Untuk kembali ke Istana Kekaisaran dari rumah Franz, Raytan harus melalui pasar.
Dia berjalan melalui gang di mana orang jarang berkeliaran. Dia sering keluar pada malam hari selama beberapa hari terakhir, jadi matanya menjadi lebih baik beradaptasi dengan kegelapan.
Dia berjalan di tempat yang biasanya sepi. Tapi hari ini, dia mendengar suara keras dari lokasi terdekat dia berjalan.
Itu adalah sebuah teriakan.
Raytan yang akhirnya keluar dari gang, melihat keluar dan melihat pemandangan yang tidak terduga.
"...Sezh?"
Raytan memastikan apa yang dilihatnya berulang kali, tidak diragukan lagi itu adalah Sezh. Berdiri di sampingnya juga seseorang yang dia kenal : Mathias Kareem.
Saat itulah Raytan mulai mengerutkan kening-
"Hiks..."
Mendengar tangisan Sezh, tubuh Raytan menegang. Melihat kondisi Sezh, dia seperti lupa bernapas. Raytan bahkan tidak punya waktu untuk berpikir mendalam tentang apa yang terjadi dan dengan cepat bergegas ke arahnya.
***
"Lu...na..."
Sebuah tangan putih kecil dengan lembut mengguncang tubuh Luna, tetapi tidak ada jawaban. Luna tidak bergerak.
"Bohong..."
Kenapa seperti ini. Baru saja, matanya dan Luna bertemu. Luna baru saja melihat dan tersenyum padanya beberapa menit yang lalu. Sezh tidak bisa mengerti apa yang terjadi.
Darah mengalir dari kepala Luna yang bocor. Tangannya juga lemas.
"Putri..."
Mathias yang berada di sisinya, merasa putus asa. Dia menekuk kakinya dengan wajah tertunduk dan mencoba memindahkan Sezh dari posisinya saat ini. Tapi Sezh menepis tangan Mathias.
"Saya akan memanggil seseorang dan menyuruh mereka untuk memindahkan mayatnya. Jadi tolong..."
"Tidak! Lepas!"
"Putri-"
"Luna-!"
Sezh menangis. Memegang tangan Luna yang masih hangat, dia meletakkan kepalanya di dadanya dan menangis.
Luna masih memegang kantong kertas di tangannya. Sezh bisa melihat stroberi di dalam kantong kertas compang-camping itu.
'Aku hanya ingin makan kue dengan Luna. Kue yang dibuat Luna adalah yang terbaik di dunia...'
Sezh tidak bermaksud begitu. Dia hanya ingin mengatakan bahwa Luna hanya perlu bersamanya. Itu sudah cukup. Jika saja dia tidak mengatakan itu, Luna tidak akan pernah mati dengan cara ini.
Tidak, apakah Luna benar-benar mati?
Mungkin Luna menahan napas. Dia mungkin belum mati. Jika Sezh membawanya ke dokter ...
Sezh mengguncang tubuh Luna tanpa henti.
"Luna, Luna......"
Tubuh Luna yang tak bernyawa bergetar lemah. Namun, itu semua gerakan yang datang darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Beloved Doll (Drop)
RomanceDari BAB 38 (Webnovel Terjemahan Korea) Untuk bab sebelumnya silakan dicari ya. Author(s) : Baek Yi Dam Artist(s) : Anz # terjemahan ini tidak 100% akurat # # sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #