ANOK 10

6.2K 1.4K 56
                                    

Ada yang udah nungguin aku? Ngacung ☝️

Aku tau kok aku emang gampang bikin kangen 😜

Kamu jangan lupa follow IG missbebeklucu dan noura.pop buat dapat kabar terbaru Kimdut ya. Dengan kekuatan tahu bulat, aku persembahkan...

NoK 10 dalam;
Kim's bucket

Semalam Dinan dan Kimmy menerima video call dari Ana. Banyak cerita yang selalu dibagikan Kimmy jika berhadapan Ana walau mereka terbatasi jarak ribuan mil. Memang dia yang tinggal bersama Kimmy namun terkadang ada hal-hal yang hanya ingin Kimmy ceritakan jika ada Ana. Misalkan malam tadi, Kimmy menceritakan soal bucket over the head.

Baik Ana maupun Dinan tidak paham apa makna ember di atas kepala, sampai Kimmy mendetailkan pengalamannya siang tadi di sekolah.

"If you wake up, your bucket is full. But everytime you angry, you sad, you not happy, you say bad words, one drop water inside your bucket gone. One bad thing, one drop water gone. You have no power to play, no one to be your friends because you not good. That's why you have to be good. Give smiling, say hello, inside voice, not cry-cry like a baby, say sorry, criss-cross apple-sauce, listen to parents and teachers, don't hit your friends," jelas Kimmy dengan wajah antusias. Menyenangkan membagi pengetahuan yang didapat di sekolah, kira-kira begitu gambaran ekspresi Kimmy yang jauh dari kata datar.

Dinan melirik raut wajah Ana yang sepenuhnya termangu lalu tersenyum bangga. Kimmy yang mereka kenal bulan lalu mungkin dengan anak di hadapan mereka kini seperti dua orang yang berbeda. Jelas perubahan Kimmy berdampak positif. Meski satu-dua hal jelek mengiringi perubahan semacam sikap membantah masih berlaku tapi Kimmy lebih bisa berinisiatif.

Siang ini, Dinan ingin mencoba melihat langsung bagaimana Kimmy selama di sekolah. Bersusah payah keluar kantor di jam setengah dua belas, tetap saja kemacetan menghalangi Dinan melaksanakan satu aktivitas kecil nan berharga, menjemput bayi gemuknya dari sekolah.

Ini kali pertama Dinan melihat sendiri bangunan sekolah Kimmy yang lebih tampak seperti rumah. Jajaran mobil menyesaki parkiran dan jalur penjemputan macet oleh deretan mobil. Di luar gerbang, antrian mobil yang hendak menjemput siswa mengular membuat pihak sekuriti harus mengatur mobil-mobil parkir di lahan kosong yang berada di seberang.

"Yad, saya turun sini. Kamu parkir saja. Nanti kalo sudah selesai jemput Kimmy, saya telepon kamu," kata Dinan yang berinisiatif keluar mobil yang bahkan baru berjarak kurang dari satu meter dari gerbang masuk.

"Ya, pak."

Menemukan pelataran lobi yang ramai oleh siswa membawa balon dan souvenir ulang tahun, Dinan bisa membuat kesimpulan ada acara pesta. Semula dia khawatir mencari keberadaan Kimmy di antara jejalan orang beragam usia. Kekhawatirannya lenyap ketika dia membuka pintu lobi sekolah. Sosok yang dicarinya duduk di pangkuan seorang yang asing.

Puterinya mau duduk di pangkuan orang lain, sungguh suatu yang tidak biasa.

Saking terperangah oleh kedekatan Kimmy dan perempuan yang duduk pada sofa merah yang berada di lobi, Dinan hanya sanggup menganggukan kepalanya alih-alih menyapa. Dia memilih duduk pada sofa seberang tempat si perempuan dan puterinya. Melihat seragam yang dikenakan perempuan itu, Dinan menduganya sebagai salah satu guru di sini.

"Kak, mama Luth kasih kita ayam penyet." Seorang gadis muda datang menghampiri si perempuan.

"Ambilin gue yang dadanya ya," balas perempuan yang dipanggil 'kak' tersebut.

Dinan diam menikmati suara si perempuan yang menurutnya tidak lembut juga tidak cempreng. Apa baiknya mendeskripsikan suara yang terasa pas di telingamu? Renyah?

"Udah disimpanin kak Elfin," jawabnya. Gadis muda itu melirik Kimmy lalu berkata, "Kimkim belum dijemput?''

Ah, nickname itu! Akhirnya Dinan mendengar menggunakan telinganya sendiri bahwa nama kecil itu memang eksis menempeli puterinya di sekolah.

"Iya, nggak tau mana yang jemput Kimkim," jawab si perempuan sambil memutar kepalanya ke arah lobi.

Saat itu Dinan baru menyadari kesalahannya. Mestinya dia langsung mengenalkan dirinya sebagai papa Kimmy, bukannya duduk tanpa basa-basi. Berjalan kikuk, Dinan mendekati dua perempuan yang mengenakan seragam sama.

"Saya yang jemput Kimkim," kata Dinan canggung.

Kedua perempuan itu mengalihkan pandangan pada Dinan dan saling lirik selama sekian detik. Dinan yang merasa tidak nyaman hanya bisa menyunggingkan senyum tidak enak hati.

###

Selamat beraktivitas...

A Note of KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang