Bagian Enambelas

1.7K 162 4
                                    

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

NCT 127 – Gimme gimme

~~~~~

“Tidak akan ada perubahan jika dirimu saja tidak berubah.”

~~~~~

“Sebenarnya kita mau kemana sih Mas?” tanyaku kepada Johnny yang sibuk memasukkan baju di dalam koper.
Siapa yang tidak kaget jika setelah acara makan malam kau mendapati suamimu yang mengemas baju secara terburu-buru. Dan anehnya, Johnny tidak menjawab pertanyaanku.

“Udah ikut aja.”

Setelah mengatakan itu, pria bermarga Pradigya itu menarik ke keluar rumah. Mengucapkan salam perpisahan sebentar kepada mbok Minah dan pak Gito, keningku semakin mengkerut melihat respon mereka, seolah semuanya telah direncanakan.

Ketika aku ingin bertanya lagi kepada Johnny, dia menyelaku dengan cepat dan membawaku menuju bandara. Merangkul bahuku ketika duduk di bangku pesawat dan kemudian fokus kembali ke laptop miliknya. Aku menyenderkan kepala dengan lemas, menatap kerlap-kerlip lampu malam yang begitu indah.
Sejak masuk ke keluarga Pradigya, diriku mulai terbiasa dengan segala kenekatan mereka.

“Kita mau kemana Mas?”

Johnny menghembuskan nafas, meletakkan kacamata bacanya dengan kasar. “Ada bisnis penting dengan Daddy, sebaiknya kau diam Oci!”

Mataku membulat sebentar, baiklah. Tuan Johnny Pradigya tidak ingin diganggu saat ini. Kepalaku mengangguk sebentar ke arah Rangga yang tersenyum kaku kepadaku, kenapa kau tidak berpikir bahwa ini perjalanan bisnis Rosi? Lihatlah, Rangga sedang menonton drama keluargamu.

Perjalanan sangat lama membuatku mengantuk, belum lagi Johnny yang hanya fokus ke laptopnya. Punggungku terasa remuk karena harus tidur dengan posisi duduk selama berjam-jam, membuat mataku terbuka secara perlahan.

“Mommy!” ucapku syok.

Wanita cantik nan anggun di depanku ini tersenyum, mengusap kepalaku dengan pelan. “Kamu ini tidur kok kayak koala, lama banget. Mommy kira kamu pingsan atau gimana, ayo turun makan.”

Diriku semakin dibuat tercengang melihat Mommy membuka tirai jendela, membiarkan sinar sang surya menusuk tepat di mataku. Dimana harga dirimu Rosi?!
Bagaimana kau bisa bangun se-siang ini di rumah mertuamu? Dengan cepat aku mengambil air wudhu dan menunaikan kewajiban, setelah itu mandi dengan cepat dan menemui Mommy di bawah.

Kepalaku menggeleng takjub melihat desain rumah Mommy yang benar-benar mewah dan megah. Jangan bilang jikau semua anggota keluarga Pradigya ada disini!

“Cantik banget.”

Aku menoleh dengan cepat ke arah seseorang yang memanggilku, diriku seketika insecure melihat wanita cantik dan tinggi dengan rambut blonde miliknya. Siapa bidadari ini?

“Aku Gunes Kak, adik sepupunya brother Johnny,” ucapnya dengan menyodorkan tangannya.

Aku menyambutnya dengan kaku. “Rosi.”

Gunes menuntunku ke bawah, mataku berlarian ke kiri dan kanan menatap semua orang-orang kelas atas yang menatapku. Perkataan mereka yang begitu cepat dan menggunakan bahasa Inggris membuat kepalaku pening, memang pelajaran yang satu ini membuatku kesal.

“Kau memang mempuyai selera yang sama dengan kami Johnny.”

Wanita setenga baya berbicara, yang diangguki semua orang. Tidak lama setelah itu Mommy menarikku ke tengah dan mengenalkanku sebagai mantunya. Semua orang yang berada di sini tersenyum, para wanita ini tersenyum.

Stimulus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang