Curr
Belkiel menuangkan air panas ke dalam sebuah cangkir teh dan menyerahkannya kepada Eton. Dia kemudian menyesap bagiannya sendiri. Eton tidak mengatakan apa-apa untuk sementara waktu. Dia bahkan tidak meminum tehnya.
'Yah, kau pasti butuh waktu untuk berpikir sendiri.'
Belkiel, yang meletakkan cangkir tehnya, menoleh ke Eton. Hal pertama yang dilihatnya adalah warna rambut yang memudar menjadi biru laut. Ekspresi Belkiel menunjukkan penghinaan terhadapnya. Tiba-tiba, dia ingat hari itu.
'Kamu mungkin akan menyesalinya suatu hari nanti.'
Itu adalah percakapan terakhirnya dengan Eton sebelum pergi dengan setengah dari batu segel.
'Jangan percaya manusia, Eton. Mereka semua tidak sebaik yang kau pikirkan.'
Dan Eton menjawab, 'Apa pun yang terjadi... aku tidak akan pernah menyesali pilihanku. Karena aku percaya pada Syarhwina.'
Itu bodoh. Belkiel mengatakan itu hanya dalam pikirannya.
"...Belkiel."
Eton yang sedari tadi duduk seperti patung beku, membuka mulutnya.
"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
"Apa?"
"Anak itu... Jika dia berhasil menyerap semua kekuatanku, apa yang akan terjadi padaku?"
"Kau akan menghilang" jawab Belkiel dengan wajah yang sepertinya mengatakan bahwa jawabannya tidak bisa lebih jelas dari itu.
"Lalu bagaimana dengan anak itu?"
"Aku tidak tahu. Tapi tidakkah menurutmu dia mungkin saja akan meledak nantinya? Untuk saat ini, daya yang diserap masih kecil. Wajar jika dia bisa bertahan dengan baik sekarang. Tapi itu akan menjadi cerita yang berbeda jika dia sudah mendapatkan semua kekuatanmu."
"Apa maksudmu dia akan sekarat?"
"Mungkin."
"... Ha." Eton tertawa.
"Ada... sebuah legenda. Di keluarga kerajaan."
"Aku tahu. Apakah dikatakan bahwa monster dengan rambut hitam dan mata merah akan menghancurkan segalanya? Itu pasti kata-kata Kaisar."
"Bagaimana menurutmu?"
"Apa?"
"Anak itu. Ketu.....runanku. Apa menurutmu dia akan melakukan hal seperti itu?"
"Itu bukan hal yang mustahil. Bagaimanapun, anak itu adalah yang paling mirip denganmu, dia juga memiliki kekuatanmu. Dan mungkin..." Belkiel berhenti sejenak.
"Jika dia memiliki ingatanmu bersama dengan kekuatan itu, dia pasti akan melakukannya bukan?"
Eton benar-benar diam mendengar pertanyaan itu. Apa yang segera muncul di benaknya adalah bau darah. Bau darah yang mengerikan. Memikirkannya, dia masih mampu membunuh seseorang bahkan dengan sisa kekuatannya.
Banyak orang telah meninggal karena dia. Rombongan Kaisar, para pendeta yang beribadah di kuil, para bangsawan ...
Tak terhitung nyawa yang hilang di tangan Eton hingga Syarhwina menyegelnya dengan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Beloved Doll (Drop)
RomanceDari BAB 38 (Webnovel Terjemahan Korea) Untuk bab sebelumnya silakan dicari ya. Author(s) : Baek Yi Dam Artist(s) : Anz # terjemahan ini tidak 100% akurat # # sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #