Bagian Sebelas

1.7K 170 1
                                    

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

Kun & Xiaojun – Back To You

~~~~~

“Jangan berjanji jika tidak bisa menepati.”

~~~~~

Mataku masih mengawasi wanita cantik di ujung sofa sana, dia cantik hingga membuatku iri. Didukung dengan pakaian yang tentunya mahal membuatnya semakin bersinar, berbeda denganku yang lebih suka memakai gamis berbagai motif. Kalian bisa melihatnya di lemari pakaianku, berjejer gamis aneka warna dan motif memenuhinya. Sedangkan pakaian formal hampir tidak ada, berbanding terbalik dengan Johnny.

Aku semakin bersemangat mendengar suara mobil Johnny, sebenarnya tidak ada alasan lain berdiri di ujung tangga melihat wanita itu yang hanya diam. Karena alasannya menunggu Johnny, kita lihat apa yang akan terjadi sekarang.

“Sudah lama?”

Mulutku terbuka melihat Johnny yang menerima ciuman pipi dari wanita itu, tanganku mengepal dengan gemas. Masa-masa kejayaanmu sudah berakhir Rosi, ucapkan selamat tinggal pada rumah ini dan seisinya.

“Rosi mana mbok?”

“Saya lihat di belakang Tuan.”

“Panggil kesini mbok.”

Aku hanya mendengus kesal, bisa-bisanya Johnny akan mengenalkan kekasih barunya di depanku. Sungguh malang nasibmu Rosi.

“Aku sibuk banget mbok, roti aku belum matang,” ucapku kepada mbok Minah yang berjalan membawa tas kerja Johnny.

“Nyonya tidak bisa membantah Tuan.”

“Masak aku mau jadi janda sih mbok? Istri mana yang mau?”

Mbok Minah terlihat tertawa pelan, menggelengkan kepala melihatku. “Nyonya nanti tahu sendiri.”

Dengan lemas aku berjalan ke arah 2 orang yang asik mengobrol disana, apa yang mbok Minah pikirkan? Aku akan tahu jika perceraian sudah terlihat di depan mata? Menerima wanita di depanku ini menggantikan peranku?

Aku duduk kaku di samping Johnny, dia meremas tanganku dengan lembut dan menatapku dengan senyum kecil di bibirnya.

“Ini istri aku mbak, Rosi.” Johnny menatapku kemudian beralih menatap wanita di depannya. “Dan Rosi ini mbak Siska, sepupu aku.”

Aku mengerutkan kening bingung, jadi?
Bisa kulihat wanita di depanku ini menatapku datar, dia melipat tangannya di depan dada. “Kenapa tadi berbohong?”

“Eh?”

“Ada apa mbak?” tanya Johnny.

Aku menunduk kaku dengan kaki sedikit gemetar.

“Tadi istrimu mengatakan jika dia pelayan disini.”

Entah kenapa atmosfer di ruangan ini berubah, lebih dingin dan mencengkam. Johnny meremas tanganku sedikit kuat, habislah kau Rosi. Sepertinya Johnny sedang marah sekarang.

“Kalau tidak ingin mengakui pernikahan ini bilang saja.”

“Bukan, bukan seperti itu,” ucapku menggeleng dengan cepat. 

Setelah pertemuan singkat dengan sepupu Johnny tadi sore, dia mendiamiku hingga sekarang. Dan baru membuka suara.

Wanita tadi tidak seperti yang aku kira, ternyata dia humble dan bisa dibilang receh. Mengajakku berbicara banyak hal tentang masa kecil mereka dan mengabaikan Johnny yang hanya diam di ujung sofa.

Stimulus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang