Sezh tidak bisa menahan penampilannya yang kelelahan.
"Putri, apa anda tidak tidur semalam? Kulit anda tidak terlihat bagus hari ini." Kaen, yang datang membawa makanannya, bertanya dengan cemas. "Mungkin karena tempat tidur anda tiba-tiba berubah. Apa anda ingin teh untuk insomnia?"
"Bukan begitu... tadi malam, Kak—"
"... Apa anda berbicara tentang Yang Mulia?" Wajah Kaen menjadi ketakutan.
Melihatnya, Sezh kemudian buru-buru berbicara, "Tidak, bukan. Kau benar. Ini pasti karena tempat tidurnya telah berubah."
"Saya mengerti. Kalau begitu, saya akan menyajikan teh untuk anda di malam hari. Jika anda meminumnya, anda akan dapat tertidur nyenyak."
"...Ya. Terima kasih, Kaen." Sezh tersenyum tidak wajar.
Kaen masih takut pada Raytan. Tapi itu wajar. Kalau dipikir-pikir saat ini, siapa di Denhelder yang tidak takut padanya? Jadi... Sezh berpikir akan lebih baik untuk tidak memberi tahu Kaen bahwa Raytan datang ke kamarnya untuk tidur tadi malam.
Sezh sendiri sebenarnya juga bertanya-tanya, kenapa Raytan meninggalkan kamarnya sendiri dan malah pergi ke kamarnya untuk tidur?
Dan kenapa pula dia datang pada jam selarut itu?
Sezh akhirnya memutuskan untuk merahasiakannya.
"Silakan segera makan makanan anda, Putri. Anda pasti lapar."
Sezh tiba-tiba menyadari perutnya yang keroncongan. Dia kemudian mengambil pisau dan garpu untuk mulai memakan sarapannya.
Makanan mewah itu berbeda dari makanan sederhana yang dia makan sebelumnya di istana lamanya: steak besar yang mengilap, domba panggang, ikan panggang yang lezat, keju, dan sup kaya susu... Ada juga hidangan asam-pedas yang belum pernah dia coba sebelumnya.
Makanan penutupnya juga bervariasi. Tidak hanya ada kue stroberi favorit Sezh, tetapi ada juga kue sus yang creamy, kue tar dengan rasa cokelat yang kaya, dan kue berukuran kecil.
"Putri, anda harus makan banyak hari ini! Kemarin anda hanya menghabiskan setengah dari makanannya."
"... Akan ku usahakan."
'Tapi Kaen, jika aku memakan semua ini, perutku bisa pecah, dan aku akan mati,' pikir Sezh dalam hati.
"Saljunya turun lagi. Sepertinya salju sudah menumpuk."
Mendengar kata-kata Kaen, Sezh melihat ke luar jendela.
"Saya akan mengajak anda jalan-jalan jika cuacanya bagus..."
"Jalan-jalan?"
"Ya. Pengawalan dari Yang Mulia datang pagi-pagi sekali tadi."
"Oh, Tuan Philip?"
Sezh mengingat pria yang menyambutnya selama penobatan Raytan.
"Para ksatria akan tetap berada disana, tapi anda bebas untuk bergerak di Istana Kekaisaran."
"... Sungguh?"
"Tentu. Dan tolong beri tahu kami kapan pun Anda menginginkan sesuatu. Tampaknya Yang Mulia khawatir dengan perasaan Putri yang kesepian."
Jadi bahkan jika dia tidak bisa menyingkirkan para ksatria, dia masih bisa berkeliaran sesuka hatinya.
Sekarang, dia tidak harus tetap berada di istana untuk hanya menyaksikan orang lain berkeliaran dengan bebas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Beloved Doll (Drop)
RomansDari BAB 38 (Webnovel Terjemahan Korea) Untuk bab sebelumnya silakan dicari ya. Author(s) : Baek Yi Dam Artist(s) : Anz # terjemahan ini tidak 100% akurat # # sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #