ANOK 16

6.5K 1.4K 154
                                    

Aku baca komen kalian di bab sebelum ini. Lucu banget karena banyak yang jengkel dan sebel sama Dinan. Yet I appreciate. Aku pernah bilang, either you remember it or forget it, kalo Dinan sama kayak papa lain di seluruh dunia yang masih dan akan terus belajar menjadi papa yang baik. Karena menjadi papa yang baik itu membutuhkan banyak variabel, yes or yes? Papa perlu ngasih fasilitas, mastiin makanan anaknya tersedia, ada rumah yang nyaman, kasih sayang, perhatian, berperilaku sopan, dan lain-lainnya. Jadi, satu kali Dinan lalai adalah satu kesempatan dia buat belajar. Sama kayak aku, kamu, dan orang lain di seluruh dunia yang perlu memaknai kesalahan sebagai kesempatan dan pengingat diri bahwa kita as hooman harus selalu bebenah diri.

😂 Ada yang ngerasa Miss Bek pantas ganti nama jadi Bebek Teguh terus bikin acara Golden ways? Yang setuju, kasih aku 👍[jempol]

ANoK 16 dalam;
My House

Kepindahan Dinan ke kantor baru disertai perpindahan tempat tinggal. Dia setuju membeli unit apartemen milik adik ipar Yosep. Walau itu artinya dia menambah panjang daftar hutang di bank. Ah, lupakan urusan bank. Dia sendiri mendapat bayaran yang lebih tinggi di kantor barunya. Juga jarak yang dekat antara kantor dan apartemen memudahkannya mengunjungi Kimmy saat jam istirahat. Ide paling luar biasa dalam benaknya. Bahkan jika jarak itu harus dibayar nominal yang tinggi pula.

"Papa apa ada my house new?" Kimmy bertanya begitu mereka sampai di lobi apartemen.

"Papa ajak Kimmy ke apartemen baru. Kimmy suka tinggal di apartemen baru?" Kimmy mengangguk menanggapi Dinan. Dirinya tampak bersemangat. Dinan berharap dia betul paham mereka tidak lagi tinggal di Simprug, melainkan pindah ke SCBD. Waktu pertama kali tinggal di Simprug, Dinan butuh dua minggu meyakinkan Kimmy apartemen itu adalah rumah mereka dan flat di New York sudah diisi pemilik lain. Semoga kali ini akan lebih mudah.

Mereka naik ke lantai unit mereka berada. Kimmy sibuk membawa tas jinjing warna ungu yang sudah diisi barang-barang kebutuhannya. Dinan tidak tahu apa barang-barang yang dimasukan Kimmy ke dalam situ. Bayinya bebenah diam-diam, berusaha tidak diketahuinya.

Sampai di unit, Dinan sengaja meminta Kimmy masuk duluan. Membiarkan puterinya menjelajah tiap ruangan. Dinan menggunakan jasa design interior untuk merapikan unit ini. Terlalu mepet waktu yang tersedia untuknya menyiapkan furniture dan ornamen, lebih baik menyerahkan pada yang ahli.

Kimmy memeriksa dapur dan berdecak sebal karena kulkas dua pintu yang dia buka kosong. Beralih ke rak-rak kabinet bawah, sama kosongnya. Hanya ada alat-alat masak. Kemana semua makanan yang harusnya ada di dapur? Kimmy tidak menyukai dapur begini.

Beralih ke ruang tengah, Kimmy tersenyum lebar menemukan LED besar pada dinding. Wajahnya seolah berkata, 'PERFECT!'. Pindah ke kamar paling ujung yang menurutnya kamar si papa, Kimmy membuka satu per satu pintu walk in closet dan terpukau melihat jajaran pakaian papanya. Btw, Dinan is cool kid menurut Kimmy. Apalagi saat Dinan mengenakan office clothes, sebutan Kimmy untuk Armani suit yang dikenakan Dinan untuk kerja, that's unspokenly cool. Kamar mandi Dinan menyediakan jacuzzi, hasil dekor ulang pemilik sebelumnya. Kimmy memutar tuas bak besar itu dan sumringah melihat gelembung air yang dihasilkan. Dia tertawa dan menoleh pada Dinan yang mengikutinya sejak tadi.

"Do you love it?" Tanya Dinan.

"Yups!" Kimmy mencoba memberi acungan jempol yang berujung acungan telunjuk. Jari-jari gemuknya sungguh butuh latihan.

Dinan meraih tangan Kimmy dan mengajaknya ke ruangan lain, kamar Kimmy. Kamar yang menjadi concern utama yang menerima paling banyak tuntutan Dinan ke pihak design interior. Untuk Kimmy, harus yang terbaik.

"Your room!" Telapak tangan Dinan bergerak menyisir ruangan yang baru dibukanya. Bola mata Kimmy membesar, takjub akan suasana pastel yang sejuk. Rasa-rasanya ruangan ini mendapat sentuhan Ana. Ah, Kimmy merindukan Ana si galak.

A Note of KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang