17. Panas Dalam.

2.2K 278 13
                                    

"Tenggorokanku sakit."

Jimin menoleh. Mengalihkan perhatian dari kedua tungkai Yoongi yang sedang ia dipijit pelan. "Es terus!"

Mendapat sahutan bernada meledek, Yoongi mendelik sinis. Permainan tetris di ponselnya terabaikan. "Aku bahkan lupa kapan terakhir minum es."

"Berarti kurang minum air putih."

"Ini karena deepthroat, Jimin."

Nyaris Jimin tersedak ludahnya sendiri. Melotot horor menanggapi ucapan gamblang Yoongi. Ia berdeham sebelum menjawab. "Aku ... aku bahkan lupa kapan terakhir kali kita melakukan itu."

"Halah!" Sangat tidak santai. Yoongi mencubit lengan atas suaminya ketika pria itu meniru kalimatnya. "Jelas-jelas kau baru saja meminta semalam. Sudah tahu milikmu panja—"

"Iya, iya, Sayang." Jimin terburu-buru menukas. Mencapit bibir Yoongi dengan ibu jari dan telunjuknya. Ia agak mencondongkan tubuh untuk membubuhkan ciuman di pipi. "Nanti kubuatkan air perasan jeruk ditambah madu. Agar kau tidak radang."

Mereka tengah duduk di sofa ruang tengah. Dengan posisi Jimin memangku kedua kaki Yoongi yang mana ia menyandarkan punggung di lengan sofa.

"Pijat lagi," perintah Yoongi saat Jimin malah menyembunyikan kepala di ketiaknya. Ia juga merasakan perut besarnya sesekali diusap halus.

Sengaja. Jimin memiringkan tubuhnya, semakin membuat sempit sofa hanya untuk menenggelamkan wajah di sisi tubuh Yoongi. Menghirup rakus aroma hangat yang menguar. Khas Yoongi-nya.

"Aku mau tidur. Bangunkan kalau sudah sore."

Yoongi mendengkus. Merasakan bobot Jimin sedikit menimpa. Tentu saja berat meski tidak menindih sepenuhnya. Maka ia memiringkan badan, tidur membelakangi dan membiarkan Jimin tergencet dirinya dan sofa.

"Aku juga mau tidur. Bangunkan aku juga ya, Jimin."

My (lil) Family [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang