"Selamat pagi Kakak....." Sezh yang sama sekali tidak merasakan pagi hari yang menyenangkan, menyambut Raytan dengan hati yang berat.
Setelah tiba lebih dulu, Raytan sudah duduk di kursi dan menatap kearah Sezh. Di atas meja juga sudah tersedia kue dengan stroberi besar dan segelas susu yang mengepul seperti biasa.
"Kali ini siapa?"
"Apa?"
"Siapa yang membuatmu seperti ini? Bern? Lilian?"
Setiap kali Raytan memperhatikan bahwa Sezh tidak sedang bersemangat, dia akan selalu menanyakan pertanyaan itu. Entah itu karena aura yang dipancarkan Raytan menjadi jauh lebih tajam daripada saat dia masih muda atau mungkin karena dia khawatir Lady Lize akan turun tangan jika terjadi perkelahian lagi, tapi Bern sudah tidak berkelahi lagi dengan Raytan sekarang.
Lilian juga begitu. Itu karena setiap kali Raytan melihatnya menyiksa Sezh yang tidak bersalah, Raytan akan segera muncul. Setelah itu, dia akan melontarkan beberapa kata hinaan dan kemudian meninggalkan tempat kejadian.
"Tidak. Tidak ada yang terjadi."
Sepertinya Raytan ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi pada akhirnya, dia hanya menutup mulutnya. Tiba-tiba, apa yang dikatakan ibunya terlintas di benaknya.
Tadi malam, setelah membawa Sezh kembali ke istananya, Raytan datang ke Lize. Ketika dia mendengar apa yang terjadi dengan Carolyn Regent di pesta debutan, wajahnya penuh kebahagiaan. Itu benar-benar berbeda dari wajahnya yang selalu menatap udara kosong dengan sepasang mata kusam miliknya.
Lady Lize berbicara dengan suara dingin, 'Semuanya dilakukan dengan baik. Biarkan sisanya diurus dengan caranya sendiri.'
'Hubungan persaudaraan yang baik akan segera berakhir. Kau tahu apa yang aku maksud kan Raytan?'
Mulai sekarang mereka harus menjaga jarak. Jadi Raytan tidak perlu memperhatikan apakah Sezh akan mati atau menangis.
Sebenarnya, Itu juga bukan hanya karena perintah Lize. Raytan merasa tidak percaya diri. Dia tidak yakin bisa menyingkirkan si idiot yang selalu memanggilnya 'Kakak! Kakak!' sambil mengejarnya setiap saat.
Jadi memang tidak ada yang baik menurutnya tentang mempertahankan hubungan dekat dengan Sezh seperti sekarang.
"Apakah sesuatu terjadi pada Kakak? Ekspresimu tidak terlihat bagus."
"Ada apa dengan ekspresiku?"
"Karena bentuk alismu tampak lebih tajam dari biasanya."
Sama seperti Raytan memperhatikan perubahan emosi Sezh hari ini, Sezh juga memperhatikannya. Tentu saja dia tau bahwa Raytan sering mengerutkan alisnya bahkan jika dia merasa bahagia. Dia juga akan melakukannya ketika dia kesal. Namun, ketika Sezh memandangnya dengan cermat, dia merasa ada sesuatu yang sedikit berbeda hari ini.
"Kakak?"
"Tidak peduli apa yang terjadi padaku, itu bukan urusanmu," Raytan akhirnya berbicara dan mengeluarkan kata-kata pahit itu. "Jangan lihat aku. Fokus dan kerjakan pertanyaanmu."
"Ah, kata-kata pahit itu lagi!"
...Sebenarnya, kata-kata itu tidak lagi mempengaruhinya. Pada awalnya, Sezh tidak bisa terbiasa dan diam-diam terluka. Tapi sekarang, dia sudah terbiasa, jadi dia tidak keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Beloved Doll (Drop)
RomansaDari BAB 38 (Webnovel Terjemahan Korea) Untuk bab sebelumnya silakan dicari ya. Author(s) : Baek Yi Dam Artist(s) : Anz # terjemahan ini tidak 100% akurat # # sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #