Part 15

1.3K 142 19
                                    

    Dalam part ini, terpapar sedikit   adegan nackal. Jadi, kalau kentang, jangan salahin yang nulis.



Maaf untuk typo




                  Selamat membaca



  Setelah selesai membersihkan bagian dapur, kini Gracia membagi tugas.

"Nan, kamu bersih-bersih bagian ruang tengah dan depan ya. Aku sama Shani bersihin bagian lantai dua" ucap Gracia ketika mereka bertiga tengah istirahat sejenak melepas lelah.

  "Bukan nya lebih bagus kalau kita selesaikan dulu bagian atas, trus setelahnya baru bagian bawah di kerjain sama sama?" Nando memberi usulan kepada Gracia.

    Shani hanya diam mendengarkan kedua orang itu berbicara, sambil sesekali ia menyeruput es jeruk yang di pesan Gracia tadi.

   "Udah, kamu bersihin bagian bawah aja, aku sama Shani bersihin bagian atas. Kalau semua di lantai atas, nanti lama kelarnya, kasian Shani yang bantuin"

   "Yaudah deh, peralatan bersih bersih nya, mau aku bawain ke atas gak Gre? ucap Nando sambil menoleh ke arah Gracia.

   "Gak usah, biar aku aja yang bawa" itu suara Shani, dirinya sudah berdiri  membawa peralatan dan bersiap untuk naik ke atas.

  Setelah berkata demikian, Shani pun naik ke atas. Dengan langkah yang hati hati, akhirnya dia sampai di lantai dua. Kekaguman kembali terlihat di wajahnya. Sambil melihat sekitar, dia pun mulai membersihkan.

   "Main naik aja, gak nungguin ih" ucap Gracia tepat di belakang Shani.

   Shani yang sedang fokus bersih-bersih pun jadi kaget.  Pasalnya, Gracia sudah berada di belakang nya. Di lihatnya Gracia yang berdiri dengan berkacak pinggang. Setelahnya, dia bersiap kembali untuk melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda.

   Pada saat akan memulai, Gracia terlebih dahulu menarik tangan Shani. Ia mengajak Shani untuk masuk ke sebuah kamar yang berada di lantai dua. Setelah masuk ke dalam kamar itu, langsung saja Gracia mengambil sapu yang di pegang Shani. Di letakkan nya sapu itu di sembarang tempat.

  Shani pun merasa heran dengan perlakuan Gracia. Tapi, beberapa detik kemudian Shani di buat terkejut dengan pergerakan mendadak dari Gracia. Karena, tiba tiba saja, Gracia memeluk Shani dengan sangat erat dan berkata "aku kangen banget sama kamu Shan."

    Shani yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam ketika Gracia memeluknya. Karena tak mendapat balasan atas pelukan nya, Gracia melepas pelukan itu dan menatap Shani yang masih diam.

   "Kamu kenapa diem aja, gak suka aku peluk?" tanya Gracia sambil menatap mata Shani.

   "Bukan gitu Gre, nanti kalau tiba tiba Nando dateng trus ngeliat kita, gimana?"

   "Dia gak bakalan kesini, aku tadi nyuruh dia beli makanan, aku bilang ke dia kalau aku laper"

   "Aku nyuruh dia beli makanan favorite aku dan letak tempat makan itu lumayan jauh dari sini, jadi kamu gak usah takut kalau dia tiba tiba naik" ucap Gracia sambil mengelus pipi Shani.

   Shani yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam menikmati sentuhan lembut di pipinya.

  Bukan hanya mengelus pipi, Gracia juga memainkan jari telunjuk nya untuk menjelajahi wajah Shani. Mulai dari alis, hidung dan tujuan terakhir jarinya adalah bibir. Entah mengapa, Gracia berani melakukan itu.

   "Boleh?" tanya Gracia yang masih menatap bibir Shani.

   Shani yang sedang berusaha menetralkan debaran dan desiran di dalam tubuh nya pun hanya bisa mengangguk pasrah.

Kamu, jodoh ku bukan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang