26; - Sampai Jumpa -

756 54 28
                                    

Votenya dulu dong..
Makasih💞


-------------------------💗💗--------------------------

Faraz berdiri di sebuah rumah yang tidak asing baginya, ia berjalan hendak membuka pintu tapi tangannya menembus. Sedikit terkejut tapi ia tetap masuk ke rumah itu, rumah lamanya.

Faraz melihat bunda dan kedua adikknya sedang menatap anak berusia 9 tahun yang sedang bermain hujan-hujanan, itu Faraz.

Mau main hujan juga kayak bang Faraz!

Gak boleh adek nanti sakit.”

Bang Faraz, Jeri mau ikut.”

Faraz kecil menoleh ke rumahnya, lewat kaca jendela kedua adiknya memandangi Faraz dengan binar-binar seperti hendak menangis. Terpaksa Faraz harus menyudahi acara hujan-hujannya, ia masuk dan langsung ke kamar mandi.

Tuh bang Faraz gak main ujan, ayo minum obat dulu.”

Jeriko liat nih Reiko minum obat juga,”
Anak berusia 6 tahun itu memasukkan pil berwarna kuning kedalam mulutnya lalu minum air yang ia bawa. Padahal itu hanya vitamin anak-anak rasa jeruk.

Gapapa, ayo gantian.

Faraz tersenyum saat melihat itu, adik sulungnya benar-benar cepat dewasa.

Jeriko yang melihat kembarannya meminum obat langsung mengangguk, dan mau meminum obat yang dipegang sang bunda kemulutnya.

"Pait."

"Nih, permen buat adik karena udah pinter," Faraz yang hanya memakai handuk saja karena habis mandi, menyerahkan pemen tangkai ke Jeriko.

"Makasih bang Faraz."

"Reiko juga mau."

"Nih satu untuk Reiko yang pinter."

Scene berpindah....

Faraz sudah berada di halaman rumah lamanya yang lumayan luas.

Terlihat tiga anak yang bermain di halaman dengan sepeda roda dua. Itu saat Jeriko dan Reiko berusia 9 tahun.

Maunya sama Bang Faraz gamau sama Ayah.

Sama ayah aja, nanti kalau sama Bang Faraz bisa jatuh kan bang Faraz lemah,
Ucap Reiko.

Bang Faraz kuat ya,” Faraz tidak terima dibilang lemah oleh adiknya sendiri.

Yaudah Jeri sama Ayah aja.”

Ini seperti sebuah film, atau mungkin potongan ingatan dari masa lalu.

Disebuah rumah sakit, Faraz melihat kedua adiknya yang masih tertidur dengan alat-alat bantu mereka.

Cepet sembuh ya, nanti kita main.”

Sekarang Faraz malah berada di sebuah ladang ilalang, dengan banyak kelopak bunga sakura merah muda berjatuhan. Tapi tidak ada satupun pohon sakura di tempat itu. Sangat indah pantas saja Reiko sangat ingin melihat secara langsung, pemikiran itu membuatnya tersenyum.

Bang Faraz!

Suara orang yang sangat ia rindukan. Senyum Faraz langsung luntur saat melihat ke samping, di mana seseorang yang sangat ia kenal berdiri dengan baju putih bersih.

Untuk ReJerikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang