15

37 8 2
                                    

Kerajaan Tenggara.

Begitu nama kerajaan yang akan kami datangi. Jake sudah memperkenalkan tuan rumahnya padaku, Raja James dan putra tunggalnya Pangeran Jay. Mereka pemilik tambang terbaik diseluruh negri, hasil dari pertambangan itu pun merupakan salah satu pemasok besar devisa negara. Perdagangan hasil tambang kerajaan tenggara pun membaik sejak pangeran Jay mulai memasuki dunia kerajaan, gagasannya tentang menjual hasil tambang ke negara lain ternyata sebuah batu loncatan besar.

"Karenanya posisi pangeran Jay sebagai putra mahkota kerajaan tenggara sudah tetap dan tak bisa digantikan" Jake menambahkan saat kami sudah memasuki gerbang kerajaan yang didominasi rose gold pudar, "Ah ya, jangan terlalu kaget dengan sikap Jay hyung, ibunya dulu dibunuh seorang pembunuh bayaran dari daerah negri-negri jauh, entah dari pihak kerajaannya atau bukan, sampai sekarang pelakunya belum tertangkap"

Aku yang dari tadi hanya diam refleks memberikan tawa kecil dan sebuah senyuman miris pada Jake, "Mau bagaimana pun aku tetaplah si penyusup itu kan?" Sarkasku dan menoleh ke arah lain. Dari pagi moodku sudah rusak, terimakasih pada manusia dihadapanku ini.

Kereta berhenti di depan pintu istana, aku menghela nafas kecil, ini seperti saat akan bertemu Da eul-nim, menegangkan sekaligus menakutkan. Tepat sebelum pintu terbuka, Jake menahan tangan kananku dan membisikkan sesuatu, "Aku tau kau marah padaku, tapi aku sungguh memohon satu hal padamu selagi kita ada disini" Ia terdengar menahan nafas, "Jadilah dirimu apa adanya Winter-ah, kau tidak perlu menyembunyikan apapun, aku jamin emblem yang kau kenakan akan melindungi derajatmu setidaknya dari pekerja di istana ini"

Aku menatapnya datar, aku ingin mengujinya, "Kau terlihat yakin sekali?" Tantangku.

"Aku menggadaikan nyawa atas perkataanku barusan, kau bisa memegang ucapanku, aku janji"

Aku mengangguk bersamaan dengan pintu kereta kuda yang terbuka dan tangan seorang anggota kerajaan yang terjulur menawarkanku turun.

Aku terkesiap. Seragam dinasnya mirip Jake.

Tangan itu milik pangeran Jay.

---

"Bagaimana dengan perbatasan negara, pangeran Jake?" Tanya raja James, pakaiannya siang ini terlihat sangat sederhana, hanya sebuah baju terusan broken white dengan sulaman awan-awan kecil berwarna emas, ia pun tak mengenakan mahkota dalam bentuk apapun.

Jake menelan makanannya lantas tersenyum kepada raja James, "Aman, Yang Mulia" Ucap Jake.

Aku mengintip Jake. Dari posisi dudukku, agak sulit melihat fullface expression Jake. Pasalnya aku duduk disebelah kirinya, sedangkan raja James duduk di posisi kepala keluarga pada umumnya. Barulah bersebrangan dengan Jake, disebelah kanan raja, duduk seseorang yang sebenarnya mengundang kami makan siang, pangeran Jay.

Rambut semi-blond nya terlihat sedikit mencolok ketika disandingkan dengan seragam dinasnya. Aku penasaran sebenarnya, raja saja mengenakan pakaian santai biasa, kenapa anaknya formal sekali sampai mengenakan pakaian sangat formal? Kalaupun karena ia tuan rumah yang mengundang, harusnya ia bisa mengenakan seragam lain, aku tau ia pasti punya setelan mirip atlet balap kuda yang sering ku tonton saat libur kantor. Kemeja tunik panjang dengan celana kain biasa, nanti modelnya bisa sedikit menyesuaikan agar tidak terlihat seperti akan berkuda, harusnya tim pakaian istana sadar akan hal itu.

"Syukurlah kalau aman" Raja James membalas ungkapan Jake barusan, beliau terlihat ingin membuka mulut lagi tatkala anaknya yang justru memotong duluan.

"Aku dengar dari Heeseung hyung, seorang penyusup wanita dari Negeri Negeri Jauh berhasil berada di taman pribadinya" Yang berbicara menatapku sekilas, tanganku dibawah meja sudah meremat gaun, ini permainan yang menguji kesabaran, "Apakah itu bisa dikatakan aman Jake-ah? Kau telah kecolongan"

Finding My Way To You || Project Hypen (-) Jake SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang