8

40 10 4
                                    

Sepanjang berkuda aku terdiam dan hanya mengekori kuda Jake. Benakku seperti berada di tempat lain. Berusaha memahami koeksistensi dari beberapa hal yang terkesan tidak masuk akal di dunia ini. Sialnya, si kuda yang aku tunggangi seperti tau pengendaranya tidak memperhatikan keadaan dan ia membuat banyak ulah mengerikan.

Seperti berjalan terlalu dekat dengan sungai, lalu berjalan seolah hampir menabrak pohon, dan sekarang ia berjalan cepat, lebih tepatnya mengambil ancang-ancang berlari. Aku sampai harus menarik tali kekangnya lebih kuat. Celakanya, itu tidak cukup. Star, si kuda coklat menyebalkan ini sudah mulai memacu ritme larinya, "Winter-ah!" Jake berteriak.

Derapan kuda Jake pun terdengar menyusulku, ketika sudah sejajar, ia dengan sigap merebut tali kekangku dan menahan Star tepat pada waktunya, "Ah, kamsamida" Jawabku sambil menghela nafas lega.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan nada khawatir, aku mengangguk dan kembali mengambil tali kekangku dari tangannya, "Star merupakan kuda yang cerdas, dia tau di saat kapan ia harus melakukan sesuatu"

Jake menatapku, aku memalingkan muka, "Aku tidak paham ucapanmu"

"Sesuatu dari dirimu membuatnya tidak terkendali, Winter-ah" Ucapnya, "Dan aku memperhatikanmu dari tadi. Baik di Peternakan Heirba dan Peternakan Sage, kau tidak awas. Beberapa kali menabrak ember dan tersandung batu. Yang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi aku sadar"

Kuda-kuda kami kembali berjalan normal seolah tidak pernah terjadi apa apa. Matahari yang hampir menyentuh garis tengahnya pun tidak terasa panas. Juga air sungai di sebelah kami memiliki kandungan violet yang aneh. Aku dan rasa penasaranku yang besar tidak bisa memecahkan hal tersebut secara teoritis. Mataku melirik Jake, ia pun ternyata sedang melihatku dari tadi.

"Tanyakanlah" Jake berkata, "Aku bisa lihat dari gerak-gerikmu, kau penasaran dengan sesuatu"

"Duniamu tidak masuk akal" Ucapku. Entah kenapa, dari sekian banyak pilihan kalimat pembuka, aku memilih kalimat itu, "Semuanya seperti menyalahkan hukum-hukum yang aku pelajari selama ini"

"Hukum?" Jake bertanya, "Hukum apa maksudmu? Fisika?"

"Bukan" Aku menatapnya, "Ini mungkin akan sulit dipercaya dan terdengar tidak nyata"

Jake tertawa renyah, "Kenapa bisa tidak nyata?"

"Karena kau nyata Jake" Ucapku, "Kau hidup, bernafas, seorang pangeran asli, memiliki sebuah kerajaan" Aku menghela nafas, ini sangat susah dijelaskan. Kata-kataku barusan saja terdengar aneh.

Jake mengerutkan dahinya sekilas, "Baiklah, apa pun yang ingin kau katakan bisa menunggu nanti, sekarang bersiaplah. Kita sudah sampai dipeternakan berikutnya" Ia mengarahkan kudanya ke sebuah halaman rumah yang dipenuhi bunga petunia dan anggrek, aku melakukan hal yang sama.

Seorang lelaki paruh baya yang sedang memrapihkan pot bunga menoleh tatkala mendengar derap langkah kuda-kuda kami, "Ah, Pangeran Jake" Ucapnya seraya melepas sarung tangan bertanamnya, "Selamat datang di Peternakan Syriacus"

"Terima kasih, peternak Tal hae" Jake menuruni kudanya dan berjalan menujuku, ia membantuku turun, "Perkenalkan, ini Lee Winter. Winter-ah, perkenalkan, ini peternak Kim Tal hae"

Aku mengangguk dan mengulurkan tangan. Tal hae terlihat kaget, segera ia membalas uluran tanganku, "Senang bertemu denganmu, Putri Winter"

Putri Winter?
Gelar itu terdengar aneh bersanding dengan namaku, "Senang bertemu denganmu juga Peternak Tal hae"

"Ah, Tal hae. Bunga favoritmu sudah tumbuh besar" Ucap Jake memecah kecanggunngan, tangannya menyentuh sebuah bunga merah muda. Aku mengenali bunga itu. Itu Mugunghwa, bunga kebanggaan rakyat korea, "Apa namanya, aku lupa?"

Finding My Way To You || Project Hypen (-) Jake SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang