20 부

1.1K 150 2
                                    

Enjoy your reading

Enak kali yah kalau baca sambil dengerin musik

"I'M NOT A GOBLIN"

Keesokan harinya
Haechan datang ke kamar Jaemin setelah pulang dari kampus, seharian ini Haechan terlihat banyak sekali melamun jadi Jaemin meminta Haechan untuk datang ke kamarnya untuk menceritakan sebenarnya sahabatnya ini kenapa.
"Jadi kau kenapa? Seharian selalu melamun?" Tanya Jaemin, Haechan terlihat menunduk dengan memainkan tangannya.

"Kau kenapa Seo Donghyuck" kalau Jaemin sudah menyebutkan nama aslinya Haechan benar benar akan bercerita takut sahabatnya marah.

"Aku sedang bingung na, aku tidak tau harus bagaimana" ujar Haechan.
"Apa yang membuat mu bingung?"

"Tapi tolong jangan kasih tau ini kesiapa siapa" ujar Haechan dan Jaemin mengangguk.
"Saat malam pesta ulangtahun mu, setelah kita membawa jeno pulang aku dan Mark Hyung gk sengaja ngelakuin sesuatu tapi tidak sampai seintim pasangan suami istri" mendengar perkataan Haechan Jaemin sontak kaget dan menutup mulutnya tidak percaya.
"Aku tidak tau kenapa bisa Sampai melakukannya, dan kemarin Mark Hyung menyatakan perasaannya pada ku" ujar Haechan lagi.

"Terus apa yang membuat mu bingung, Mark Hyung sudah mengatakan perasannya" tanya Jaemin.
"Ini terlalu cepat na, terlebih aku tidak tau Mark Hyung serius atau hanya merasa bersalah pada ku' Haechan kembali menunduk, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kau nyaman dengan Mark Hyung? Apa kau merasa senang saat bersamanya? Kau cemburu jika Mark Hyung dekat dengan seseorang?" Tanya Jaemin berturut-turut, Haechan hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Kalau begitu berhenti membohongi perasaan mu, mencintai seseorang bukan di lihat dari berapa lama kita mengenal orang itu, cinta bisa datang pada pandangan pertama, kalau kau terus membohongi perasaan mu kau akan kehilangan Mark Hyung" jelas Jaemin.

Haechan mendongakkan kepalanya dan menatap Jaemin dengan mata sembab nya.
"Percaya pada ku Mark Hyung mengatakan perasannya bukan karna merasa kasihan pada mu atau Merasa bersalah, dia hanya ingin kau menjadi milik dia tidak kau diambil orang Haechan" lanjut Jaemin sambil menglap air mata Haechan dengan jempolnya.

"Na apa kau tidak bisa melihat masa depan ku dan Mark Hyung?" Tanya Haechan tiba-tiba.
Jaemin mengelengkan kepalanya.
"Aku tidak akan melihat masa depan orng lagi Haechan cukup masa depan Jeno yang ku lihat, aku mau Semuanya terjadi seperti jalan takdir aku tidak bisa ikut campur" jelas Jaemin.
"Baiklah, terimakasih sarannya na aku sudah memiliki jawaban Untuk pertanyaan ku, aku menyayangimu" ujar Haechan sambil memeluk Jaemin dan berlari keluar dari kamar Jaemin.

Disisi lain, Renjun masih saja galau karna kekasihnya yang tak kunjung memberikan kabar bahkan ada seseorang yang mengirimkan foto kepada Renjun, foto Guanlin dengan seorang perempuan.
"Huft apa kak Alin sudah memiliki pengganti ku?" Tanyanya pada diri sendiri, perlahan-lahan air matanya menetes padahal sekarang dia berada di taman.

Seseorang menghampirinya.
"Hai kenapa kau menangis?" Tanya orang itu, Renjun melap air matanya dan berusaha tersenyum kepada orang itu.
"Aku tidak apa apa" jawabnya.
"Kau tidak mungkin menangis tanpa alasan, kenalin aku xiao de Jun, Panggil dejun saja" ujarnya memperkenalkan diri.
"Aku wong Renjun, panggil Renjun saja" ujar Renjun.
"Boleh aku duduk?" Renjun mengangguk.

"Aku seperti mengenal mu, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya dejun.
"Sepertinya belum, tapi mungkin kau mengenal orang tua ku" ujar Renjun.
"Sebentar kau anaknya Lucas dan Jungwoo?" Dan renjun mengangguk.
"Astaga kau sudah besar ternyata, tapi tadi apa yang membuat keponakan ku ini menangis?" Tanya dejun, dejun ternyata teman Lucas.

Jaemin menunjukkan sebuah foto, dejun mengerut kan keningnya.
"Apa dia kekasih mu?" Tanya dejun.
"Iya, dia tinggal di Taiwan, belakangan ini dan tiba-tiba ada orang yang mengirim foto ini" jelas Renjun Dengan raut muka sedih.
"Kasus mu tak jauh berbeda dengan kedua orang tua mu dlu, kau tau kan bagaimana hubungan mereka bisa bertahan sampai sekarang?" Tanya dejun.
"Iya tau, mereka saling percaya dan menyelesaikan Maslah mereka dengan baik-baik" ujar Renjun.
"Nah, kau juga harus seperti itu percaya pada pacar mu, foto ini seperti editan coba kau telpon pacarmu saat jam senggangnya" usul dejun.
"Baiklah terimakasih sarannya" ujar Renjun.
"Sama sama, eh kita ke rumah mu yuk aku kangen dengan orang tua mu" ajak dejun, akhirnya mereka pulang ke rumah Renjun bersama.

Changlix

Changbin tiba-tiba datang ke mansion Jaemin tepatnya ke rumah tempat Felix tinggal.
"Ada apa?" Tanya Felix.
"Aku hanya ingin berbicara pada mu, apa kau sibuk?" Tanya Changbin.
"Tidak terlalu, kau ingin bicara apa?" Tanya Felix.
"Kita bicara di cafe saja bagaimana, kau mau?"

Felix berjalan masuk dan mengambil jaketnya.
"Sung aku keluar dulu yah kalian awasin semua pergerakan yang mendekati mansion" ujar Felix saat ingin Keluar.

Setelah itu keduanya berangkat ke cafe yang Changbin maksud.
"Kau mau pesan apa?"

"Tidak perlu, cepat berbicara" ujar Felix.
"Eum baik lah, kau sudah punya kekasih?" Tanya Changbin.
"Tidak ada"

"Kenapa tidak ada?"
"Karna aku sibuk sekolah dan sibuk belajar bela diri untuk mengabdi kan hidupku kepada keluarga Jaemin yang sudah banyak membantu keluarga ku" ujar Felix
"Kau tidak berniat mencari pasangan?" Tanya Changbin lagi.
"Aku tidak kepikiran sampai kesitu, kalau bisa aku tak ingin menikah, bagiku cinta tidak penting" rasanya hati Changbin terbelah menjadi dua.
"Masih ada yang ingin kau bicarakan?" Changbin menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu aku pulang dulu, tak perlu mengantarku" ujar Felix sebelum meninggalkan cafe itu.

Changbin duduk sambil menyentuh dadanya yang terasa sesak, Secara tidak langsung Felix telah menolaknya.
"Apa aku harus berjuang lebih keras? Kalau dibutuhkan akan ku lakukan lix" ujar Changbin.

Disisi lainnya lagi.
Mark duduk termenung di ruangan tempatnya mendapatkan pelatihan bersama jeno, Jeno khawatir dengan Hyungnya.
"Hyung kau tak apa?" Tanya Jeno.
Mark menggelengkan kepalanya.
"Kalau ada apa apa Hyung bisa bercerita kepadaku" ucap Jeno, Mark terdengar menghela nafas.

"Hyung kemarin mengungkapkan perasaan Hyung kepada Haechan tapi sepertinya Haechan menolak" jawab Mark sambil menampilkan wajah sedihnya.

Jeno sempat kaget mendengar itu, dia duga hanya pikirannya saja yang bilang kalau Hyungnya menyukai sahabat dari kekasihnya.
"Dia jawab apa saat Hyung ngungkapin perasaan?" Tanya jeno.
"Dia bilang tidak bisa menjawabnya"

"Hyung Haechan hanya butuh sedikit waktu untuk menentukan pilihannya, jangan berpikir pesimis dulu sedari yang aku perhatikan Haechan terlihat sangat nyaman berada di dekatmu" ujar jeno.
"Tapi mana mungkin Haechan memiliki perasaan secepat Hyung"

"Semuanya mungkin Hyung, cinta datang tanpa sepengetahuan kita, cinta seperti teka teki yang tidak ada akhir namun memiliki satu jawaban yang akan menjadi penguat untuk menjalani Hubungan" jelas jeno.

Mark hanya tersenyum mendengar perkataan adiknya Dia berharap Haechan bisa menerima perasaannya, karna sungguh Mark benar benar sudah jatuh dalam pesona Haechan.

Mian kalau gk nyambung kata katanya
Btw lagunya cocok gk sih?

Jangan lupa untuk vote dan komen yah

TBC

I'm Not a goblin(Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang