21

33 5 6
                                    

Hal pertama yang kulakukan setelah kembali adalah meraih seluruh rangkaian obat-obatanku dan mencari pil 'cadangan'. Pil ini hanya bisa dikonsumsi seminggu sekali jika aku telah mengalami serangan tiba-tiba lebih dari empat kali. Aku bahkan enggan membayangkan kejadian nyaris meninggal di dunia itu.

Barulah setelah obat berwarna kuning itu sudah berhasil kutelan, aku mengambil ponsel yang tergeletak diatas kasur. Karena baterai nya sudah dipastikan habis, aku pun terpaksa men-charge-nya terlebih dahulu, setelah off intro-nya selesai barulah lockscreen ponselku terlihat.

Aku segera menggeser layarnya, memasukkan password dan menunggu loading set-up. Detik berikutnya, sebuah fakta mengagetkanku. Ini tanggal 30 Desember?! Itu artinya... 

1 Bulan di dunia dongeng setara dengan 1 Hari di dunia nyata.

Astaga, aku kira aku akan mendapatkan surat peringatan ketiga dari kantor dan pemanggilan atas ketidak-jelasan status selama satu bulan menghilang kerja. Tapi nyatanya? Jangankan surat peringatan pertama, amarah Da eul saja bisa kuhindari. 

Segera, aku meraih tab dan membuka aplikasi absen kantor. Masih tersisa 1 jam 24 menit dari jam perekapan absen. Segera, tanpa basa-basi, aku memborong izin cuti dengan alasan sakit dan libur tahun baru untuk hari ini dan tiga hari kedepan. Setelah di submit, aku masih harus menunggu approval dari bagian HRD dan persetujuan atasanku. 10 menit berikutnya, sebuah centang berwarna hijau menghiasi layar tab-ku.

Aku pun menghela nafas lega dan tersenyum. Da eul-nim pasti memberiku izin dengan mudah karena aku telah selesai mengerjakan auditanku beserta masalah file kuning kemarin. Aku bersorak bahagia. sepertinya, tahun baru ini bisa kuhabiskan dengan santai di rumah paman.

Berhubung ponselku mati kurang lebih seharian penuh, notifikasi yang masuk sudah seperti air bah. Baik dari email, aplikasi chat, maupun sosial media. Yang pertama kubuka adalah email, karena ini akhir tahun maka seperti biasa, yang masuk inbox ku seperti tagihan-tagihan perawatan apartemen, pembayaran layanan pra-bayar, dan semacamnya. Sepertinya aku akan mengurusnya besok pagi. Kemudian aku memeriksa chat yang masuk pada ponselku.

Ada 100 lebih, beberapa dari grup alumni, mengabarkan reuni. Lalu ada notice dari bagian HRD terkait ketidakhadiranku dikantor hari ini. 25 pesan dari Ja soo, 15 pesan dari Ga seol, dan astaga... ada  7 miscall dan 10 pesan dari Gam do. Aku menepuk dahi, dimalam aku menghilang, kami berjanji untuk makan malam bersama. Maafkan aku Gam do.

Segera aku menelfonnya. Benar saja, baru nada sambung berbunyi 2 kali, ia sudah mengangkat telfonku, "Annyeong?-"

"KAU DARIMANA SAJA?!" Suara Gam do membeludak, segera aku menjauhkan ponsel dari telinga.

"Ah, Gam do-ya, maafkan aku, malam itu aku-"

"Tidak usah pedulikan malam itu, kita bisa  makan bersama lain waktu. Sekarang jawab pertanyaanku, kau dimana sekarang? Kenapa kau tidak masuk kantor?"

"Eh, Aku-"

"Ya! Gam do oppa, aku baru saja diberitahu HRD, Winter-ah sakit, ia juga mengambil cuti untuk beberapa hari kedepan!" Suara Ja soo berteriak sayup-sayup terdengar. Tak lama, suara Ga seol pun ikut terdengar, "Ah jinjja?! Curang sekali! Memangnya seluruh file auditannya sudah kelar?"

"Apakah kau betulan sakit? Apakah kau sudah makan? Apakah kau baik-baik saja?" Belum sempat menjawab pertanyaannya yang tadi, aku sudah diburu pertanyaan lain, terimakasih pada Ja soo.

"Aku baik-baik saja. Kemarin malam saat mengambil barang di apartemen, aku terpeleset dan menabrak meja, tanganku kebas, kepalaku pusing berlebihan. Jadi aku tak bisa menghubungimu dan aku pun memutuskan untuk beristirahat. Ternyata, aku bangun terlalu siang. Salahku, tidak langsung menghubungi kantor" Jelasku, mataku terpejam saat benakku berusaha menguntai cerita bohongnya. Ternyata ini tidak sesulit yang ku bayangkan.

Finding My Way To You || Project Hypen (-) Jake SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang