Sezh dengan percaya diri mengatakan dia datang ke sini untuk belajar, tapi kemudian dia malah tertidur.
'Sekarang lihat ini. Kau memang datang ke sini untuk bermain.'
Raytan melipat tangannya dan meletakkan dagunya di atasnya. Lalu dia menatap Sezh dengan tenang. Dia sedikit membelai rambut seperti sutra emas itu dan juga menyodok pipinya seperti yang dia lakukan padanya sebelumnya.
Kemudian sebuah pikiran tiba-tiba muncul di benaknya.
'Kapan dia menjadi sebesar ini?'
Sezh selalu berkata, 'Kenapa hanya kakak yang tumbuh' atau 'Sudah 4 tahun, dan aku masih tetap saja pendek.'
Sejujurnya, itu tidak salah. Tapi dia juga tumbuh dewasa.
Masih ada sifat kekanankan didirinya. Tapi tidak seperti di masa lalu, dia sekarang secara bertahap menjadi seorang wanita. Matanya sedikit lebih besar, dan hidungnya juga lebih mancung sekarang. Dia juga kehilangan banyak lemak bayi di pipinya.
Apalagi dalam beberapa bulan, Sezh akan berusia 17 tahun. Seorang wanita dewasa.
'Aku ingin meninggalkan Istana Kekaisaran ketika aku mencapai usia dewasa.'
'... Kau akan meninggalkan Istana Kekaisaran?'
'Ya. Ketika aku mencapai usia dewasa, aku akan meminta izin untuk meninggalkan Istana. Pangeran dan putri yang sudah dewasa biasanya tidak memiliki kewajiban untuk tinggal di sini.'
Raytan tiba-tiba teringat percakapannya dengan Sezh dulu.
Apakah ide itu tetap ada di benaknya? Akankah dia benar-benar meninggalkan Istana Kekaisaran ketika dia menjadi dewasa?
Raytan tidak tahu. Mungkin itu akan lebih baik. Dia sudah terbiasa, tetapi dia juga tidak bisa mengatakan bahwa kehidupan di Istana Kekaisaran itu mudah.
Dan Yerena, dia pasti entah bagaimana akan mencoba mengambil keuntungan dari Sezh yang akhirnya telah dewasa. Mungkin dia akan memaksa Sezh menikah dengan keluarga bangsawan kaya. Raytan bisa dengan mudah menebak motif tercela Yerena.
Dan ketika akhirnya hari itu tiba, hari dimana Raytan harus melakukannya...
"Benar" gumam Raytan dengan suara pelan. "...Mungkin lebih baik bagimu untuk pergi. Untukmu dan juga untukku."
'Kau harus pergi sangat jauh, jauh dari tempat ini sehingga tidak ada yang bisa mengikutimu. Ibumu atau bahkan aku.'
Wajah Sezh berkilauan di matanya yang merah darah.
Raytan menarik selimut yang menutupi punggung Sezh untuk diselipkan di bahunya. Udara subuh sangat dingin, jadi ada kemungkinan besar baginya untuk masuk angin. Raytan kemudian duduk diam dan menatap Sezh dengan tenang. Dia melakukan itu sampai fajar tiba dan akhirnya sudah waktunya untuk Sezh kembali.
***
Sezh kembali ke istananya setengah terjaga dan setengah tertidur.
Itu lebih lama dari yang dia pikirkan sebelumnya. Dia masih punya banyak waktu dalam sehari untuk tidur, tapi itu sulit karena kebiasaan bangun pagi dan tidur di sore hari sudah mendarah daging di tubuhnya. Berkat itu, Sezh terbangun di tempat tidur tepat setelah dia kembali ke istananya.
Saat dia mencoba tidur lagi, Sezh merenung, 'Sepertinya Kakak membelai rambutku sebelumnya. Atau aku salah...?'
Dia kemudian tertidur tanpa menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Beloved Doll (Drop)
RomanceDari BAB 38 (Webnovel Terjemahan Korea) Untuk bab sebelumnya silakan dicari ya. Author(s) : Baek Yi Dam Artist(s) : Anz # terjemahan ini tidak 100% akurat # # sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #