第108章 Sweet Anet

282 45 3
                                    


Dengan salju yang tiba-tiba berhenti, langit malam yang gelap gulita dipenuhi kabut keputihan.

"Kakak... Kemana kita akan pergi?"

"Bukannya aku sudah memberitahumu? Kau akan tahu ketika kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri."

'Tapi, alangkah baiknya jika kau mau memberi tahuku terlebih dulu.'

Sezh cemberut bibirnya sedikit tetapi cukup bijaksana untuk tidak mengeluarkan isi pikirannya.

Raytan yang datang larut malam, menjemput Sezh, dan mereka meninggalkan istananya. Dalam benaknya, Sezh terus bertanya-tanya dan menebak-nebak tujuan mereka. Mungkinkah itu bukit? Tempat yang selalu mereka kunjungi bersama di Hari Pendirian?

Tapi, Raytan tidak membawanya ke bukit. Tanpa diduga, arah yang dia tuju adalah istana Kaisar — ​​bagian belakang kediaman Kaisar, tepatnya. Itu adalah tempat yang belum pernah dikunjungi Sezh sebelumnya.

"Hati-hati saat berjalan." kata Raytan sambil berjalan ke depan dan kembali menatap Sezh.

"Iya, aku akan melakukannya."

Sayangnya, Sezh tersandung begitu dia berbicara. Saljunya tebal, dan menumpuk sampai ke mata kakinya.

Raytan dengan cepat membantu Sezh.

"Ah!..." Sambil secara refleks memeluk pinggang Raytan, Sezh menjerit kecil.

"Ini- ada banyak salju ..." Sezh menjawab dengan tergesa-gesa sambil menatap Raytan.

"....."

Sekali lagi, Sezh menyaksikan mata merah Raytan yang berkilau di bawah sinar bulan. Wajah Raytan juga, entah bagaimana tampak seperti patung yang diukir dengan indah. Ini pertama kalinya Sezh melihat wajah Raytan sedekat ini. Sezh bahkan hampir bisa merasakan rambut Raytan yang halus hanya dengan melihatnya, dan Sezh juga menyadari bagaimana wajahnya tercermin di mata merah Raytan.

Sezh menatap kosong ke arah Raytan. Raytan tidak bergerak dan tidak mengatakan sepatah kata pun.

Dan pada saat itu... Sezh bisa merasakan kekuatan yang meningkat memasuki tangan yang memegang pinggangnya.

"Eh, Te- Terima kasih."

"....."

"Sekarang... sepertinya kakak bisa melepaskanku..."

Sezh yang terlambat sadar, menundukkan kepalanya dan berbicara dengan bisikan malu-malu.

Sezh bisa merasakan wajahnya memerah. Merasa malu untuk beberapa alasan, Sezh bahkan tidak bisa menatap wajah Raytan lagi.

"...Oke." suara Raytan luar biasa serak.

Raytan perlahan melepaskan tangannya dari pinggang Sezh. Setelah itu, Raytan diam-diam menatap Sezh dan mengulurkan tangannya lagi untuk memegang tangan Sezh.

"Kau mungkin akan jatuh lagi."

Tangan itu. Tangan yang selalu terulur ke arah Sezh. Seperti saat Raytan memanggil namanya untuk pertama kali atau saat Raytan mengantarnya saat debut dante.

Namun demikian, Sezh merasa ragu-ragu. Seperti biasa, dia tidak bisa memegang tangan Raytan tanpa merasa cemas.

"Tapi... Kalau ada yang melihat..."

Sezh merasa tidak nyaman. Semua anggota keluarga kerajaan meninggal, tetapi dia selamat. Para bangsawan pasti membicarakannya dibelakang.

Dan pada jam selarut ini, jika ada yang melihatnya berjalan-jalan sambil memegang tangan Raytan....

The Tyrant's Beloved Doll (Drop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang