ANOK 32

6.7K 1.1K 39
                                    

Sebelum geser ke bawah, baca info ini dulu ya...

Buku ANOK sudah siap DIJUAL!!
HAYOOO BELI SEGERA!

Hadiahnya stiker ucul yang pernah aku post di reel IG missbebeklucu dan noura.pop
Bisa buat dekor jurnal kamu tuh 😍

Fyi, edisi bertanda tangan cuma dikit. Yang mau ngoleksi bebek gemoy di halaman depan buku, pesan segera yes. Cek olshop langganan kamu atau langsung hubungi mizan store.

Harga buku A Note of Kim adalah... Rp.98.000

👏👏👏
Aye aye aye!!

Selamat membaca dan jaga terus kesehatan 😘

ANoK 32 dalam;
Bunda in My House

"Aku harus ke sini," gumam Viana. Matanya tidak lepas menatap antrian panjang mobil yang akan masuk lobi Pacific Place Mall. Bayu yang duduk di kursi pengemudi mengetatkan genggamannya pada kemudi, enggan berdebat lebih panjang.

Viana tidak lagi tahan berdiam dalam mobil. Terlalu lama waktu yang mobil mereka butuhkan agar tiba di lobi. Memang begini keramaian arus kendaraan masuk drop-off area mol tiap malam menjelang. Selain disebabkan jam pulang kantor, letak yang strategis antara perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, dan wahana bermain anak dalam mol menjadi alasan lain kepadatan arus lalu-lintas memasuki drop-off area.

"Aku turun di sini aja," kata Viana, gusar.

Pintu masih dalam kondisi terkunci. Bayu tidak terpengaruh menekan tombol unlock. Setengah memelas Viana berkata, "Bay, please."

"No. Aku drop kamu di lobi. Bukan di sini," tegas Bayu. Kepalanya sudah mumet. Pria mana yang sanggup mengantar istrinya sendiri ke tempat mantan, terburuknya mantan suami. Bayu takut, cemas, dan curiga. Semua pikiran buruk menumpuk. Yang coba dia tekankan hanya satu, hubungannya butuh saling support. Viana sudah mengambil sikap dengan jujur menyampaikan maksud kedatangannya ke sini. Maka di sini Bayu sekarang, mengantar Viana ke apartemen Dinan.

"Bay," lirih Viana. Masih berkeras ingin segera turun dan berlari ke pintu masuk yang masih dua puluh meter di depan sana.

"Diam dan duduk. Tunggu sampai kita tiba di lobi." Bayu akan bersikap tegas. Viana harus belajar menahan diri, meski Bayu paham gejolak dalam diri Viana. Istrinya merindukan Kimmy.

Tiga menit kemudian mobil Bayu masuk ke lobi. Viana mengecup pipi Bayu singkat setelah pintu sudah tidak terkunci. Perempuan itu melangkah terburu masuk ke dalam mol. Bayu mendesah, berharap keputusannya benar membiarkan Viana naik ke sana sendirian.

Liburan satu bulan ke Eropa sesuai rencana orangtua Viana memang menyenangkan. Tetapi tidak menggairahkan. Ada seorang gadis cilik yang selalu mengiangi malam-malamnya selama dua setengah tahun ini. Baru tiga bulan lalu, dia memperoleh kebaikan hati mantan suaminya untuk bertemu kembali dengan Kimmy. Viana merasakan luapan cinta tak terbendung. Dia memang ibu berengsek yang tega meninggalkan bayinya yang berumur enam bulan demi pria lain. Anggaplah semua tuduhan itu benar, lantas dia mau apa? Membenarkannya? Membantah tuduhan itu? Viana tidak peduli. Dia dan alasannya, hanya itu yang akan dia bawa sampai akhir hayat.

Dinan berlari kecil dari dapur apartemennya menuju pintu masuk saat bel berbunyi. Kimmy membuntuti, penasaran siapa tamu My House datang malam ini. Miss San? Om Novan? Om Handsome?

Hanya Dinan yang tahu siapa yang datang malam ini. Tadi pihak resepsionis sudah menghubungi ada tamu atas nama mantan istrinya datang. Dia mengizinkan Viana naik ke unitnya. Sejangka dia diam, menarik napas menguatkan diri bertemu si mantan. Oke, move on.

"Vi." Ekspresi Dinan membatu saat melihat wajah tamunya malam ini. Viana gugup, belum siap mental menemui Dinan, tekadnya yang memberanikan diri maju sampai di sini. Kadung rindu pada Kimmy.

"Bunda," panggil Kimmy dari balik paha papanya.

Viana melongok pada Kimmy. Gadis cilik itu masih berpipi kemerahan dan tersenyum lebar dengan polosnya. Andai dia besar sedikit dan paham situasi orangtuanya, barangkali senyuman itu hanya akan tersisa dalam kenangan.

"Hai, Kimmy," sapa Viana. Matanya mulai berasa memanas. Ingin sekali dia tarik Kimmy dalam pelukan, menciumi tiap jengkal wajah puterinya. Namun pesan Bayu berputar, mereka harus menghormati Dinan. Bersikap berlebihan di depan Dinan, bisa menyebabkan timbul kesan mereka berusaha merebut Kimmy. Viana harus menjaga sikapnya, diizinkan bertemu Kimmy saja sudah masuk mukjizat. Pria lain mungkin tidak selapang hati Dinan terhadap perempuan jahat sepertinya.

"Malam-malam ke sini?" Dinan tidak tahu maksud ucapannya menyindir, bertanya, atau hanya menyuarakan kebingungan. Seingatnya, dirinya dan Viana bukan dalam tahap saling berkunjung secara personal. Masih ada jarak terbentang. Dia tidak punya rencana mengikis jarak itu, mungkin belum bahkan untuk alasan Kimmy sekalipun.

"Aku ... eum, mau ketemu Kimmy. Itu aja," kata Viana gugup.

"Sendiri?"

"Ya."

Dinan inginnya mengusir Viana pergi. For the best enemy of the humans, Dinan pria dewasa yang tinggal bersama balita. Mengundang masuk perempuan berstatus mantan istri bisa menimbulkan skandal. Oke, mereka tinggal di apartemen, tidak banyak tukang rusuh yang akan grebek rumah tiap ibu-ibu gosip membahas tamu beda kelamin. Tapi mereka tinggal di Indonesia, ada norma yang harus dijalani sebagai warga negara. Belum lagi jika suami Viana tahu, Dinan tidak mau ambil risiko apapun.

"Bayu tahu kamu ke sini?" Tanya Dinan. Concern memang ke Bayu. Jangan sampai ada tudingan negatif bersarang padanya.

"Dia yang antar aku," jawab Viana. Matanya melirik Kimmy yang masih bergelayut di paha Dinan. Cemburu pada kedekatan Dinan dan Kimmy.

Bayu antar Viana ke apartemennya. Dinan tidak habis pikir. Bisa saja ada hal penting yang hendak Viana beritahu secara langsung. Jadi Dinan menggeser badannya, diikuti Kimmy, menyilakan Viana masuk ke dalam.

A Note of KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang