Perang!

380 39 0
                                    

"Yang ku pilih adalah....."

Grep!

"Eh?"

"..."

"W-wen?"

Semua menatap Hoseok khawatir, pasalnya yang sedang ia peluk adalah Wendy, Son Wendy.

"Lepaskan."

"Y-yoon, tunggu maks-"

PYAR!

"KU BILANG LEPAS! APA KAU TULI?!"

Yoongi memecahkan botol kaca itu dan menggenggam beberapa serpihan kaca yang ada di telapak tangannya.

Semua yang ada di sana langsung sedikit menjauh dari Yoongi dan pecahan kaca yang berserakan di sana.

Wendy yang melihat itu bukannya mendekat malah langsung mendekati Yoongi dan melupakan Hoseok yang ada di belakangnya.

"K-kau baik-baik saja?" Wendy menarik kedua tangan Yoongi dan berusaha membuka tangannya yang terus mengepal.

"Maaf ."

Yoongi mengucap kata maaf, tapi ia masih terlihat marah.

"It's oke ya? Maafkan aku, bisa kau buka tanganmu,hm?" ucap Wendy lembut sambil mengusap tangan Yoongi yang masih mengepal.

"Yoon, maafkan aku," ucap Hoseok merasa bersalah dan khawatir capur menjadi satu.

"Hoseok-ah, biar aku yang menangani ini ya," ucap Wendy lembut, takut membuat suasana makin suram.

"Ayo!"

"A-akh sakit Yoon!"

"Wendy!"

Bangtan dan Velvet merasa khawatir dan ngilu pada Wendy, pasalnya Yoongi menarik dan menggenggam erat tangan Wendy yang jelas-jelas di telapak tangan Yoongi masih ada serpihan kaca yang mengakibatkan telapak tangan Wendy juga ikut terluka dan berdarah.

"Yoongi! Mau kau bawa kemana adikku?!" teriak Irene saat Wendy dan Yoongi mulai menjauh dari kawanannya.

Yoongi tak menjawab dan lebih memilih terus berjalan, dan kini Wendy di ajak Yoongi ke halaman belajang dorm redvelvet.

Yoongi mendudukkan Wendy di sebuah kursi panjang di pinggir halaman, Yoongi pun ikut duduk di sampingnya.

Wendy hanya menunduk dan menggigit bibir bawahnya, ia menahan rasa perih di telapak tanganya karna genggaman Yoongi tadi, ia tak berani bersuara karna takut, Yoongi kalau sedang marah menjadi sangat menakutkan.

"Kenapa kau diam? Hm?" Yoongi mulai mengeluarkan deep voice nya, ini pertanda akan ada hal yang tak baik.

"A-aku takut," balas Wendy masih menundukkan kepalanya.

"Hmm." Yoongi tersenyum, bukan senyum senang tapi smirk.

"Maafkan aku, aku tak bermaksud membuatmu seperti ini," gumam Wendy pelan sambil membuka telapak tangannya yang sedikit berdarah. "Aku tau, aku melakukan kesalahan yang membuatmu murka, maafkan aku."

"Tak apa, aku memaafkanmu."

Yoongi memeluk Wendy dengan sangat erat, bukan pelukan jahat tapi pelukan tulus, sangat tulus.

"Coba ku lihat,hm?" Yoongi menarik telapak tangan Wendy, ia menatap tangan itu sebentar lalu mengambil benerapa serpihan kaca yang menempel disana.

"Apa sakit?" tanya Yoongi dengan nada yang sangat halus.

"Sedikit, perih." jawab Wendy apa adanya.

Cup!

Cup!

Cup!

Slurpp!

Yoongi mengecup berkali kali telapak tangan Wendy dan menjilat luka nya.

"Kenapa kau menjilatnya? Makin terasa perih Yoon," gumam Wendy sambil menatap wajah Yoongi yang masih menciumi telapak tangannya.

"Jika aku merasakan perih, maka kau juga harus merasakannya bukan?" tiba-tiba Yoongi menatap Wendy dengan tatapan yang menakutkan.

"Psikopat gila!"

"Aku kan sudah minta maaf padamu! Hung hung!" Wendy membuat aegyo untuk mencairkan suasana.

"Hm? Benarkah? Aku tidak mendengar terlalu jelas, bisa di ulangi?" goda Yoongi yang masih menciumi telapak tangan Wendy.

"Oppaa! Wendy salah, Wendy mau minta maaf yaa, oppa kan sayang aku? Hung hung? Nee oppaa?" aegyo Wendy berhasil membuat Yoongi luluh.

"Baiklah, mari kedalam, aku akan memberikan obat pada lukamu," Yoongi menarik Wendy masuk kedalam tapi Wendy mencegahnya.

"Kenapa?"

"Tanganmu juga terluka, aku akan membersihkan tanganmu dulu, ya?" Wendy menarik Yoongi kembali duduk, lalu ia juga melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan Yoongi padanya tadi, mengambil beberapa serpihan yang ada di telapak tangannya.

Cup!

"Sudah, ayo masuk, sayang."

DEEP LOVE - WENGA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang