✩36✩

1.1K 135 20
                                    

2 bulan kemudian ...

Setelah ke pemakaman Hyunsuk, Doyoung dan Yoshi mereka bersembilan menuju RSJ untuk menjenguk Yoonbin. Yoonbin dirawat disana karena mengalami depresi berat.

"Bisa tolong membujuk pasien untuk makan?". Tanya sang perawat.

"Memangnya Yoonbin gak mau makan?". Tanya Yedam. Sang perawat mengangguk lalu menyerahkan semangkuk bubur kearah Yedam.

"Tolong bantuannya ya". Sang perawat tersenyum manis.

"Aduh mbaknya manis banget deh". Ucap Haruto.

"Nyeh, gak usah aneh aneh lu. Udah ikut masuk". Jaehyuk menarik Haruto untuk memasuki ruangan Yoonbin.

"Yoonbin cayangku cintakuh ayok makan". Ucap Jihoon sambil monyong monyong gak jelas.

Yoonbin hanya menggeleng lesu.

"Ayolah, lima suap aja. Biar perutnya gak kosong". Mashiho ikut membujuk.

Kali ini Yoonbin malah menutup mukanya dengan bantal. Semuanya menghela napas berat.

Sedangkan Yedam sedang mengobrol entah dengan siapa.

"Ben, lo mau... mata batin lo dibuka lagi gak?". Tanya Yedam dengan hati-hati.

Oh iya, jadi semenjak kejadian disekolah itu. Yoonbin minta Yedam buat nutup mata batinnya. Yeongue dan dua temennya juga mayatnya udah ketemu, jadi mereka langsung hilang dan nitip terima kasih ke Yedam.

"Emangnya kenapa?". Tanya Yoonbin.

"Ada yang mau ngomong sama lo". Ucap Yedam. Akhirnya Yoonbin pun setuju.

"Gue juga mau dibuka dong mata batinnya". Pinta Junghwan.

"Gue juga". Yang lain akhirnya ikut ikutan.

Dan ternyata yang mau berbicara adalah Hyunsuk, Yoshi dan Doyoung.

"Hyunsuk". Junkyu udah mau mewek.

"Hehe". Hyunsuknya malah cengengesan.

"Huaaa Doyoung". Mashiho dan Junghwan berlari kearah Doyoung dan ingin memeluknya. Eh, malah tembus.

'GEDEBRUGH'

"Adoh". Ringis keduanya yang berakhir nyium lantai.

"Bin, Ben WOI YOONBEN JANGAN BENGONG DONG". Teriak Yoshi.

"Hiks... yoshiii". Tangis Yoonbin langsung pecah.

"Ulululu sini peyuk". Ucap Yoshi.

"Kan tembus bego". Ucap yoonbin masih sesenggukan.

"Ya gak usah ngegas dong". Ucao Yoshi.

Serelah dibujuk Yoshi akhirnya Yoonbin makan sampai habis.

"Gue bosen disini terus". Keluh Yoonbin.

"Yaudah kita jalan jalan dong". Ucap Jihoon.

"Kuy lah gas keun". Ucap Jeongwoo semangat.

"Tapi kan gue gak boleh keluar dulu". Ucao Yoonbin sedih.

"Cih, kata siapa itu?". Tanya Haruto.

"Dokternya lah, masa pak Hanbin". Ucao Yoonbin.

"Aduh bulu hidung saya rontok"-PakHanbin

"Lo mah terlalu taat aturan. Aturan gunanya untuk?". Tanya Jihoon.

"Dilanggar". Jawab semua serempak lalu tertawa.

"Udah ayok. Kita jalan jalan". Bujuk Mashiho sambil menaik turunkan alisnya.

"Ayo tuan muda Ha Yoonbin ingin kemana". Ucap Junkyu.

"Kemana aja deh asalkan bareng kalian". Ucap Yoonbin.

Yoonbin langsung turun dari kasurnya.

"Lo duduk dikursi roda aja". Ucap Jaehyuk.

"Lah kan gue masih bisa jalan". Ucao Yoonbin.

"Udah nurut ae". Ucao Jihoon lalu mendudukkan Yoonbin kekursi roda.

Sedangkan yang mendorong adalah Asahi.

"Siap ya? Hari ini kita bakal kabur dari rumah sakit". Ucao Jeongwoo sambil mantau.

Jeongwoo menghitung aba aba dengan tangannya.

1

2

3

"AYOO". Dengan cepat mereka berlari dan Asahi langsung mendorong kursi roda Yoonbin dengan kencang.

"WOHOO !!".

"MBAK, SAYA PINJEM PASIENNYA DULU YA".

"HEH ITU PASIEN TIDAK BOLEH KELUAR DARI KAMARNYA DULU".

"AHAHAHHA".

"Perlu saya kejar bu?". Tanya satpam.

"Udahlah gak usah, biarin mereka seneng seneng aja dulu". Ucap ibu perawat sambil tertawa pelan.

Setelah itu mereka bertiga belas (tiga nya kan arwah) langsung menghabiskan waktu bersama sama.








―END―
Maaf kalau banyak typo

















NAH, AKHIRNYA END JUGA. Maaf waktu itu end nya kayak gitu. Awalnya emang aku juga gak mau akhirnya bakal kayak gitu, tapi ya gimana lagi.

TAPI SEKARANG UDAH AKU BENERIN YA, SEMOGA SUKA ♡♡

。・゚Imperium ✧*。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang