Makasih yang udah mampir. Makasih banyak buat yg udh klik bintang. Dan makasih buat yg udh mau baca.
Maaf untuk typo..
Selamat membaca..
Sesuai yang telah mereka bicarakan lewat telpon beberapa waktu lalu, disinilah Shani berada sekarang. Di depan pintu gerbang rumah Gracia. Menunggu sang empunya rumah keluar dan membukakan gerbang.
Setelah menunggu sekitar 2 menit, barulah pintu gerbang itu terbuka dan memperlihatkan wajah cantik yang Shani rindukan. Wajah yang akhir akhir ini membuat ia uring uringan.
Dengan pelan, ia melajukan mobilnya masuk kedalam halaman rumah Gracia. Shani keluar dari mobil dengan menenteng sebuah plastik kresek di tangannya. Dan jangan lupakan, senyum manis yang selalu tercipta di bibir indahnya, sehingga membuat dimple yang tersembunyi menjadi kelihatan dengan jelas.
"Hai Shan" sapa Gracia ketika ia sudah berada di samping Shani "yuk masuk, di luar dingin" ajaknya.
Ya, pagi itu memang langit agak sedikit mendung. Sungguh hari minggu yang indah untuk pasangan kekasih baru ini.
"Ini Gre titipan kamu, buruan di makan ya, mumpung masih anget" kata Shani sambil menyerahkan bungkusan tadi ketika mereka sudah berada di dalam rumah.
"Makasih ya Shan"
"Kok cuma satu? Kamu udah sarapan?"
"Belum sih, tapi aku lagi males makan"
"Males makan? Nanti kamu tambah kurus loh kalo gak makan. Yuk makan bareng aja sini, ini juga banyak, kalau aku sendirian makan, pasti gak habis" ajak Gracia.
Dengan langkah yang santai, Shani mengikuti Gracia dari belakang, menuju ruang makan. Dan setelah Gracia selesai memindahkan makanannya kepiring, ia duduk di samping Shani.
"Ayo Shan di makan, jangan di liatin. Apa mau aku suapin?" goda Gracia.
Shani yang tadinya sedang melamun pun terkejut ketika Gracia menyenggol lengannya. "Ah, i-iya Gre" ucapnya gugup.
"Buka mulutnya, kamu lama banget sih, disuruh makan gitu aja banyak melamunnya" omel Gracia sambil menyuapkan makanan itu kemulut Shani.
"Aku bisa makan sendiri Gre" jawab Shani sambil mengambil sendok dari tangan Gracia.
Dan setelahnya, mereka berdua menghabiskan sarapan dengan sedikit obrolan ringan.
~~~~~~~~~~
"Kita ngobrolnya disini aja ya Shan, biar enak" ucap Gracia kepada Shani.
Ya, setelah sarapan tadi, Gracia mengajak Shani kekamarnya. Katanya sih, biar bisa sambil rebahan dan siapa tau bisa khilap. Hehehe
"Jadi, ada yang mau kamu jelasin ke aku gak Gre?" Shani membuka obrolan setelah mereka duduk di tempatnya masing masing.
Shani mengambil posisi duduk di sebuah kursi yang berada di dekat meja rias. Sementara Gracia, duduk diatas kasur yang letaknya tak jauh dari tempat Shani duduk.
Gracia yang tadinya duduk dengan santai, tiba tiba membetulkan duduknya menjadi bersila ketika mendengar perkataan Shani.
"Ehem" dehemnya ketika akan memulai pembicaraan.
"Sebelumnya, aku mau minta maaf dulu sama kamu, karena udah ngegantungin perasaan kamu selama ini"
"Gapapa, kan aku sendiri yang bilang sama kamu akan nunggu" balas Shani cepat.
"Terus, kenapa kamu tiba tiba mau nerima aku jadi pacar kamu? Apa kamu nerima aku karena kasian atau karena emang kamu sayang sama aku?"
"Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kamu sama Nando udah mau nikah dan Nando udah ngelamar kamu?"
Mendapat pertanyaan beruntun seperti itu dari Shani, membuat Gracia diam. Dia bingung harus mulai menjelaskan dari mana.
"Oke oke, aku bakal jawab semua pertanyaan kamu. Tapi, bisa kamu pindah ke sini? Gak enak tau ngobrol jarak jauh" ucap Gracia sambil memberi isyarat kepada Shani untuk duduk di samping Gracia.
Dengan ragu, Shani akhirnya menuruti kemauan Gracia dan ia duduk tepat di samping Gracia.
Sebelum mulai berbicara, Gracia memegang satu tangan Shani, menggenggamnya lembut dan mengusapkan ibu jarinya di tangan yang ia genggam.
"Shan" ucap Gracia pelan. "Aku nerima kamu jadi pacar bukan karena kasian atau ada maksud lain. Aku nerima kamu emang karena aku mau. Alasan pasti aku gak tau kenapa, tapi setiap ngeliat kamu, ada di dekat kamu, aku ngerasa tenang, damai. Gak tau kenapa, setiap di dekat kamu, aku selalu ngerasain itu" terang Gracia.
"Dan aku bener bener kayak orang yang gak punya semangat sewaktu kita gak komunikasi beberapa waktu lalu. Sampe Nando dan temen aku yang lain pada heran. Dari situ aku berpikir, kalau aku emang sayang sama kamu Shan"
Mendapat penjelasan cukup panjang dari Gracia, membuat perasaan Shani campur aduk. Shani cukup bahagia, karena selama ini perasaannya berbalas. Tapi di sisi lain, ia juga sedih karena Gracia sudah bertunangan dengan Nando. Sebuah hubungan yang rumit.
"Kalau kamu nemerima aku jadi pacar, hubungan kamu sama Nando gimana Gre?" ucap Shani setelah diam beberapa saat.
"Soal itu, kamu gak perlu khawatir Shan. Aku ngejalin hubungan sama dia itu cuma untuk menutupi orientasi seksual ku aja, biar orang tua ku gak curiga"
"Jujur sih ya, aku sebenernya agak risih kalau harus deket deket sama Nando, apalagi kalau di depan orang tua ku, aku sama Nando harus bersikap manis, seolah olah aku bahagia sama dia. Itu nyiksa aku Shan"
"Kenapa kamu gak terus terang aja sama orang tua kamu kalau kamu gak cinta sama Nando?"
"Dan kalau aku liat, kamu sangat menikmati sewaktu berada di dekat Nando" tanya Shani.
"Shan, ngaku ke orang tua perihal sensitif kayak gini tuh bakal ribet urusannya. Gak semudah kita bilang kalau mau pergi. Emangya, orang tua kamu tau, kalau kamu suka sama cewek?"
"Y-ya, orang tua ku gak tau, tapi mereka udah curiga, cuma gak berani tanya langsung"
"Setelah aku mau terima kamu jadi pacar, kok malah kamu yang ragu sih Shan?" rajuk Gracia sambil mengubah posisi duduk membelakangi Shani.
"Yah, ngambek deh" ucap Shani dalam hati.
"Yaaaa, gimana gak ragu Gre, kamu udah mau nikah sama Nando, tapi kamu juga terima cinta aku. Takutnya, nanti aku cuma di jadiin pelampiasan kamu aja" jawab Shani dengan suara pelan.
Perlahan, Gracia membalikkan badan dan melihat Shani yang sedang menundukkan kepalanya. Ada rasa bersalah dalam diri Gracia dan membenarkan ucapan Shani.
Dengan lembut, ia pegang dagu Shani dan sedetik kemudian, tatapan mereka bertemu.
"Aku terima kamu karena emang aku cinta sama kamu dan aku gak bakal jadiin kamu pelampiasan aku Shan" ucap Gracia sambil mengusap lembut pipi Shani.
Mendengar ucapan Gracia yang lembut, membuat hati Shani sangat senang. Bagaikan mempunyai medan magnet, bibir mereka kini sudah menempel. Dan kejadian setelahnya, hanya mereka yang tau.
~tbc~
Hai, maap ya update'y lama..
Masih ada yg nunggu gak nih? Atau udh lupa sama cerita ini? HeheheSalam satu butem
Grshn_addict
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, jodoh ku bukan?
RomancePertemuan yang tak di sengaja antara 2 anak manusia yang berbeda sifat, sikap dan karakter, tapi mereka mempunyai satu persamaan, yaitu sama sama menyukai perempuan. Cerita mengandung unsur GxG, buat yang gak suka, boleh skip, buat yang suka, ya...