"Aku bertanya kau mau pergi kemana."
Karena tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Sezh, Raytan mengulangi pertanyaannya.
"A— aku..."
"Kau?"
'Kau mau pergi kemana?'
'K- Kakak ... aku ...'
'Kau?'
Itu adalah percakapan yang sama yang mereka lakukan di masa lalu. Sezh gemetar karena rasanya jantungnya akan meledak.
Dia takut. Sangat takut.
Dan pada saat itu...
Prang. Prang!
...Jendelanya pecah.
Di ujung lorong, mereka bisa mendengar suara kaca pecah. Fragmen tajam bertiup bersama dengan angin kencang.
Tangan Sezh gemetar. Dia merasa pusing, dan seluruh tubuhnya terasa panas.
'Apa yang baru saja terjadi?'
Sebelum Sezh bahkan bisa memikirkan jawaban atas pertanyaannya, Raytan meraih lengannya.
Raytan yang memeluk Sezh dalam pelukannya, bersimbah darah. Raytan kemudian menutupi Sezh dengan jubah.
"Kuatkan penjagaanmu di sekitar istana. Periksa apa yang terjadi."
"Baik." seorang pria bersenjata menjawab, setelah Raytan memberikan perintahnya dengan suara rendah.
"Jangan biarkan siapa pun mendekat."
"Dimengerti."
Mata biru Sezh dipenuhi dengan kebingungan.
Sepertinya... Raytan tidak berniat membunuhnya. Itu tidak seperti di masa lalu.
Tentu saja, itu hanyalah harapan bodohnya saja. Karena mau bagaimanapun, hal-hal lain terjadi sama seperti yang diingat Sezh.
"......."
Raytan tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menatap Sezh dengan ekspresi tak berdaya di wajahnya.
Raytan menyentuh pipi Sezh lalu memegangnya dengan tangannya yang besar.
Sezh tersentak. Raytan tidak menggorok lehernya seperti yang dia lakukan saat itu, dia juga tidak menikam Sezh seperti yang dia lakukan pada Lillian sebelumnya.
Raytan baru saja menyeka darah pada lukanya yang disebabkan oleh pecahan kaca.
"Sezh," Raytan memanggil namanya dengan suara rendah,
"Kau akan pergi bukan? Meninggalkan Istana Kekaisaran ini."
Sezh menyadari tatapannya yang gemetar karena ketakutan. Itu bukan karena dia terkejut dengan sentuhan Raytan yang tiba-tiba. Tapi itu karena ekspresi yang Raytan tunjukkan padanya.
'Rambut pirang dan mata biru sialan. Bukan hanya kau Sezh. Aku akan membunuh semua pirang bermata biru.'
Raytan yang sekarang, memiliki wajah yang berbeda dari saat itu. Wajah yang tidak diwarnai dengan amarah yang membara.
Justru untuk beberapa alasan ... Raytan tampak terlihat sedih...
"Sekarang, apa kau ... juga takut padaku?"
Sezh masih menatap Raytan tanpa menjawab apa pun.
Raytan berlumuran darah merah dan memancarkan bau berdarah. Dia melakukan persis seperti yang dikatakan legenda kepada semua orang: dia menghancurkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Beloved Doll (Drop)
RomanceDari BAB 38 (Webnovel Terjemahan Korea) Untuk bab sebelumnya silakan dicari ya. Author(s) : Baek Yi Dam Artist(s) : Anz # terjemahan ini tidak 100% akurat # # sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #