3; - Waktu keluarga -

991 108 4
                                    

Selesai makan malam, Keluarga Ayah Haki berkumpul diruang keluarga sambil menonton tv. Kali ini mereka menonton kartun doraemon lewat aplikasi Youtube, rekomendasi dari Reiko. Reiko dan Jeriko menonton dibawah sambil tiduran, sedangkan Ayah, Bunda dan Faraz duduk disofa.

Sesekali suara gelak tawa si kembar terdengar, mereka berdua memang masih sangat menyukai kartun apalagi yang berasal dari Jepang. Negara impian mereka, ketika dewasa nanti Reiko ingin menjadi komikus atau pembuat desain kartun. Sedangkan Jeriko hanya ingin menemani Reiko ke Jepang sambil mencoba kue buatan orang Jepang yang katanya sangat enak.

“Gimana sekolahnya?” Ayah memulai percakapan karena anak-anaknya itu masih sibuk dengan tv.

“Bagus yah, gak ada masalah,” Jeriko tanpa mengalihkan wajahnya dari tv.

“Reiko gimana?” Ayah menatap anak tengahnya itu.

“Sama kayak Jeri.”

“Baguslah, ayah jadi tenang kalau kalian nyaman disekolah itu.”

“Bang bagi keripiknya,” Jeriko meminta pada Faraz yang asik memamakan camilan keripik kentang dengan bungkus besar.

“Ambil sendiri.”

“Orang deket, disamping bang Faraz gitu,” Jeriko mulai kesal.

Padahal di samping abangnya itu banyak camilan yang emang dibawa Bundanya untuk temen nonton.

“Kasih adeknya bang,” Suruh Bunda.

“Punya kaki juga,” Faraz melempar satu bungkus ke Jeriko.

“Jangan banyak-banyak makan jajannya dek,” Ingat bunda pada Jeriko yang lagi buka bungkus keripik singkong.

“Iya bun, baru mau makan nih.”

“Ntar juga lupa tuh bun, apa sih Jeriko ingatnya.” Ejek Faraz.

"Bun gak niat punya anak lagi apa? Jeri jadi anak bungsu di ejek mulu bun." Jeriko memelas.

"Ayah sama Bunda ngurusin kalian bertiga aja udah mau meledak, gimana mau nambah bisa-bisa mencair jadi liquid." Ucap Ayah, tapi langsung mendapat tepukan di tangannya dari bunda.

"Gak ada tambah-tambahan adek, Bunda udah punya 3 anak ganteng yang sukanya bikin pusing." Bunda akhirnya bersuara.

Mereka langsung tertawa, benar kata bunda cukup 3 anak saja. Itu saja suaranya udah kayak seRT tingkah lakunya gak manusiawi.

“Aku juga gak mau ah punya adek, bisa-bisa uang jajannya menurun,” ucap Faraz.

“Setuju banget sama bang Faraz, ” Reiko langsung tos dengan Faraz.

“Kalian kalau gini aja baru akur,” Sindir Bunda.

“Ayah, kapan bisa ke Jepang?."

“Ayah belum ada waktu luang, nanti ya kalau udah bisa istirahat baru kita ke Jepang.”

Reiko menatap lesu, "Yaudah, mau gimana lagi."

Reiko juga gak bisa maksa, Ayah dan Bundanya kerja keras cari uang untuk biaya berobat dia dan Jeriko. Apalagi Faraz udah kuliah dan butuh uang lebih besar, ditambah Reiko dan Jeriko yang masuk sekolah swasta elite. 'Waktu adalah uang' benar-benar diterapkan oleh Ayah Haki dan Bunda Zelle.

Faraz turun dari sofa dan langsung merangkul Reiko, “Kapan-kapan Bang Faraz beliin deh, bunga sakura. Tapi yang palsu ya.”

“Bang Faraz PHP,” Jawab Reiko ketus.
Melihat adiknya ngambek Faraz tambah senang menggoda, ia menempelkan kepalanya di bahu Reiko yang kembali menonton. Reiko harus berulang kali menyingkirkan kepala Faraz, dan terus menggoyangkan bahunya agar Faraz menyingkir.

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang