Follow IG missbebeklucu
"Papa buat Ana angry." Kedua tangan Kimmy berkacak di pinggang. Wajahnya dibuat seolah-olah kesal pada papanya.
"Kapan papa buat Ana angry?" Rasa-rasanya Ana yang selalu membuat Dinan marah. Bagaimana bisa putrinya berkata Ana marah padanya, dia yang semestinya marah ke Ana.
"Ana hengo no no papa. Ana angry."
Dinan termenung berusaha memahami perkataan bayinya. Hengo? Kata apa itu? Bathin Dinan kebingungan.
"Hengo?" Ulang Dinan.
"Hengo." Kimmy berkeras pada cara pengucapannya.
"Hengo? Hangout?" Tebak Dinan.
"Hengo."
"Iya, hangout. Ana mau hangout tapi papa larang jadi Ana marah ke papa." Dinan berusaha membuat hipotesis atas kalimat bayi Kimmy.
Kimmy diam. Kembali Dinan merasakan tenggorokannya kering. Percakapan ini berubah menjadi beban kasat mata di pundaknya. Seolah ada benteng besar menghalangi mereka. Seandainya dia tidak sendiri mengasuh Kimmy, mungkin dia bisa meminta saran pasangannya. Sayang, dia sendirian. Seluruh keputusan membesarkan Kimmy ditanggungnya. Lucunya dia selalu ingin berteriak frustasi mengeluarkan penat membayangkan bagaimana masa depan anaknya bersama papa minim pengetahuan sepertinya.
"Papa hengo. Ana hengo. Aku hengo," kata Kimmy tiba-tiba.
"Apa Kimmy mau hangout bersama papa?"
"Papa everyday hengo. Ana everyday hengo. Aku no no hengo."
Dinan membeku. Dia sadar sekarang. Anaknya sudah lama tidak dia bawa keluar flat.
Gimana gue bisa membesarkan anak gue? Dinan menepuk dahinya sendiri. Sadar akan kesalahannya.
"Papa setiap hari pergi bekerja, Kim. Papa bukan hangout," jelas Dinan dengan sabar.
"Be-ke-ja," Kimmy mengulang pelafalan kata yang baru kali ini dia dengar. Walau belum sepenuhnya fasih.
"Ya."
"Aku be-ke-ja. Boleh?" Pertanyaan polos Kimmy menghasilkan tawa Dinan.
Dinan menarik napas, menetralisir derunya sehabis tertawa. "Tentu, kamu boleh bekerja setelah kamu sudah lulus sekolah. Kimmy pergi ke sekolah dulu."
"Aku no sekolah, papa," kata Kimmy tanpa ekspresi berarti seolah ucapannya bukan kabar penting.
"Ya. Kimmy..." Benar, Dinan nyaris melupakan anaknya butuh pendidikan. Usia Kimmy memang belum mencapai usia wajib belajar namun dia memikirkan lingkungan sosial anak seusianya yang sulit diperoleh selama tinggal di apartemen.
"Kimmy mau sekolah?" Dinan mengigit daging dalam mulutnya. Merasa kelepasan berbicara.
"Mau." Kimmy mengangguk. Wajahnya tidak menunjukkan ketertarikan apapun terhadap tawaran papanya. Dan Dinan tersenyum miris.
"We need Ana to talk about your school," bisik Dinan lebih kepada dirinya sendiri.
"Aye aye aye!" Seru Kimmy sambil melempar badan gemuknya telentang kembali di kasur.
"Kimmy suka ide sekolah?" Dinan mulai mengira Kimmy tidak sepenuhnya masa bodoh terhadap sekolah. Namun perkiraannya terkikis oleh tanggapan spontan Kimmy.
"Sekolah yummy, papa?"
Dinan mengangguk asal sambil melempar pandangan ke langit-langit. "Mungkin sekolah yummy," gumamnya tidak serius. Dia ikut merebahkan punggungnya pada kasur berlapis seprei merah muda bermotif Hello Kitty.
"Papa sekolah suka?"
Ingatan semasa sekolah berputar di kepala Dinan. Masa-masa menyenangkan bermain dengan teman dan dijemput orangtuanya. Stop there, peringatan dalam pikiran Dinan. Momennya tidak tepat mengingat orangtua. Ujung-ujungnya dia akan membandingkan hidupnya semasa kanak-kanak dengan hidup Kimmy.
"Kamu akan menyukainya, Kim. Papa juga suka." Dinan membungkus Kimmy dengan selimut biru bergambar frozen yang bukan pasangan seprei. Dinan tidak akan mendebatkan hal sepele begini kepada Ana, selama Ana mau mengasuh Kimmy, sudah cukup. Lagipula ini sungguh-sungguh tipikal Ana.
"Aku sekolah suka, papa. Sekolah yummy. Papa yummy!" Berikutnya Kimmy berpura-pura menggigit pipi papanya. Dinan berpura-pura menjerit kesakitan dan membalas keusilan anaknya. Dinan menggigit balik pipi gembil bayinya yang menjerit kegirangan.
Kebahagiaan sesederhana ini, diam-diam Dinan ragukan akan bertahan berapa lama. Hanya butuh sedikit celah bagi Kimmy sadar kondisi mereka akan semakin rumit dan sangat amat sempit ruang temu antara papa dan anak.
###
Kasih tau aku sejak kapan kalian jatuh cinta sama Kimdut ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
A Note of Kim
General FictionRATE +5 Tokoh utamanya bayi gendut. Jangan baca kalo gak mau obesitas!! Dinan kembali pulang ke Jakarta setelah sembilan tahun bertahan di NY. Bersama balita gemuknya, duda muda ini berharap dapat memperbaiki hubungan dengan orangtuanya yang sempat...