ANOK 10 (Lanjutan)

6K 1.4K 54
                                    

Nemenin kamu yang nungguin malam Minggu, aku balik bareng Kimdut 🥳🥳

Selamat membaca wankawans!!

Perempuan yang memangku Kimmy berdiri, menyerahkan balita yang pulas dalam gendongannya kepada gadis yang lebih muda. Dinan keheranan, kenapa bukan dia yang diserahi puterinya.

"Saya ambil barang-barang Kimkim dulu ya pak," pamit perempuan itu dengan sopan. Namun Dinan melihat tatapan curiga yang ditujukan padanya secara tipis oleh perempuan itu. Jika sudah lupa sopan santun, Dinan ingin tertawa.

Tuduhan tersirat bahwa perempuan muda itu tidak mempercayai omongannya.

Sepeninggalnya perempuan itu, Dinan menatap puterinya yang masih lelap dalam gendongan gadis muda.

"Boleh saya saja yang gendong," pinta Dinan lembut.

Si gadis terperangah namun tetap memberikan Kimmy. Dinan mensyukuri ada satu kenangan yang bisa dia buat hari ini, menjemput bayinya di sekolah.

"Selamat siang, Mas Dinan.'' Perempuan lain datang dalam balutan office suit yang pas badan. Dinan mengenali perempuan baru datang. Namanya Velia, teman sekaligus perempuan yang tengah dekat dengan Novan. "Ini baru pulang kantor?'' Basa-basi Velia usai menjabat tangannya.

"Saya cuma ke sini pas jam istirahat. Mau jemput aja," aku Dinan.

"Mas, ini guru kelas Kimkim, Miss Sandra dan ini guru yang membantu Miss Sandra di kelas, Miss Arsee," kata Velia memperkenalkan dua perempuan tadi.

Dinan mengulas senyum tipis dan mengangguk pada kedua perempuan itu. "Saya sering dengar soal MissSan dan-"

"Miss Sandra," potong perempuan yang dikenalkan Velia sebagai Sandra, perempuan yang memangku Kimmy penuh sayang.

"Maaf. Miss Sandra dan Miss Arsee. Kimmy sering cerita dia dipanggil Kimkim di kelas," kata Dinan merasa tidak enak hati sudah salah menyebut nama Sandra. Mau bagaimana lagi, selama ini Kimmy selalu menyebutnya Miss San dalam cerita-ceritanya.

"Wah, seru tuh kalo Kimkim sudah banyak cerita di rumah. Boleh di sharing ke Miss Sandra dan Miss Arsee di kelas," celetuk Velia bersemangat.

Dinan melirik Sandra sebelum membalas, "mungkin lain kali saya bisa ngobrol banyak dengan Miss Sandra. Saya pamit ya mbak, Miss Sandra, Miss Arsee. Terima kasih."

"Sama-sama, pak!" Kata ketiga perempuan itu.

Tidak ada lagi yang mau Dinan ucapkan, dia memutar badannya. Sepersekian detik, pantulan wajah perempuan menatapnya melalui pintu kaca lobi. Sandra menatap kepergian Dinan dan Kimmy dan Dinan mengetahuinya.

***

Kimmy terbangun ketika mobil melaju keluar area sekolah. Matanya mengerjap, memutari semua arah dan berhenti pada sosok papanya. Dinan mengelus rambut Kimmy yang terbaring di pangkuannya.

"Papa ada apa?" Tanya Kimmy tidak beranjak dari tidurnya.

"Papa jemput Kimmy," jawab Dinan.

"Aye aye aye, aku jemput papa."

Dinan menggeleng sambil tersenyum. "Kimmy dijemput papa."

"Aku di..." Kimmy diam.

"Kenapa?"

"Papa!" Kimmy melompat dan berdiri di kursi penumpang belakang. Kepalanya bergerak liar ke kanan-kiri.

"Ada apa? Mencari apa?"

"My cake nggak ada!" Kedua tangan Kimmy menekuk di sisi badan dan bergerak naik-turun.

"Kue Kimmy ada. Itu di kursi samping Pak Yadi."

"Wah, ada my cake, ada my balloon, ada my bag, ada my bottler," kata Kimmy mendikte semua barang-barangnya.

"Ada, Kim," kata Yadi merasa geli akan sikap Kimmy.

"Papa nggak kerrrja?" Kimmy kembali duduk di kursi sebelah Dinan. Menyilangkan kakinya, meniru gaya Novan yang baginya cool kids.

"Papa kerja, sekarang masih istirahat. Setelah antar Kimmy, papa kembali ke kantor."

"Papa kerrrja ya. Daddy Luth kerrrja, Luth happy." Wajah Kimkim menyendu.

"Daddy Luth kerja agar bisa mendapat uang untuk membeli kebutuhan Luth dan mommy Luth. Papa bekerja agar bisa membeli kebutuhan Kimmy dan papa," terang Dinan.

"Luth ada daddy. Mommy Luth ada daddy," kata Kimmy datar.

Dinan menangkap pesan tipis yang coba dikirim puterinya. Kimmy iri, suara bathin Dinan. Tangan kanannya menepuk puncak kepala Kimmy lalu berkata, "Kimmy ada papa, papa ada Kimmy. We have each others. Is it cool?"

"YES!!!" teriak Kimmy bahagia. Balita gemuk itu menubruk badan Dinan dan mengalungkan tangannya pada leher Dinan. Tanpa ragu, Dinan membalas perbuatan Kimmy.

"I love you," bisik Dinan. Dia tahu akan datang saat dimana Kimmy menyadari kondisi keluarga mereka yang tidak sempurna. Jika memang ini waktunya, doa Dinan hanya satu. Kuatkan puteriku.

Yadi yang menjadi penonton drama keluarga melalui spion tengah, sengaja memiringkan kepalanya untuk menyeka genangan pada ujung matanya. Malu mengakui dirinya mengasihani Kimmy. Dia mungkin baru mengenal keluarga ini namun semudah itu dia menyayangi Kimmy, bayi yang entah bagaimana selalu bisa membuat pengasuhnya mengundurkan diri.

###

A Note of KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang