1; - Awal baru -

1.6K 148 6
                                    

Setelah pindah ke Jakarta untuk pengobatan Jeriko, Haki dan Zelle memutuskan si kembar Homescholling. Agar mereka lebih mudah di awasi dan jika terjadi sesuatu bisa cepat diatasi. Apalagi Jeriko yang anaknya sangat aktif, walaupun sakit ia bermain seolah anak-anak pada umumnya. Awalnya keluarga ini memang fokus pengobatan untuk anak bungsunya, siapa sangka setahun setelah pindah ke Jakarta anak keduanya di diagnosa memiliki penyakit langkah.

Namun, 4 tahun homescholling ternyata membosankan bagi Reiko yang sejak kecil memang sekolah umum, berbeda dengan Jeriko yang pernah homescholling saat SD. Reiko akhirnya merengek ke orangtuanya agar diperbolehkan sekolah umum tapi usaha pertamanya gagal, jadi ia mengajak kembarannya untuk merayu orangtuanya yang akhirnya berhasil. Karena Jeriko mengeluarkan air mata kepedihan di hadapan Bundanya yang memiliki hati selembut bulu kucing. Walaupun dengan banyak persyaratan yang diajukan orangtuanya, Reiko dan Jeriko bekerja sama menyanggupi syarat tersebut.

Makanya, setelah dua bulan baru si Kembar berhasil muncul ke permukaan, alias baru mendapat restu ayah dan bunda untuk menuntut ilmu ke sekolah tetangga. Ia sekolah tetangga, soalnya yang punya sekolah emang tetangga mereka. Jadi, Ayah Haki dan Bunda Zelle bisa sedikit tenang melepas kedua anaknya yang kadang memiliki kelebihan energi.

Akhirnya tibalah hari ini untuk pertama kalinya Reiko dam Jeriko melanjutkan jenjang pendidikan ke sekolah menengah atas (SMA) di sekolah swasta. Sedangkan Faraz baru diterima kuliah jurusan ekonomi dan bisnis dan akan mulai mos bulan depan, katanya.

Sejak jam 3 subuh si kembar sudah bangun karena saking antusias, setelah sholat subuh mereka langsung bergegas mandi dan memakai seragam putih-abu pertama mereka.

Sebelum turun untuk sarapan Jeriko mengecek kembali barang-barangnya, satu barang penting hilang dari tasnya. Padahal seingat Jeriko, Bundanya sudah memasukkannya di bagian tas yang kecil. ia menyusuri setiap inci tasnya, mengeluarkan semua buku mata pelajaran yang sudah disusun rapi oleh sang Bunda. Sesekali memperhatikan meja belajarnya, melihat lacinya. Benda penting yang dicari, tetap tidak ada.

"Kenapa?" Reiko kembarannya masuk ke kamar Jeriko yang memang tidak ditutup, sedari tadi ia sudah berdiri di depan pintu dan memperhatikan kembarannya yang sibuk dengan tasnya.

"Liat obat gue gak Rei? Perasaan tadi malem bunda letakin di tempat yang kecil ini." ucapnya sambil menunjuk tasnya.

Reiko tersenyum, "Nih." Ia memberi tabung obat plastik transparan yang berisi plastik mini dengan macam-macam warna obat. Itu obat khusus yang sudah di siapkan Bunda untuk Jeriko di sekolah.

Decakan keluar dari mulut Jeriko, dengan kasar ia mengambil obatnya dan memasukkannya ke kotak pensil miliknya. Ia sangat kesal, kegugupannya untuk masuk sekolah masih terlihat jelas malah ditambah obatnya hilang.

"Gak lucu bercandanya!"

"Santai dong, orang jatuh dibawah meja. Makanya jadi orang jangan ceroboh," Reiko membela diri.

"Masa sih?" Sambil memiringkan kepala seolah berfikir.

Jeriko menggaruk kepalanya yang tidak gatal mencoba mengingat kenapa obatnya bisa jatuh. Saat ingin berfikir positif sura ucapan Reiko malah membuatnya kesal.

"Tapi Boong!" Dengan cepat Reiko berlari ke luar menuju ruang makan, ia takut adik kembarannya pasti akan mengamuk.

"REIKO!"

Faraz yang masih bermuka bantal dan memakai baju tidur bergambar beruang, terkejut dengan konser mendadak adik bungsunya. Teriakan adik-adiknya adalah sumber dari polusi suara.

"INI RUMAH BUKAN LAPANGAN, JANGAN TERIAK."

"BANG, ITU KAMU TERIAK."

"MAAF AYAH, KEBAWA SUASANA."

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang