ANOK 18

6.3K 1.5K 236
                                    

ANoK 18 dalam;
Dewasa

Kimmy tidak pernah kepikiran Miss San akan memasakan sup ayam yang lezat di dapurnya. Dalam kepalanya, hanya ada tiga orang dewasa yang memasak di dapur my house. Pertama, papanya. Dinan mempunyai pancake terbaik. Kedua, Mbak Murni. Murni selalu tahu cara mengenyangkan perutnya. Ketiga, Pak Yadi. Yadi senang mendekorasi telur ceplok dua mata sapi dengan mi goreng sebagai rambut, potongan sosis sebagai mulut, dan saus tomat untuk alis. Sekarang, Miss San menambah daftar orang dewasa yang memasak. Kimmy bahagia!

"Miss makan," kata Kimmy menawarkan Sandra makan juga. Dirinya sudah menyuap satu sendok penuh sup ayam. Lezat sekali. Orang dewasa selalu tahu cara membuat makanan enak. Kimmy tidak sabar jadi orang dewasa.

"Miss masih kenyang. Kimkim dan papa saja yang makan ya," balas Sandra sambil membelai pipi gemuk Kimmy yang duduk di seberangnya. Meja makan tidak terlalu besar, Sandra masih bisa menjangkau gempalan lemak pada wajah kemerahan Kimmy.

"Enak loh miss." Kimmy menyuap lagi supnya. Dia besar bersama Lizzie. Makan malam tanpa nasi bukan kendala baginya. Asal potongan daging dan sayur banyak, Kimmy tetap kenyang.

"Kimkim suka?"

"Suka. Nanti makan lagi ya."

"Kimkim mau Miss Sandra masakan sup lagi?" Kali ini Dinan ikut obrolan Kimmy dan Sandra.

"Mau." Kimmy tidak benar-benar memperhatikan ucapan Dinan. Papanya sudah selesai makan, Kimmy mau cepat selesai. Takut ditinggal sendirian di dapur.

"Bisa lain kali masak buat kami?" Tanya Dinan. Senyumannya mengembang sangat menawan.

"Kali ini promosi, berikutnya udah harga pasar," canda Sandra.

Dinan menertawakan kelakar Sandra dan Kimmy mengikutinya tertawa. Menyenangkan menirukan tindakan orang dewasa apalagi papa. Papa is the best. Yang mana Kimmy tidak paham apa yang diobrolkan dua orang dewasa di meja ini. Dia kembali sibuk menyendok potongan wortel nakal yang berlarian. Kenapa sih wortelnya nggak mau dimakan?

"Wah, ada harganya ya?" Sahut Dinan menimpali candaan Sandra.

"Ada dong. Kualitasnya kan terjaga. Gak bisa asal tebar rasa masakan kemana-mana." Sandra sok pasang aksi senyum bangga.

"Wah masakan yang bikin jatuh cinta berkali-kali harganya berapa ya?" Dinan tidak lupa bagaimana Sandra menggodanya dengan kalimat 'makanan yang membuat jatuh cinta'.

"Lah orang yang jatuh cinta aja dibayar pake mahar ke KUA, apalagi masakan saya. Jelas harganya tinggi. Nggak bisa asal dilepas dengan tawaran murah."

Wortel mengesalkan! Kimmy yang sudah tidak sabaran mencomot potongan tersebut menggunakan tangan, ditaruh di sendok, baru disuap. Mangkoknya sudah hampir kosong. Sisa buncis dan ayam. Tidak mau kejadian wortel nakal terulang, Kimmy comot buncis dan ayam. Langsung suap ke mulut.

"Kalau saya bayar pakai mahar cincin dan seperangkat alat solat di KUA, apa saya dan Kimkim bisa memakan masakan kamu setiap hari?" Suara Dinan menarik perhatian Kimmy. Makan, Kimmy mau. Tapi dia tidak paham kata lain yang diucapkan papanya.

Kimmy memasang telinganya, penasaran apa yang diobrolkan papa dan Miss San. Mungkin ada makanan lagi. Dia mengangkat mangkok supnya, menguyup kuah sup yang lezat dari tepian mangkok. Matanya melirik Dinan, menunggui apa yang akan terjadi lagi. Dia tidak bisa melihat Miss San karena mangkok menghalangi pandangannya.

Sandra tertawa. Dinan mendengkus kecil. Kimmy segera menandaskan kuah supnya. Suasana makin cool dan Kimmy suka. Tawa itu pertanda orang dewasa bahagia kan?

"Bayaran kayak gitu belum tentu diterima semua orang, pak," kata Sandra usai tertawa. Dia merogoh ponsel di saku celananya, mengecek entah apa di situ. "Sudah cukup malam, saya pamit ya. Terima kasih untuk malam ini, pak."

A Note of KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang