28; - One day -

612 51 7
                                    

Hati pertama Faraz merasakan menjadi anak tunggal suasana sangat berbeda dan terasa asing. Tidak ada lagi keramaian di rumah keluarga Haki, tidak ada sapaan Ayah Haki saat bangun tidur, tidak ada alarm teriakan Bunda Zelle.

Setelah kedua adiknya meninggal kedua orangtua Faraz lebih sibuk bekerja, Faraz sengaja mendaftar banyak organisasi untuk membuatnya sibuk.

Walaupun sudah sibuk dengan pekerjaan setiap malam ada saja salah satu dari mereka yang menumpahkan kerinduan dengan tangisan. Sejak pemakaman terakhir, tangisan sudah menjadi peneman kehidupan mereka.

Tidak ada yang diubah sedikitpun dari kamar si kembar. Terkadang Faraz dan kedua orangtuanya duduk di kamar Reiko atau Jeriko untuk sekedar mengenang mereka.

Beberapa gambar dan lukisan Reiko diambil untuk dijadikan ide bagi ayahnya. Sebenarnya sejak dulu ayah ingin mengambil gambar milik Reiko untuk perusahaannya, tapi Reiko menolak karena ia ingin gambarnya hanya sekedar untuk hobi bukan untuk bisnis.

Tiap pagi keluarga itu tetap sarapan bersama, lalu berangkat bersama. Bahkan saat Faraz tidak ada kelas pagi, ia akan tetap pergi entah kemana. Karena jika ia dirumah hanya ada kesunyian disana.

“Faraz, ada kelas sampai jam berapa?” Tanya ayah haki.

“Aku pulang sore, ada organisasi,” ucap Faraz.

Ayah mengangguk. Hanya percakapan singkat itu yang sekarang menjadi rutinitas keluarga ini.

Jam dua siang, Faraz sudah pulang kuliah, ia berbohong pada ayahnya karena hari ini ingin mengenang adik-adiknya tanpa membuat kedua orangtuanya sedih lagi. Karena jika Faraz bilang pulang siang maka orangtuanya akan berusaha pulang sebelum Faraz sampai rumah.

Faraz berada di kamar Jeriko, adik bungsu yang ia jaga sejak kecil itu kini pasti sudah sembuh. Tidak ada lagi rengekan saat minum obat, tidak ada tangisan kesakitan atau tawa yang membuat seisi rumah tersenyum.

Di pojokan tempat gitar Jeriko berdiri, Faraz merengkuh dirinya sendiri. Mengeluarkan tangis yang selalu ia simpan saat merindukan dua orang kesayangannya.

“Abang kangen banget, sekarang dirumah sepi.”

“Abang pengen nyusul kalian, tapi inget banyak dosa belum tobat,” Faraz mengusap air matanya dengan lengan baju.

“Kalian puas-puasin main berdua ya, nanti kalau abang nyusul kita gelut bertiga lagi.”

🌸🌸🌸

Sedangkan di rumah sebelah, Irfan baru pulang sekolah tanpa mengganti seragamnya ia berdiri di balkon sendirian. Suara tangis Faraz terdengar pilu, jika Faraz menangis di kamar Jeriko, Irfan tentu mendengarnya dengan jelas.

“Liat, kalian ngebuat Bang Faraz nangis,” ucap Irfan lirih lalu berjalan masuk ke kamar enggan mendengar tangisan pilu itu lebih lama.

Faraz keluar dari kamar Jeriko, ia berjalan ke kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah selesai ia segera turun untuk memasak mie instan, Faraz memasak air terlebih dulu lalu mengambil sebungkus mie kuah.

Kok bunda suka banget stok mie kuah sih, Rei pengennya mie goreng bang.

Nama aja mie goreng, tapi masaknya di rebus. Udah mie kuah aja enak disruput, ah mantap,” Jeriko sambil mengusap bibirnya dengan jempol.

Abang males ya ke toko, kalau mau beli sendiri.

Yaudah, mie kuah gak usah pake kuah, Jawaban dari Reiko membuat kedua saudaranya menggeleng tidak habis pikir.

Faraz termenung sejenak, mengingat moment dengan kedua adiknya. Lalu senyum sejenak dan langsung memasukkan mienya ke air yang mendidih.

🌸🌸🌸

“Aku bakal pindah, maaf kalau gak bisa jenguk kalian lagi,” Ucap Riski di depan makan Reiko dan Jeriko.

“Udah jangan sedih, ntar kalau kangen VC aja gue anter kesini,” Ucap Danny santai.

“Nah bener, jangan mellow mellow deh,” Juno.

“Makasih ya,” Riski menatap ketiga sahabatnya itu.

“Ki, gue harap lo bahagia dengan pilihan lo. Kalau kangen pulang kesini kami bakal nyambut lo,” ucap Irfan.


“Siap calon dokter Irfan,” Riski terkekeh, “Gue bakal kangen kalian.” Mereka berempat berpelukan.


Orangtua Riski bercerai sehari setelah kepergian Jeriko. Riski memutuskan untuk ikut bersama Papanya ke Jepang, karena Papanya ingin membuka cabang perusahaan di luar negeri dan pendidikan Riski akan lebih terjamin.

"Sahabat bukan tentang siapa yang telah lama kamu kenal, tapi tentang siapa yang menghampiri hidupmu dan tidak pernah meninggalkanmu dalam situasi dan kondisi seburuk apa pun."

Inhong dari samping aja ganteng banget yaampun😥

Duh maaf kalau editannya gak mulus, masih noob kalau ngedit:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duh maaf kalau editannya gak mulus, masih noob kalau ngedit:)

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang