Part 20

1.3K 153 27
                                    

   Makasih buat kalian yang udah vote, coment N nungguin cerita ini. Sehat selalu buat kalian ya. Semoga cerita'y bisa menemani waktu santai kalian.



                  Maaf untuk typo




   Selamat membaca....



      Melihat Shani yang sedang menyender di sofa, akhirnya Gracia mengubah posisinya menjadi duduk di samping Shani. Ia membenarkan sedikit kekacauan pada pakaian dan rambutnya. Lalu setelahnya, iya perhatikan wajah samping Shani yang sedang menatap langit langit ruang tvnya. Entah apa yang sedang Shani pikirkan.

      "Shan, maaf ya" ucap Gracia yang sedang memperhatikan Shani.

      Shani menoleh melihat Gracia sekilas, tanpa mengubah posisinya dan tak berniat untuk menjawab perkataannya, setelahnya ia kembali menatap langit langit itu. Ia pejamkan mata sejenak, guna menurunkan hasrat yang sudah terpancing tadi.

      Gracia yang melihat itu hanya bisa diam. Ini salahnya, kenapa ia tak dari awal memberi tahu Shani bahwa Nando akan datang juga. Kenapa ia malah terbawa suasana. Seharusnya, ia menjelaskan kepada Shani perihal menghilangnya, bukan terbawa suasana dan malah hampir saja terjadi hal yang di inginkan. Ah, salahkan saja keadaan yang mendukung.

      "Shan, aku tau kamu marah. Tapi, kamu mau gak dengerin aku? Aku mau bicara sama kamu" ucap Gracia meminta perhatian Shani.

     "Bicara aja, aku dengerin kok"

     "Aku mau bicara tentang aku menjauh dari kamu"

     Mendengar Gracia berucap seperti itu, Shani langsung melihat kearahnya. Dapat Shani lihat, raut wajah Gracia yang sedang berusaha untuk tetap tenang, walau terlihat juga keraguan di sana.

     Shani langsung mengubah posisi duduknya, menjadi tegak dan menghadap Gracia. Dengan sisa sisa hasrat yang terlihat di wajahnya.

     "Silahkan jelaskan yang mau kamu jelaskan" ucapnya tenang.

      "Sebenarnya, aku menghilang itu untuk memastikan perasaan aku ke kamu"

      Shani yang mendengar Gracia berkata seperti itu, menjadi was was. Ia belum siap untuk menghadapi situasi ini. Ia belum mempersiapkan apapun untuk hatinya. Shani belum siap.

      "Shan, kalau boleh jujur, aku..."

      Tok... Tok... Tok...

     Ucapan Gracia di interupsi oleh suara ketukan pintu. Mereka yang mendengar itu pun saling pandang, tapi beberapa saat kemudian, Gracia menyadari siapa yang mengetuk pintu rumahnya.

      "Bentar ya, aku buka pintunya dulu" ucap Gracia sambil beranjak untuk bangkit dari duduknya.

      "Huft, ganggu aja sih, tau gitu tadi gak usah dateng" ucap Shani pelan ketika Gracia sudah menghilang dari pandangannya.

      Di sandarkan kembali tubuhnya ke sandaran sofa, kembali ia memejamkan mata. Guna menghilangkan rasa kesal yang masih tersisa di dalam dirinya.

      Tak lama kemudian, Gracia datang bersama Nando, Shani yang tadinya bersandar, langsung menegakkan tubuhnya.

     "Hai, udah lama di sini?" sapa Nando ketika ia melihat Shani duduk di sofa ruang tv.

     Dengan senyum yang di paksakan, Shani tersenyum ke arah Nando dan berkata "udah dari jam 4 tadi, lumayan lama lah, udah makan juga"

     "Oh, lama juga ya" jawabnya sambil memperhatikan jam tangannya.

Kamu, jodoh ku bukan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang