"Morning"
Aku mendongak, ah, nampaknya Gam do oppa sudah bangun, "Morning" Balasku dan memeriksa arloji, masih jam 9.15"Terimakasih sudah mengizinkanku tidur sebentar di unitmu" Ucapnya.
"Sama-sama" Jawabku sedikit tegang, tampaknya aku belum terbiasa mengobrol dengannya diluar kantor, terlebih, di unit apartemenku sendiri."Kau akan ke kantor lagi?" Tanyanya lagi, aku mengangguk dan duduk diseberangnya, tanganku menggapai piring omelette tadi, "Kau yang membuat ini?"
Lagi-lagi aku hanya mengangguk, ponsel di tangan kiriku lebih menarik, penuh dengan permintaan audit dari chat aplikasi kantor.
Sarapanku berjalan cepat. Tak terasa, aku sudah mulai mencuci piring dan peralatan masak bekas tadi, "Ah, aku baru ingat, apakah oppa tidak bersiap ke kantor juga?"
"Gam do-ah" Jawabnya tiba-tiba, "Panggil aku seperti itu"
Pekerjaanku terhenti. Aku menoleh ke belakang, tempat Gam do duduk, "Bukankah kau lebih tua dariku?"
Ia mengangguk, "Tapi panggil aku seperti itu"
Aku mengangguk kikuk dan menata piring di sebelah wastafel, nanti sepulang kerja aku akan merapihkannya, "Baiklah, apakah kau tidak akan ke kantor, Gam do-ah?"
Gam do tersenyum menampakkan gigi putihnya, "Sebentar lagi, temanmu masih menggunakan toilet"
"Aah" Anggukku dan berlalu dari pantry menuju balkon. Aku menggeser pintu kaca dan mengambil semprotan tanaman, sudah 2 hari aku lupa menyiram tanaman.
Sambil menyiram, sekali-kali aku menoleh ke dalam. Gam do sedang sibuk dengan ponselnya, aku tersenyum mengingat dia baru saja menyuruhku menggunakan sapaan informal. Mungkin Ja soo benar, membiarkannya menginap sebentar akan membuat kemajuan.
Astaga, mukaku menghangat hanya membayangkannya."Winter-ah! Apakah kau sudah siap?" Teriakan Ja soo membuatku sadar, aku hampir membanjiri monstera di depanku.
"Ne" Jawabku sedikit kencang. Aku pun segera menyelesaikan pekerjaanku dan masuk kembali ke dalam dan merapihkan rambut yang tadi tertiup angin. Karena geram tak rapih-rapih, aku pun mengambil ikat rambut dari ruang tengah dan mengikat rambutku tinggi.
"Apakah kau- wee.. kau terlihat beda hari ini" Ja soo memberi komentar seraya mengambil granola bar dari pantry.
Aku menaikkan alis dan mengambil ponsel dan tas kerjaku dari kamar. Tak lupa, kali ini aku menutup jendela dan mengunci kamar. Tak ingin kejadian panick rush tadi pagi membanjurku lagi.
Saat aku sampai di ruang tengah, Ja soo telah menungguku dengan sekaleng soda. Aku menghembuskan nafas kesal dan membiarkannya. Aku tidak mau merusak mood kerjaku yang sedang baik. Saat kami sampai depan pintu unit, Gam do pas sekali keluar kamar. Ia tetap mengenakan kemeja hitamnya tempo hari.
"Ya, Winter-ah" Panggilnya, aku yang sedang membuka pintu terdiam.
Tangan Gam do melepas ikat rambutku, "Jangan tinggi-tinggi" Ucapnya dan keluar unit mendahului kami.
Aku terdiam, mukaku sudah bisa dipastikan merah seperti blouse yang aku kenakan. Ja soo sudah terkekeh jail dari tadi.
"Lihatlah, kemajuan yang kau ciptakan, Winter-ah"
----
Hari ini kantor semakin sibuk. Cha eum yang kemarin diteriaki atasan Da eul, sekarang sedang bolak balik mengurus sesuatu. Langkah heelsnya menggangguku membaca revisi laporan. Astaga, ingin rasanya aku melempar Cha eum dengan sesuatu.
Ga seol di depanku juga terlihat mengenaskan. Rambut ungu tuanya sudah diikat ke atas dari tadi, ia terlihat sangat jengah. Jangan tanyakan Ja soo. Sahabatku yang satu itu sudah menghabiskan 4 kaleng soda dari pagi. Sekarang ditangannya sudah ada kaleng kelima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding My Way To You || Project Hypen (-) Jake Side
Fiksi Penggemar"Memangnya kamu kuat?" "Kita lihat saja nanti" Highest rank: #2 Enhypen fanfiction - 9/9/22