19; - Reiko -

810 68 15
                                    

Part ini panjang banget ada 1686 kata, semoga kalian gak bosen bacanya....

Mulai hari ini, dengan berat hati si kembar terpaksa menuruti saran kedua orangtuanya untuk Homescholling. Mereka berdua juga harus tinggal di rumah sakit karena keadaan mereka yang bisa saja tiba-tiba menurun.

Semua itu Dokter Garry dan Andre lah yang mengusulkan, karena mereka melihat kondisi kedua anak itu yang tidak terlalu baik.

"Bun, Jeri mau sekamar sama Reiko," Ucapnya.

"Iya, nanti kalau Ayah dateng kita obrolin," Jawab Sang Bunda.

"Sekarang aja, kan ada om andre," Katanya

"Jeri, cepet makannya bunda mau nyuruh Reiko minum obat nih."

"Kan, bunda nanti kecapean bolak-balik terus."

"Cepet makan, nanti minum obat."

Saat satu suapan masuk ke mulut Jeriko, tiba-tiba pintu terbuka terlihat Andre dengan seragam dokternya dan nafasnya yang terputus-putus berdiri di depan pintu.

"Kak zel, Reiko drop."

Detik itu juga Bunda langsung berlari keluar kamar menuju kamar Reiko yang ternyata sudah kosong. Bunda berlari menuju ruang ICU yang tertutup dapat dilihat dari kaca, suster sedang memasang alat-alat di tubuh anaknya itu.

"Reiko," Hanya kata itu yang bisa terucap dari mulutnya.

"Bunda."

Jeriko yang berada di kursi roda, didorong oleh Andre menghampiri sang Bunda. Sedangkan Andre langsung masuk ke ruangan untuk menangani keponakannya itu.

"Abang kamu Jer," lirih Bunda.

"Reiko kuat bun," Jeriko menggenggam erat tangan sang bunda untuk memberi kekuatan.

Bunda hanya diam, tidak ada tangis lagi yang menghias wajahnya. Perlahan ia tersenyum menatap kedua anak kembarnya yang sudah berjuang untuk hidup selama 16 tahun ini.

"Ya allah terimakasih engkau mengabulkan doaku saat aku menginginkan anak kembar, lihatlah mereka tumbuh menjadi anak yang baik. Jika memang engkau sudah merindukan mereka, aku ikhlas." batin Zelle.

Dokter Andre keluar, "Kak Zel."

"Gimana keadaannya?"

"Tiba-tiba aja keadaannya drop total, aku mau hubungi bang Haki dulu Reiko boleh di jenguk sebentar." Andre langsung pergi.

Bunda mendorong kursi roda Jeriko untuk masuk ke ruangan itu. Terlihat Reiko yang masih setia menutup matanya. Tidak ada percakapan diantara mereka, hanya saling berdoa di dalam hati.

Reiko mungkin sedang menikmati taman indah di mimpinya, tempat dimana ia tidak merasakan sakit. Semua orang didekatnya tau Reiko mungkin sudah menyerah dengan penyakitnya, tapi mereka masih berharap Reiko mau kembali ke dunia yang sedikit kejam.

🌸🌸🌸

Reiko sudah sadar satu jam yang lalu, ia hanya menatap Ayah dan Bunda tanpa berbicara. Hasil pemeriksaan menunjukkan, 70% otak Reiko kehilangan fungsinya. Yang membuat Reiko harus kehilangan ingatannya dan cara berjalan.

Kabar buruk itu membuat Jeriko menangis, dilupakan oleh kembarannya adalah hal terburuk dalam kehidupan Jeriko. Ayah dan Bunda hanya diam, mereka sudah siap dengan semua konsekuensi dari penyakit anak-anaknya. Sedangkan Faraz ia menenangkan Jeriko walaupun hatinya juga sakit.

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang