Bagian Tujuh

1.6K 179 2
                                    

Selamat membaca
Monggo enjoy
~~~~~

NCT DREAM – Hot Sauce

~~~~~

“Bagi yang tahu arah, tolong beri tahu hati ini kemana melangkah.”

~~~~~

Keningku mengerut merasakan pergerakan brutal dari samping, mataku menyipit melihat jam menunjukkan angka 11 malam kurang 2 menit. Jika tidak ada hal yang benar-benar menganggu, aku tidak akan bangun seperti ini.

Kepalaku menoleh ke arah samping melihat Johnny yang masih berada di posisi tadi! Hei dia tidak tidur?

“Kamu nggak tidur? Keganggu aku tidur disini?”

Johnny menghentikan pergerakan kakinya yang entah menendang apa, dia menggeleng sebentar dan kembali diam. Tidak lama setelah itu dia menyambar ponselnya dan bermain game menghiraukan ku.

Aku jadi ingat perkataan Mommy yang bilang bahwa Johnny mudah insomnia. Aku mendudukkan tubuh dan setengah berbaring di kepala ranjang ketika mendengar perkataanya.

“Saya tidak apa-apa, tidurlah.”

Johnny berdecak menatapku. “Nanti saya akan tidur.”

“Kamu mau jadi vampir karena tidak tidur?”

Aku menggeleng pelan melihatnya. Kusingkirkan guling yang menjadi pembatas di antara kami, merebut ponselnya dan mengeluarkan beranda game kemudian mematikannya. Setelah menaruh ponsel Johnny di nakas, aku menatapnya diam. “Pakai baju.”

“Saya tidak punya baju, sudahlah berikan ponsel saya.”

Aku menggeleng. “Berhenti berbicara formal, aku-kamuan aja udah cukup.”

“Kamu nggak kedinginan?”

“Nggak.”

“Yakin?”

“Yakin.”

Aku hanya mengendikkan bahu acuh dan kembali tidur mengabaikannya. Terdengar bahwa dia mendengus kesal, lewat ujung mataku dia mengorek nakas disampingnya seperti mencari sesuatu. “Cari apa?” tanyaku.

“Obat tidur.”

“Udah aku buang.”

“Kamu kenapa sih? Belum ada seminggu sama aku sudah mengatur hidupku bagaikan robot! Punya hak apa kamu?!”

Aku tersentak dari tidurku menatapnya yang berkilat marah menatapku. Bahkan buku-buku jarinya mengepal erat, pasti sesuatu akan patah jika dia melakukannya. Suara Johnny pun meninggi ketika berkata tadi. Aku memakluminya, memang orang yang mempunyai insomnia memiliki emosi yang berubah-rubah karena lelah. Mereka lelah tetapi tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya, ah aku bersyukur sekali tidak pernah insomnia.

“Aku istrimu jika kamu lupa.”

Aku duduk menatapnya datar yang berdiri di samping ranjang, dia enggan menatapku. Aku menarik tangannya cepat hingga Johnny terduduk di depanku. Aku menahan dadanya yang akan pergi, mendorongnya hingga berbaring di ranjang.

Ah, biarlah orang berkata apa. Lagipula dia suamiku kan?

Entah keberanian dari mana, aku memeluknya. Bisa kurasakan bahwa Johnny menegang kaku, bibirnya terkatup rapat dengan mata membola. Sisi liar ku seketika meronta, aku menahan lengan kirinya dan mulai mengusap punggung lebar itu. Kurasakan Johnny memberontak dan hampir menendang ku jika saja aku tidak cepat menghindar.

Stimulus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang