"HERA, KAMU KENAPA?!"
Itu suara Andin, Clara, Difa dan Cahya. Mereka langsung berlari ke arah Hera.
Hera menatap keempatnya datar, kemudian mengedarkan pandangannya ke arah kelasnya.
Ah, bagus. Kini dirinya jadi pusat perhatian. Menyebalkan.
"Hera, kamu mimisan!"
"Banyak sekali!"
Pekikan itu Hera dengar dari Andin dan juga Carla.
Sedangkan Difa kini merogoh saku roknya. "Ah aku ada tisu. Pakai ini, Ra." ujarnya seraya menyodorkan tisu untuk Hera.
Hera masih terpaku, membuat Cahya yang melihat itu segera mengguncang bahunya panik. "Hera, pakai tisunya! darahmu sangat banyak!"
Tersadar, Hera segera menarik sebuah tisu dari tangan Difa, dia menyeka hidungnya.
Sembari tertawa canggung, Hera berujar. "Ah, aku kira ini ingus. Aku... sedang flu." katanya santai.
Teman-teman sekelasnya menggeram panik. "Ke UKS aja, Ra." celetuk salah seorang dari mereka.
"Hera lebih baik kamu istirahat di UKS." salah satu dari mereka kembali berujar.
Hera semula ingin menolak, dia bersiap menggeleng, tetapi kemudian suara Andin menginterupsinya.
"Bu, kami izin ke UKS dengan Hera."
Begitu yang Hera dengar sebelum akhirnya dia ditarik paksa oleh keempat teman terbaiknya.
Sedangkan Hera yang kini tertarik pasrah hanya membatin sendu.
Ah, mengapa baru sekarang?
Apa ia harus benar-benar terlihat sakit agar dapat merasakan perhatian semacam ini terus menerus?
- - # - -
Jo masih ada kelas olahraga kala netranya menangkap siluet Hera dengan keempat sahabatnya keluar dari kelas gadis itu.
Mereka terlihat berdebat kecil sebelum akhirnya tetap menarik Hera agar mengikuti mereka.
Entah mereka akan kemana, Jo tak tau.
Namun secara tak sadar cowok itu jadi mengikuti mereka.
Entah kenapa, feeling nya memburuk.
Sepertinya... ada sesuatu yang terjadi pada Hera.
Dan prasangka Jo itu terbukti benar kala dirinya menyadari satu hal.
Jalan yang mereka tuju... adalah jalan menuju UKS.
Dan Jo menyadari hal lain kini.
Hidung Hera...
Jo mengumpat pelan, sebelum akhirnya jadi maju. Dia mendekati Hera yang semula masih enggan masuk UKS.
"Hera... kamu kenapa?" begitu tanyanya.
Namun, sesuatu hal janggal terjadi.
Hera terlihat terkejut awalnya.
Namun di detik kemudian, gadis itu tertawa geli.
"Kenapa baru sekarang?"
"Kenapa baru sekarang kalian peduli?"
"Apa gue harus sakit dulu baru kalian peduli?"
Dan perkataan sendu Hera itu membuat semuanya tertegun.
Mereka jadi sadar satu hal.
Hera... benar-benar sedang tak baik-baik saja.
Dan mereka... terlambat datang padanya.
***
ABG tua, cintamu semakin--
Ah, malah nyanyi.
Hehe
Salam
inggitariana
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay [LENGKAP ✓]
Short Story"Bang, tau gak, gue sebel banget masa, tadi gue di omongin dari belakang sama Clara! temen baik gue sendiri!" "Ah, Lo yang salah kali. Gak mungkin Lo diomongin tanpa sebab, kan." "Tapi bukannya harusnya dia langsung ngomong ke gue kalo dia emang tem...