4; - Rumah sakit dan Mall -

1.3K 120 3
                                    

Mentari memancarkan sinarnya semakin tinggi, menembus dedaunan dan mengirimkannya pada setiap ruangan. Suara detikan jarum jam terdengar di penjuru rumah, tak berapa lama deringan alarm berbunyi.

“Pagi dunia!!” Seorang remaja laki-laki bangun dari tidurnya, mematikan alarm dan mulai merenggangkan tubuh.

Tok...tokk.. (Suara ketukan pintu)

“Udah bangun bun.”

“Langsung mandi ya,” Suara wanita terdengar sangat lembut.

“Siap!” Remaja itu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.

Tak lama suara langkah kaki terdengar.
Brak!

Pintu kamar terbuka begitu kuat, sang pelaku langsung masuk ke kamar dan mencari sesuatu di meja belajar.

“Reiko! Nanti Rusak pintu kamarnya!” Suara dari kamar mandi. Memang kebiasaan kembarannya itu membanting pintu kamar.

“Jeri pinjem casan ya, casan aku ilang,” ucap Reiko sambil mengambil casan milik Jeriko yang ada di atas meja belajar.

“Jangan lupa balikin,” Suara Jeriko dari kamar mandi.

“Iya, santai,” Reiko kemudian keluar.
Brak...(Pintu kamar tertutup)

“Bener-bener tuh anak, nutup pintu gak pake hati,” ujar Jeriko sambil membasuh kepalanya yang masih penuh shampo.

Sekarang adalah hari minggu, seharusnya menjadi hari yang paling ditunggu semua anak sekolahan karena bisa menikmati satu hari tanpa belajar. Tapi tidak bagi Reiko dan Jeriko, hari ini mereka harus chek up ke rumah sakit. Hal yang selalu mereka lakukan bersama sejak SMP.

Faraz, Reiko dan Jeriko sama-sama memakai kaos putih tapi Faraz juga memakai jaket jeans.

“Kok sama?” Faraz melihat Reiko dan Jeriko yang baru keluar dari kamar mereka masing-masing.

Jeriko langsung melihat baju kedua kakaknya. Sudah cukup dulu bunda sering membelikan baju kembar untuknya dan Reiko, Jeri enggan menjadi kembar tiga.

“Mau ganti baju ah,” baru mau melangkah masuk kamar, tangan Jeriko sudah ditarik oleh Reiko.

“Kelamaan,” Reiko berjalan menuruni tangga sambil menarik tangan Jeriko.

“Bunda liat nih Reiko!!” Jeriko berusaha melepas tangan Reiko.

“Reiko adeknya kok ditarik-tarik gitu?” Bunda datang karena teriakan Jeriko.
Sedangkan Faraz dibelakang mereka hanya berjalan sambil tertawa, lumayan ada tontonan gratis bosen kalau nonton tv isinya sinetron doang.

“Abang juga malah ketawa aja dibelakang,” Bunda menatap Faraz.

“Lucu bun,” Faraz masih tertawa.

“Hih bogem nih,” Jeriko sambil menaikkan tangannya keatas seolah ingin meninju Reiko.

“Udah cepet berangkat, udah jam 10 nih nanti keburu makan siang.”

“Ayah mana bun?”

“Ayah kerja, kalian dianter bang Faraz ya hari ini bunda juga gak bisa ikut, ada arisan nanti sore jadi harus masak banyak.”

“Bang Faraz?” Jeriko menatap Faraz ragu.

“Apa? Nih udah dapet sim dijamin aman,” Faraz menunjukkan simnya.

“Oke ayo berangkat!” Jeriko langsung keluar rumah tapi kembali lagi karena lupa berpamitan dengan sang bunda.

“Maaf bun, lupa,” Jeriko tersenyum.
Sedangkan Reiko dan Faraz yang sudah berpamitan menunggu di depan mobil sambil tertawa.

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang