23; - Ikhlas -

579 54 1
                                    

Jeriko kembali ke makan Reiko, ia menceritakan setiap hari yang ia lalui. Jeriko sudah bisa beraktifitas seperti anak pada umumnya, ia boleh berolahraga tapi hanya sebentar. Setiap minggu dia masih harus kontrol jantungnya agar tidak terjadi sesuatu yang buruk.

Bukan hanya Jeriko, tapi ada Irfan dan Riski yang menemani. Ada sedikit cerita menarik, di sekolah si kembar dulu. Bangku yang Reiko duduki penuh dengan surat dan bunga, bahkan ada yang menyatakan perasaannya di meja itu. Andai saja Reiko masih ada pasti Jeriko akan terus mengejeknya dan Faraz akan langsung menasehati Reiko tentang dunia percintaan.

Walaupun baru beberapa bulan sekolah, mereka memang sedikit terkenal. Karena mereka satu-satunya anak kembar yang ada disekolah itu jadi beritanya menyebar dengan cepat.

“Ayo pulang,” Ucap Riski.

“Jadi beli es krimnya?”

Jeriko tersenyum,“Jadi dong, kan Riski yang bayar.”

“Inget aja kalau traktiran.”

Riski berjongkok mengelus batu nisan “Reiko kami pergi dulu ya.”

4 bulan bukan waktu yang lama untuk mengenal sosok Reiko, walaupun terlihat dingin dia anak yang baik dan seru. Seandainya Riski tau anak itu akan pergi ia ingin mengucapkan kata terimakasih karena telah menyadarkannya dulu.

“Udah ayo,” ajak Jeriko.

“Iya iya ayo pergi,” Riski berdiri.

Mereka bertiga berjalan keluar pemakaman, menaiki mobil milik keluarga Riski yang tentunya ada sopir.

🌸🌸🌸

FLASHBACK

Reiko sebenarnya curiga setiap Riski meminta izin pergi lalu tidak akan kembali ke kelas atau terlambat kembali. Jadi ia mengikuti Riski saat hendak pergi. Secara diam-diam Reiko mengikuti temannya itu, hingga di sebuah gudang tua di belakang sekolah. Riski berjalan ke belakang gudang itu.

"Kenapa ngerokok?"

Riski terkejut langsung membuang rokoknya.

"Ada masalah?"
Ternyata Reiko menghampirinya.

"E-nggak."

"Nih permen," Reiko memberikan satu permen tangkai ke Riski.

"Apapun masalah kamu, caranya bukan gini. Udah jelas di bungkus rokok ada tulisan rokok membunuhmu. Artinya kalau kamu merokok bisa mempercepat kematianmu, bisa aja nih kamu harusnha hidup 60 tahun tapi karena kamu merokok terus kena penyakit paru-paru gak bisa nafas terus mati di umur 20 tahun".

"Kayak binatang aja, mati mati."

"Ris, di luar sana banyak orang yang lagi bertahan hidup untuk menjaga organ dalamnya agar tetap berfungsi dengan baik. Di sana banyak orang yang minum obat rutin agar bisa sehat. Tapi kamu? Malah sengaja buat salah satu organ kamu sakit."

"Cuma dengan ini gue bisa ngilangin stress rei."

"Riski, Tuhan gak akan pernah ninggalin hambanya, coba fikir untuk apa kamu punya agama? Untuk ibadah ki. Kamu bisa berkeluh kesah dihadapan tuhanmu, walaupun agama kita beda tapi aku yakin setiap agama itu pasti menyuruh hambanya beribadah."

Reiko berhenti sejenak, lalu kembali berucap.

"Aku dulu juga sempat bosan karena harus jagain Jeriko dan gak bisa bebas main karena dia selalu mau ikut. Aku sempet marah pas aku sakit, tapi Ayah bilang sakit itu sebuah pengurangan dosa. Harus diterima dengan lapang dada dan jangan lupa berikhtiar agar bisa sembuh."

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang