitung berapa kali dia menyaksikan Lillian membuatnya marah.

Lilian menjambak rambut Setz saat dia berjalan, membuntutinya seperti tahanan dengan kepala tertunduk. Sezh terus memanggil nama 'Luna' sambil berusaha memegang syal dengan kuat.

Ah, pernah ada waktu seperti ini. Lilian berpura-pura baik dan ingin bermain bersama Sezh. Setelah menipu Sezh, dia mengurungnya di gudang di mana ada desas-desus yang mengatakan hantu muncul di sana. Sezh dikurung di ruangan itu sepanjang hari.

'Nona Luna, kamu juga tahu tentang ini. Aku berbicara tentang afasia yang diderita Putri.'

[Catatan: Afasia adalah suatu kondisi yang merampas kemampuan Anda untuk berkomunikasi. Ini dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk berbicara, menulis, dan memahami bahasa, baik lisan maupun tulisan. Afasia biasanya terjadi tiba-tiba setelah stroke atau cedera kepala.]

The Tyrant's Beloved Doll (Drop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang