68 - 🌀

525 124 17
                                    

#POV Kim Dokja

Aku mengendap-endap ketika Theater Master sedang fokus ke Haris.

'Sekarang kesempatan aku.'

Aku mengangkat pedang dan akan menebasnya, tetapi aku mendengar Haris berteriak memanggil namaku, aku menoleh.

Aku terkejut dengan Yoo Junghyuk yang berjarak 4 meter dariku, dia melesat dan akan menebas aku yang lengah.

Aku tidak sempat terkejut dengan Haris yang tiba-tiba melesat di udara dan menghentikan Yoo Junghyuk dengan tusukannya ke tanah yang seperti ledakan es, itu menyebabkan adanya kabut dingin yang menghalangi pengelihatan.

Yoo Junghyuk dalam sekejap sudah terbanting ke tanah, bersamaan dengan suara 'gedebuk!' seperti ada kekuatan besar yang tidak terlihat menekannya.

Aku kembali fokus ke Theater Master dan akan menebasnya, tapi dia menggunakan 'erosi pikiran', itu yang membuat Yoo Junghyuk menjadi seperti boneka.

(Theater Master telah menggunakan erosi pikiran)

(Skill 'Fourth Wall' telah melindungi mental kamu dari erosi pikiran)

Wajahnya diliputi kebingungan, seperti orang yang terjebak dalam kegelapan.

"Kamu, Jangan-jangan kamu adalah..."

Itu adalah kata-kata terakhirnya sebelum dia pixels dan lenyap.

(Theatre Master telah dibunuh untuk pertama kalinya)

(Kamu menerima 9.000 koin sebagai kompensasi pencapaian)

"Loh kok?"

(Kamu telah memenuhi syarat untuk menyelesaikan Hidden Scenario)

(Kamu telah menerima 4.000 koin sebagai kompensasi)

...

Aku bingung sejenak, tapi dia tidak diragukan lagi sudah kalah, koin yang aku terima adalah buktinya.

Haris tersenyum puas seolah sudah mengharapkannya, dia pastinya mengetahui sesuatu.

Aku melihat Yoo Junghyuk yang pingsan tergeletak di tanah yang sedikit retak. Disampingnya ada lubang besar akibat tusukan Haris.

'Apa yang Haris lakukan pada bajingan ini?'

Haris yang di sebelahnya mengecek keadaan Yoo Junghyuk, Wajah Haris diliputi sedikit rasa bersalah.

"Lah, dia tidur." Kata Haris.

#POV Kim Dokja end

...

#POV Haris

(Kamu telah menerima 4.000 koin sebagai kompensasi)

Yah, dungeon ini berakhir.

Lee Jihye masih tidur di lantai dengan wajah manis. Aku jadi mengantuk melihatnya, aku belum tidur sejak tiba Chungmuro.

Aku bisa-bisa phobia tidur karena kejadian terakhir kali.

Barier yang seperti kubah di atas kami sudah hancur setelah Theater Master dikalahkan.

Melihat ke atas ada landscape langit yang gelap dan kelam dengan banyak bintang-bintang bertaburan. Melihat kebawah hanya ada kehancuran kota seperti dilewati oleh bencana. Seperti inikah akhir dunia?

"Lihat! Ada bintang jatuh. "

Lee Gilyoung menunjuk langit, memang benar ada bintang jatuh -seperti di anime kimi *no nawa.-

"Wah iya, indah sekali. " Aku juga takjub walaupun tahu apa itu sebenarnya.

Hujan meteor yang seperti bintang jatuh itu adalah cikal bakal dari skenario utama.

Mungkin ini juga terjadi di seluruh bumi, aku jadi mengingat Indonesia. Apakah seseorang akan berfoto terlebih dahulu dan mempostingnya di media sosial?

Ah, aku berusaha mengingat kembali siapa aku tapi hanya Haris yang aku ingat. Aku melupakan orang yang aku sebut keluarga di Indonesia dan pergi ke Seoul karena keegoisan aku sendiri untuk bertemu para tokoh novel.

Orang yang aku anggap keluarga ada di sana. Sedang apa atau bahkan apakah masih hidup? Aku tidak tahu.

Biar saja, kalau memang benar-benar keluarga aku pasti tidak akan mati dengan mudah.

'Biarlah.'

Memang terkesan tidak bertanggung jawab, tapi aku merasa kalau ini baik-baik saja dan aku tidak salah. Apakah ini yang dinamakan firasat?

...

Lee Gilyoung sedang menyatukan tangannya dan bergumam sesuatu. 'Seriusan memohon pada sesuatu yang menjadi mimpi buruk?'

"Hyung tidak membuat permohonan?"

Kim Dokja melihat langit dunia dengan tatapan bijaksana. Lalu dia melirik aku dan Yoo Junghyuk yang terkapar.

"Aku ingin melihat epilog dari novel tertentu."

Yah, tidak semua sesuatu berubah. Bahkan setelah dia sadar kalau dia hanya karakter juga.

...

Tak terasa ini sudah pagi, cahaya matahari masih ada bahkan ketika dunia hancur.

Tapi setelah aku amati lagi, ada sesuatu yang berdiri melayang di udara, itu tepat di tengah matahari.

Aku bisa merasakan keberadaan yang sangat kuat dari jarak yang sangat jauh. Aku entah mengapa merasa akrab dan nostalgia.

Entah bagaimana metodenya aku bisa tahu. Dia tersenyum dari jarak yang sangat jauh dan aku tanpa sadar bergumam.

"Kamu kan... "

End

Ah, aku lagi malas kasih judul awok9- Yah, bukan masalah besar-

Reader Of The Reader [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang