Part 5

2.4K 239 22
                                    

     Maaf atas typo

Selamat membaca.. 🤗

      Shani pov

       Setelah pertemuan dengan Gracia, entah kenapa aku selalu teringat pada nya. Tak jarang, aku selalu mengirimkan  pesan ke dia (maklum, biasa Shani cuek sama sekitar)

       Tak hanya mengirim pesan, terkadang, di sela-sela kesibukan ku, aku menyempatkan diri untuk menelpon nya.

       Walaupun hanya sekedar "halo Gre, kamu lagi apa, udah makan belom?" tanya ku lewat telp.

      Semakin hari, rasa suka itu tumbuh menjadi sayang. Aku gak tau, apakah Gracia juga merasakan hal yang sama? Karena, setiap aku bertanya perihal masalah hati, dia selalu punya banyak alasan untuk mengalihkan pembicaraan kami.

        Oia para readers, kita belum berkenalan secara personal ya, heheheh (maaf ya ampe lupa)

     Kenalkan, nama aku Shani Indira.
Aku seorang wanita yang di lahirkan di sebuah kota metropolitan, di kota ini aku tumbuh besar bersama keluarga ku. Sebuah keluarga harmonis yang hidup serba berkecupan.

     Papa ku seorang pemilik tempat makan di kota ini, kecil-kecilan sih, tapi cukup untuk membiayai hidup kami. Kalau mama, dia seorang ibu rumah tangga yang kadang membantu papa, kalau tempat makan nya lagi rame, heheheh.

     Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa aku bisa suka sama, yaaahhh, seorang cewek seperti ku juga.

      Aku gak tau pasti sejak kapan aku menyukai perempuan, tapi yang pasti, waktu masih kecil, aku suka main sama anak cowok, bahkan aku pernah berantem sama anak cowok yang notabenenya, dia adalah temen main ku.
    
      Gak tau berantem nya karena apa, tapi kalau di inget, lucu juga sih, hehehehe.

      Mungkin karena kebanyakan main sama anak cowok pas masih kecil, waktu aku SD, aku menyukai seorang gadis kecil teman sekelas ku.

       Bukan cuma di SD aja, berlanjut ke SMP, di sana ternyata lebih banyak cewek cantik, hehehe. Makin banyak temen cewek, makin nakal aja nih mata.

       Tapi, aku tutupi sifat ku yang "berbeda"  itu dengan wajah datar dan sikap cuek ku. Berteman adalah alibi terbaik untuk menutupinya.

       Di SMA, rasa-rasa nya, aku mulai menyukai sahabat ku sendiri (ya cewek juga bahkan teman sebangku). Gak tau kenapa, setiap teman ku ini bercerita tentang cowok yang dia suka, ada perasaan cemburu.

       Perlahan tapi pasti, aku buang perasaan ku terhadap sahabat ku itu jauh-jauh.

       Hingga akhirnya aku masuk di sebuah perguruan tinggi di kota ini. Aku bertemu dengan seorang gadis yang "sama" dengan ku.

         Perhatian nya terhadap ku, membuat ku jatuh hati padanya. Bisa di bilang, dia pacar wanita pertama ku. Dari dia, aku tau bahwa jatuh cinta itu gak semua tentang rasa manis. Jatuh cinta itu juga ada rasa sakit.

         Di saat hubungan ku dengan nya di fase sangat manis, aku mengetahui sebuah fakta. Bahwa, selama ini aku hanya menjadi pelarian nya.

       Bagaimana aku bisa tau? Suatu hari, di sebuah toko buku yang terletak di dalam sebuah mall, secara gak sengaja aku bertemu dengan pacar ku. Saat itu, dia berada di sebuah toko baju, bersama seorang perempuan, mereka terlihat sangat bahagia.

Kamu, jodoh ku bukan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang