24; - Holiday -

419 50 2
                                    

Faraz dan Jeriko sedang berada di taman bermain, untuk pertama kalinya Jeriko ingin menaiki wahana Kora Kora karena dulu Jeriko dilarang menaiki wahana yang berbahaya atau menegangkan.

Dulu ia hanya bisa memakan jajan sambil melihat kedua kakaknya menaiki wahana, tapi sekarang ia bisa menaikinya dengan Faraz.

Jeriko tersenyum senang saat baru duduk di wahana tersebut, tapi setelah wahana bergerak ia menjadi ketakutan dan ingin menangis. Begitu juga dengan Faraz ia memegangi tangan adikknya sambil berteriak kencang.

Setelah selesai menaiki wahana itu mereka berdua beristirahat di rerumputan bawah pohon yang rindang, untuk mengatur nafas. Satu wahana saja sudah cukup, karena Jeriko belum boleh terlalu banyak aktifitas berat.

“Seru banget, tapi ngeri pengen muntah,” ucap Jeriko.

“Sama, udah lama gak naik wahana ekstrim mending main komedi putar,” canda Faraz.

“Ih kek anak kecil,” Jeriko tertawa.

“Cari makan yuk, laper banget abis main,” Faraz mengelus perutnya.

“Mau makan apa disini?” Tanya Jeriko sambil mengambil minum dari tas kecilnya.

“Liat dulu, kalau naksir baru berhenti.”

“Ayo lah bang.”

Mereka berdua akhirnya berjalan mencari makanan, Jeriko berjalan sambil berloncat-loncat kecil. Faraz hanya memperhatikan kelakuan adik bungsunya itu sambil melirik makanan yang dijual disana.

“Bau roti bakar,” Jeri berhenti, begitu juga dengan Faraz.

Mereka berdua mengendus mencari sumber wangi makanan itu.

“Nah itu, roti bakar aja ya bang,” tunjuk Jeriko di sebuah stan makanan.

“Ayo.”

Mereka berlari menuju roti bakar itu lalu memesan.

“Pak Roti bakar mini 2 rasa coklat,” pesan Faraz.

“Ditunggu ya mas,” ucap sang penjual.

Sambil menunggu mereka duduk, Faraz asik memainkan ponselnya sedangkan Jeriko hanya memandangi taman bermain itu.

“Pasti lebih seru kalau ada Rei,” lirih Jeriko saat melihat 2 anak kembar yang sedang memakan gulali.

“Nih rotinya, bengong mulu,” Faraz meletakkan satu roti di hadapan Jeriko.

Jeriko tersenyum, “Makasi abangku.”

Faraz melihat kearah pandang Jeriko tadi,“Kangen ya?”

Jeri yang sedang menggigit roti hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Abis dari sini kita chek up terus ke tempat Rei ya.”

Dengan semangat Jeriko mengangguk, Faraz yang melihat itu tersenyum lalu mengusak kepala Jeri.

🌸🌸🌸

Faraz dan Jeriko melangkah memasuki ruangan Dokter Garry.

“Yo bro dateng juga, tumben siangan?”

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang