11 부

1.3K 212 9
                                    

Enjoy your reading.

"I'M NOT A GOBLIN"

Keesokan harinya
Jaemin berangkat bersama Jeno seperti kemarin, mungkin seterusnya Jeno yang akan mengantarnya Kemana saja karena Jeno sendiri lah yang menawarkan.
"Na nanti aku gk bisa makan siang bareng kalian yah" ujar Jeno sambil menyetir.
Jaemin yang tengah bertukar pesan dengan Renjun langsung menoleh.
"Kenapa?" Tanya Jaemin.
"Aku ada rapat osis untuk membahas ulang tahun sekolah acaranya sih bulan depan" jelas Jeno.
"Tanggal berapa ulang tahunnya?aku tidak tau" tanya Jaemin.
"Tanggal 15" Jeno masih fokus ke jalanan agar mereka sampai dengan selamat.
"Ulang tahun ku tanggal 13 eheheh, Nana harap Jeno ingat" ujar Jaemin sambil tersenyum dan kembali menatap hpnya.
Jeno melirik Jaemin sekilas dan ikut tersenyum tipis melihat Jaemin.

Saat hampir sampai di sekolah, Jaemin melihat seorang ibu yang berteriak saat  melihat stroller bayinya bergerak sendiri ke tengah jalan yang tengah rame.
"No berhenti" ujar Jaemin, Jeno langsung mengrem mendadak saat Jaemin menepuk pundaknya.
Baru saja menoleh untuk bertanya, Jaemin sudah tidak ada disampingnya.
"Na kamu kemana?" Panik Jeno, ia langsung keluar dari mobil dan melihat kesekitarnya. Jeno baru menyadari kalau semua berhenti.

Matanya tertuju pada stroller bayi yang Jaemin liat tadi, terlihat disana Jaemin tengah mendorong stroller itu ke pinggir jalan. Jeno terus menatap Jaemin yang bergerak diantar semua orang yang terhenti. Jeno bahkan melihat air mancur di taman berhenti, daun yang jatuh juga berhenti.
"Bagaimana bisa" Jeno makin kaget saat melihat Jaemin menghilang dari tempat dia berdiri, dan sedetik kemudian semua kembali menjadi normal.

"No kamu ngapain di luar sana" panggil Jaemin dari dalam mobil, jeno mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kembali masuk kedalam mobil.
"Ngapain tadi di luar?"tanya Jaemin.
"Na tadi semuanya berhenti, cuma kamu sama aku yang gerak, kamu juga tiba-tiba ngilang terus tiba-tiba udh ada di mobil lagi" bingung Jeno

Jaemin mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Jeno.
"Apa tadi Jeno tidak berhenti? Tapi bagaimana bisa"
"Eum mungkin hanya halusinasi kamu No, ayo cepat nanti kita telat lagi" ujar Jaemin, Jeno menganggukkan kepalanya mungkin benar kata Jaemin dia berhalusinasi.

###

Jam istirahat

Jaemin hanya makan siang dengan Haechan renjun dan Mark, sedangkan jeno sedang rapat osis. Jaemin terlihat tidak semangat dengan makanannya.
"Kau kenapa?" Tanya Haechan.
"Tidak, hanya saja aku tidak bersemangat makan" ujar Jaemin sambil mengaduk aduk makanannya.
Ketiga orang yang duduk didepannya saling berpandangan, Mark mengerti apa yang membuat Jaemin tidak bersemangat.

"Kau bisa pergi ke ruang OSIS, mungkin rapat sudah selesai dan Jeno sedang berada di ruangannya mengurus keperluan hasil rapat" saran Mark, mendengar itu Jaemin meletakkan sendokknya dan berlari keluar dari kantin tanpa mengatakan apapun.
"Sepertinya Jaemin mulai bucin" ujar Renjun menatap kepergian sahabatnya.
"Dan itu juga jadi ancaman untuk mood Jaemin, aku tidak bisa membayangkan kalau dia lepas kendali lagi" ujar Haechan sambil memakan makanannya sedangkan Mark mendengarkan dengan kebingungan.

Disisi lain
Jaemin sudah sampai didepan ruang osis, senyum di bibirnya tidak pernah luntur sedari ia berlari ke ruang osis. Jaemin mulai mengetuk pintu.

Tak lama ada seorang gadis yang membuka pintu.
"Jaemin-ssi mencari siapa?" Tanya gadis bername tag Yeri itu.
"Aku mencari Jeno, apa dia ada di ruangannya?" Tanya Jaemin.
"Ouh Jeno, masuk saja dia ada di ruangannya" Yeri mempersilahkan Jaemin masuk.
Anak itu baru pertama kali ke ruang osis, jadi dia sedikit Canggung.
"Itu ruangannya, langsung masuk aja"

"Terimakasih yeri-ssi" ujar Jaemin sambil tersenyum dan melangkah ke ruangan Jeno, perlahan dia membuka pintu bertuliskan ruang ketua osis itu.
"No ayo makan, aku belum....makan" tangan Jaemin yang memegang knock pintu langsung terlepas saat melihat Jeno tengah makan siang dengan seorang gadis, hanya berdua didalam ruangan itu.

Jeno yang mendengar suara Jaemin langsung menoleh dan melihat Jaemin terdiam dengan ekspresi terkejut juga sedih. Ia langsung meletakkan kotak bekal itu dan berdiri menghampiri Jaemin.
"Na kamu disini? Kenapa gk makan?" Tanya Jeno saat sudah ada di depan Jaemin.
"T-tidak aku sudah makan, maaf mengganggu waktu makan kalian" ujar Jaemin sebelum berlalu pergi.

Gadis yang duduk bersama jeno mendekat ke Jeno.
"Jen ayo lanjut makan" ajaknya sambil memegang lengan Jeno.
Jeno menoleh ke gadis itu, Jeno menepis tangannya. Gadis itu bingung kenapa Jeno menepis tangannya.
"Kau lanjut kan sendiri, aku akan menyusul Jaemin dan satu lagi yeen kau tidak perlu repot-repot membawakan ku makan siang karna mulai bsk aku hanya akan makan siang dengan dia, Haechan renjun dan Mark Hyung" setelah mengatakan itu, Jeno langsung pergi mengejar Jaemin.

###

Jaemin duduk sendirian ditaman sambil menatap lurus ke depan, entahlah dia merasa sesak saat Melihat Jeno bersama orang lain dadanya seperti di tindih oleh batu besar.
"Kenapa aku merasakan hal ini? Bahkan aku tak punya hak untuk perasaan ini" gumam Jaemin sambil tersenyum tipis.

Jaemin menghela nafas berkali-kali untuk mengatur moodnya dia tidak ingin merusak hari yang cerah ini dengan hujan lebat hanya karna perasaannya.
Jeno datang ke taman itu dan melihat Jaemin duduk sendirian sambil menatap lurus kedepan, ia menghampiri Jaemin dan duduk disampingnya

"Na kamu kenapa?" Tanya Jeno saat sudah berada disamping Jaemin.
"Apa aku membuat kesalahan?" Jaemin masih diam dan tak menanggapi Jeno.
"Na jangan diam kayak gini, aku gak tau apa yang membuatmu marah pada ku" ujar Jeno lagi, Jaemin menghela nafas panjang.

"Untuk sekarang diam adalah cara ku menunjukkan perasaan ku pada mu, perasaan yang belum seharunya pantas membuatku merasakan perasaan ini sekarang" setelah itu Jaemin kembali dalam diamnya, Jeno mengerutkan keningnya dia tidak mengerti maksud Jaemin.

Akhirnya jeno juga memilih untuk diam, dan duduk menemani Jaemin ditaman itu meski tidak ada percakapan sama sekali, Sekali kali Jeno melirik Jaemin yang tetap pada posisi dan ekspresi wajahnya yang tidak menampakkan sesuatu hanya wajah yang tidak tau mengekspresikan apa.

Hampir setengah jam mereka duduk diam ditaman itu, hingga Jaemin bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, jeno mengikuti Jaemin dari belakang.
"Diam mu membuatku merasa bersalah, menghilangkan cahaya matahari yang ada dalam jiwa mu hari ini" batin Jeno sambil menatap punggung Jaemin.

Jeno mengikuti Jaemin hingga ke kelasnya, masih saja diam Jeno berhenti didepan kelas Jaemin dan memperhatikan Jaemin hingga anak itu duduk di bangkunya dan berbincang bersama kedua sahabatnya.
"Setidaknya dia tidak diam saat bersama mereka" gumam Jeno sebelum pergi dari sana.
Renjun menyadari keberadaan Jeno dan apa yang sedang terjadi dengan dua orang itu.

"Pertengkaran lagi?"pikir Renjun saat melihat Jeno pergi dengan raut wajah murung, Renjun menatap Jaemin yang tengah tersenyum bahkan tertawa bersama Haechan.
"Mulutmu memang bisa berbohong, tapi mata mu tidak akan bisa berbohong" Renjun menghela nafas, walaupun nanti dia dan Haechan bertanya Jaemin memiliki masalah atau tidak, anak itu tidak akan pernah mengatakan masalahnya dengan gampang, butuh perjuangan agar Jaemin terbuka dengan mereka.

Semoga suka yah

Jangan lupa untuk vote dan komen yah.

TBC.

I'm Not a goblin(Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang